Bab 17

1.5K 213 13
                                    

MISSING HAPPINESS





Ruang kerja terlihat sepi, beberapa lampu bahkan nyaris mati. Di sana, seorang gadis terlihat sedang sibuk membereskan meja kerjanya. Mengenakan mantel berwarna coklat tua, hendak pergi, memasukkan ponsel ke dalam sakunya. Barang-barangnya di atas meja pun di masukkan ke dalam tasnya.

Sudut mata gadis itu melirik pergelangan tangannya, pukul 21.00. Padahal jam kantor selesai pukul 17.00. Hinata menghembuskan nafasnya lelah, malam ini ia baru selesai dengan pekerjaannya. Mengambil lembur lagi, karena ada beberapa laporan yang dibutuhkan besok pagi sekali.


Minggu-minggu ini pekerjaannya memang sangat banyak. Mengecek kembali invoice yang di revisi oleh Sasuke dan beberapa laporan keuangan yang minta diubah. Bahkan ada beberapa schedule Sasuke yang berubah karena proyek baru yang meminta diselesaikan lebih dulu. Hal itu membuat Hinata harus melobby beberapa orang kembali untuk pengaturan jadwal baru.


Hal yang semakin membuat pekerjaannya berat adalah aktifitasnya terganggu karena Sasuke sering kali memanggil dirinya untuk datang ke ruangannya. Sebuah perintah yang terkesan tak wajar. Meminta Hinata menyiapkan camilan setiap 3 jam sekali, memintanya menemani makan siang, dan yang membuat Hinata kesal adalah ia disuruh memijat pundak bosnya karena kelelahan. Astaga padahal spa di luar sana masih buka. Kenapa tidak ke sana saja?


Semua kegiatan yang aneh itu dulu enggan dilakukan oleh pria itu. Namun kini?


'Ada apa dengan, Uchiha Sasuke?' Batin Hinata.

Apa karena percakapan mereka saat di pesta tunangan Presedir?

'Astaga, kenapa sekarang ia memikirkan pria itu?' Hinata menggelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan pikirannya yang semakin liar.

Hinata memutuskan untuk pulang. Gadis itu berjalan dari ruang kerjanya, masuk ke dalam lift. Ketika pintu terbuka, hanya terlihat ruang kosong, malam ini lift terlihat lenggang, hanya ada dirinya sendiri di sana.


Ting


Suara pintu lift terbuka lagi, Hinata keluar dari ruangan berbentuk persegi tersebut. Berjalan ke arah lobby yang juga sudah sepi. Hanya ada security berdiri di depan pintu.


Pelan tapi pasti langkah kaki gadis itu terus berjalan hingga mencapai pintu keluar. Matanya dapat melihat butiran air turun dari langit. Rintik hujan.


Sialnya karena cuaca tak menentu, Hinata tak membawa payung. Gadis itu kembali melihat arlojinya. Malam makin larut. Wanita itu mengeratkan mantelnya, hembusan angin malam bercampur hujan, membuat suasana makin menggigil.



Tidak ingin pulang lebih larut lagi, Hinata berniat meminjam payung di meja resepsionis, barang kali ada karyawan yang membawa payung lebih, atau ada yang bisa dipinjami.


Gadis itu hendak kembali, melawan arah. Namun suara dari arah belakang membuatnya terkejut.





Ctakkk








Byarr






Betapa kagetnya Hinata ketika membawa tubuhnya berbalik arah. Di sana, seseorang tepat di belakangnya, tengah membukakan sebuah payung berwarna kuning di atas kepalanya.


Seketika gadis itu terhipnotis dengan sorot mata hitam sehitam malam. Seorang pria mengenakan stelan jas berwarna abu tua, dilapisi mantel hitam panjang selutut, membungkus tubuhnya.


Missing Happiness (REVISI)-SASUHINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang