HAPPY READING
***
"Oke anak-anak, silahkan masuk satu persatu ke dalam mobil,"Suruh pak Roger kepada semua siswa dan siswi kelas XII. Semua murid pun satu persatu masuk ke dalam bus kelasnya.
Nathan mengedarkan pandangannya dan menemukan Rembulan hendak masuk ke dalam bus kelasnya.
"Rembulan,"Panggil Nathan dan berjalan menghampiri Rembulan.
"Eh Nathan, kenapa?,"Ujar Rembulan sembari menampakkan senyum manisnya.
"Tumben lu kaga manggil gua bubu,"Ujar Nathan
"Thania mana?,"Lanjut Nathan.
"Thania kan ikut lomba,"Ujar Rembulan dan berjalan masuk ke dalam bus kelasnya.
"Nggak jelas tuh anak,"Ujar Nathan.
Nathan berjalan menuju motor miliknya yang tengah ia parkir di pinggir jalan.
"Nathan, Nathan,"Panggil pak Roger yang tak sengaja melihat Nathan.
"Apa?,"Tanya Nathan.
"Kamu mau kemana?, kamu mau kabur hah?, nggak mau ikut kemah?,"
"Suudzon aja lu,"
"Terus kamu mau kemana?, ini sudah mau berangkat,"
"Bapak sama yang lain jalan aja duluan, entar gue nyusul,"Suruh Nathan.
"Kamu berani perintah bapak?,"
"Bacot lu,"Ujar Nathan yang mulai kesal dengan pak Roger.
"Astagfirullahaladzim kamu ini berdosa banget,"Ujar pak Roger sembari mengelus-elus dadanya.
"Berdosa?, gue nggak berdosa, lu itu yang berdosa,"
"Kamu jangan solimi,"
"Solimi, solimi bapak lu tuh solimi,"Ujar Nathan dan mengegas motornya menuju kediaman Thania.
***
Tok tok tok
Nathan mengetuk pintu rumah Thania dengan cukup keras. Perlahan pintu terbuka menampakkan sosok Thania yang mengenakan pakaian rumahan.
"Sederhana, tapi cantik,"Ujar Nathan.
"Kamu mau ngapain kesini?,"Tanya Thania.
"Lu kenapa nggak ikut kemah?, ganti baju cepet, gua tungguin,"Suruh Nathan. Namun tiba-tiba pandangannya teralihkan kepada sosok pria yang tengah duduk di sofa rumah milik Thania, lengkap dengan peralatan kotak P3K yang berada di sampingnya.
"Ngapain dia disini?,"Tanya Nathan dengan wajah datarnya.
"Em tadi aku kete--,"
"Gue duluan, lu bareng dia aja,"Belum selesai Thania berbicara, Nathan langsung memotong ucapannya begitu saja dan berjalan meninggalkan kediaman Thania.
Di sisi lain, Arga yang melihat kepergian Nathan hanya diam membisu. Ia tak tau harus berbuat apa. Apalagi dia baru saja keluar dari rumah sakit pagi ini dan tubuhnya masih terasa agak sakit.
"Sorry,"Ujar Arga benar-benar merasa bersalah.
"Kenapa?, nggak papa kok,"Thania kemudian mendudukkan bokongnya tepat di samping Arga dan kembali mengobatinya. Tadi, saat dari mengantarkan kunci cafe Matahari, Thania tak sengaja melihat Arga tengah merintih kesakitan di dekat pertigaan komplek rumahnya. Jadi Thania memutuskan untuk mengajak Arga ke rumahnya untuk menganti perban di tangannya yang sedikit berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANIA
Teen Fiction📍AKAN DI REVISI SETELAH TAMAT📍 [SLOW UPDATE] dont copy my story!