Bab 2

2.4K 246 4
                                    

MISSING HAPPINESS


Flashback on

Tiga orang laki-laki duduk bersimpuh di depan peti yang dihiasi bunga-bunga lily. Seorang anak paling muda terlihat paling terpukul diantara yang lainnya. Iya menahan sesak di dadanya dengan menggepalkan kedua tangannya. Menarik nafasnya seakan berat menahan segala pedih di hatinya. Ia merasa dunianya seakan runtuh dan hancur melihat ibunya terbujur kaku didalam peti.

Menjijikan dasar menjijikan

Amarah Sasuke ditahan agar tidak meluap. Ia teringat ketika tiba di rumah mencari ibunya, namun Sasuke melihat ayahnya sedang berpelukan dengan seorang wanita bersurai merah. Wanita nampak sedang mengalungkan kedua tangan pada Fugaku. Melihat wanita itu Sasuke langsung mencap nya sebagai jalang yang memakai baju kekurangan bahan.

Sorot mata penuh kebencian Sasuke tertuju pada ayahnya. Bisa-bisanya bermesraan dengan wanita di rumah nya, padahal ibunya telah berjuang di ruangan operasi karena kritis. Mikoto tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit karena mengalami over dosis obat depresi. Sasuke tidak tau kalau ibunya menahan kehidupan yang menyakitkan sendirian. Ibunya selalu menampakan wajah hangat dan penuh kasih sayang. Namun kenyataannya? ibunya selama ini tersiksa. Dan selalu menutupi kelakuan becat ayahnya.

Ekor mata Fugaku tiba-tiba melihat sosok Sasuke berada di depan pintu. Seketika tubuh Fugaku menegang.

"Sasuke, ini t-tidak seperti—" Fugaku ingin menjelaskan apa yang dilihat sasuke, kemudian ia melepas tangan Mei terumi yang berada di pundaknya.

"yang kupikirkan?" Sasuke memotong ucapan ayahnya.

"Tak perlu menjelaskan apa-apa. Bersenang-senanglah dengan wanita mu itu" mata sasuke mengarah kepada wanita yang juga terlihat kaget karena tertangkap basah. Selanjtnya sasuke meninggalkan kedua orang itu.


BLAM


Pintu rumah itu tertutup dengan kerasnya hingga menggema di dalam Masion.

"Sudah kubilang kan Mei, hubungan kita sudah berakhir semenjak aku menikah dengan Mikoto" penjelasan Fugaku dengan nampak wajah frustasi, ia mengusap wajahnya dengan kasar sambil menghela nafas.

"Tapi aku masih mencintaimu, Fugaku" ungkapan Mei terumi, mantan kekasih Fugaku saat kuliah. Sebelum fugaku menikah ia memang memiliki kekasih. Namun hubungan mereka berakhir karena Fugaku dijodohkan. Walaupun awal pernikahan Fugaku dan Mikoto dingin. Namun perasaan Fugaku berubah semenjak Mikoto melahirkan putra pertama mereka, Itachi. Fugaku sudah jatuh pada Mikoto dan berusaha mencintai istrinya.

Satu tahun terakhir ini Mei terumi kembali mengusik kehidupan keluarga Uchiha. Sering menggoda Fugaku ntah itu mendatangi kantor Fugaku setiap hari.


........


"Kaasan, tolong sadarlah demi aku, itachi" sambil memegang tangan dingin ibunya, sasuke memohon agar ibunya membuka matanya. Sasuke melihat sudut mata ibunya mengeluarkan cairan bening dengan mata yang masih terpejam. Dan itu membuat hati Sasuke seakan dihujam seribu jarum.

Namun seketika sebuah monitor berbunyi. Menunjukkan garis lurus.

TIIIIIIIIIIIIT

"KASAAAN!"

"hah hah hah" nafas sasuke tersenggal senggal dengan keringat dingin membasahi wajahnya. Mimpi itu mimpi buruk yang selama ini selalu menghantuinya.

...

Dilain tempat, seorang gadis memandang kota Tokyo dipinggir balkon apartmenennya. Surai indigo melambai-lambai tertiup angin malam pagi buta. Ntah kenapa ia selalu memikirkan bos nya yang tampak dingin. Walaupun terkadang kesal, tapi Hinata sedikit khawatir dengan bos nya yang memiliki sorot mata yang kosong. Hinata merasa kasihan dan sedikit peduli. Ingat itu hanya sedikit. Hinata juga bingung ntah kenapa perasaan peduli itu muncul.

"aku akan mengubahmu" gumam Hinata dengan sorot mata masih menghadap kearah kerlap kerlip kota Tokyo yang indah.











........

"Pagi, Uchiha san." Hinata tersenyum pada sasuke yang baru datang ke kantor. Mendengar sapaan tersebut sasuke berhenti sejenak dan hanya melirik ke arah hinata, berlalu melanjutkan langkah kakinya masuk ke ruangan.


"Aish apa-apaan tadi itu? Respon yg menyebalkan" sasuke sukses membuat kesal hinata pagi ini. Diusap wajahnya frustasi dan menghentak-hentakan kakinya.

Hinata tidak kehabisan akal, ia akan berusaha mengubah manusia es itu.

Tok tok

Sasuke yang tengah sibuk memeriksa beberapa berkas, diganggu dengan suara ketokan pintu.

"Masuk" perintah sasuke menyuruh siapa orang yang telah mengusik waktunya.

Seorang wanita masuk ke ruangan dengan membawa secangkir kopi. Dengan senyum mengembang hinata menuju meja kerja sasuke.

"Uchiha san, saya membawakan kopi untuk anda" ucap hinata dengan tetap mempertahankan senyum manisnya. Sasuke yang merasa bingung dengan kelakuan sekertarisnya itu hanya melihat datar ke arah hinata.

"Aku tidak minta kopi" setelah mengucapkan itu, sasuke kembali fokus ke berkasnya. Hinata yang merasa diabaikan kembali bersuara.

"Ehem, k-kopi ini untuk merilekskan fikiran anda uchiha-san." Mendengar itu sasuke menaikkan satu alisnya sebagai tanda apa maksud hinata.

"Kembali ke ruanganmu!" perintah sasuke menaikan oktaf suaranya

"T-tapi anda harus mencobanya" hinata yang sedikit gugup karena dibentak sasuke. Mencoba maju meletakkan kopi diatas meja. Namun karena hinata grogi tiba-tiba dia tersantung kakinya sendiri.

Byur

Kopi tersebut sukses mendarat ke pakaian Sasuke.

"Arghh, Panasssss" teriak sasuke sontak berdiri dan mengibas bagian dadanya yang tertumpah kopi panas. Hinata yang melihat itu langsung panik akan tingkah bodohnya. Ia maju mendekat ke arah sasuke dan meniup-niup bagian dada sasuke dan membantu menibas-ibas agar rasa panas kopi itu hilang.

Jarak Sasuke dan hinata hanya beberapa senti saja yang menciptakan kedekatan yang sangat intim. Tiba tiba, "Apa yang kalian lakukan?" suara seseorang didepan pintu ruangan sasuke. Sontak membuat hinata dan sasuke melihat ke arah orang tersebut.








TBC

Hai reader, semoga kalian suka dengan cerita pertamaku ya..

butuh saran dan kritik kalian, bisa komen dibawah ya

Jangan lupa vote dan share juga ke teman-teman kalian yang suka pair sasuhinaa

Byee..

Missing Happiness (REVISI)-SASUHINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang