19.AMNESIA

65 30 47
                                    

HAPPY READING

***

Nathan membuka matanya secara perlahan. Rasa sakit mendera kepala hingga punggungnya. Ia merasa jika bergerak sedikit saja semua tulang-tulangnya seperti akan rontok. Ia menatap lurus ke depan menatap langit-langit putih dan beberapa pasang mata melihatnya khawatir. Ia mengedarkan pandangannya. Heran melihat orang-orang yang tengah menatapnya. Pandangan terhenti kepada Thania yang sedang menangis menatapnya tepat di sampingnya. Ia menatap Thania tak suka.

"Pergi!"Perintah Nathan, entah kenapa dia merasa kesal saat melihat wajah Thania.

"Nath?"Thania menggenggam tangan Nathan, namun Nathan langsung saja menepisnya.

"KELUAR!"Bentak Nathan membuat beberapa pasang mata di ruangan itu kaget melihat Nathan yang tiba-tiba berteriak.

"Nath, kamu lagi sakit jadi jangan banyak tingkah,"Ujar Rembulan.

Tak lama kemudian dokter datang untuk melakukan pemeriksaan lanjut dan menanyakan beberapa hal. Setelah itu dokter keluar dari ruangan dan sembari di ikuti oleh Arga di belakangnya.

"Orang tua kalian kemana?"Tanya dokter itu, informasi ini harus di ketahui terlebih dahulu oleh orang tuanya.

"Lagi di luar negeri dok, mereka lagi ga sempet,"Ujar Arga berbohong. Ia tidak mungkin memberitahu dokter bahwa orang tuanya sama sekali tidak mempedulikan Nathan. Mau Nathan meninggal sekalian pun, mereka mungkin tidak akan mempedulikannya.

"Saya harus menyampaikan ini langsung kepada orang tua kalian, kamu tolong hubungi,"Suruh dokter itu. Arga pun mengambil ponsel di sakunya dan menghubungi orang tuanya.

tet tet tett

"Hallo?"

"Papa lagi dimana?,"

"Papa lagi sibuk mau meeting, ada apa?"

"Dokter mau bicara sama papa,"

tet tet tett

"Pah?"Arga menatap dokter dan menggeleng memberi pertanda bahwa ayahnya sedang tidak bisa berbicara dengannya.

"Mama kamu?"Tanya dokter itu.

"Bentar dok saya coba,"Ujar Arga kemudian mencari kontak Sarah dan menghubunginya.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, coba hubungi beberapa saat lagi.

Arga berdecak kesal karena operator yang menjawabnya. Ia mengulang berkali-kali namun tetap saja operator yang menjawabnya.

Arga memasukkan telpon genggamnya ke dalam sakunya dan berjalan menghampiri dokter yang tengah menunggunya.

"Mereka lagi sibuk dok,"Ujar Arga.

"Ya sudah, kamu ikut ke ruangan saya sekarang,"Ujar dokter itu kemudian berjalan menuju ruangannya di susul oleh Arga di belakangnya.

Sekarang mereka berdua sudah berada di ruangan bernuansa putih itu. Arga duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan itu sembari menunggu dokter yang tengah sibuk mencari sesuatu di tumpukan kertas yang berada di mejanya.

Setelah dokter itu mendapatkan lembaran kertas yang ia cari. Ia kemudian ikut duduk di kursi depan Arga dan menunjukkan kertas itu kepada Arga.

Arga menautkan alisnya bingung."Ini apa dok?"Tanya Arga.

"Kamu baca aja sendiri,"Suruh dokter itu.

Arga kaget membaca isi dari kertas itu. Separah inikah dampaknya?

NATHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang