MISSING HAPPINESS
🌼💚🌼
Seorang gadis berpakaian rapi, dengan stelan baju olahraga, berjalan menuruni anak tangga satu per satu hingga ia sampai pada lantai dasar.
Gadis itu hendak melewati ruang keluarga menuju garasi rumahnya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat ayahnya duduk di sofa di depan ruang TV. Melihat pria paruh baya yang terlihat asyik membaca halaman berita di dalam tablet elektronik.
"Tousan!" Panggil gadis itu mendekati ayahnya. Sontak membuat pria yang dipanggil pun menoleh ke sumber suara.
Terlihat anak perempuannya sudah berpakaian rapi, dengan rambut yang dikuncir tinggi.
"Mau kemana?" Tanya pria paruh baya tersebut, yang tak lain adalah Hyuga Hiashi."Ingin berkeliling, mencari udara segar." Ucap Hinata yang tersenyum pada ayahnya.
"Hn, hati-hati!" Ucap pria paruh baya tersebut, memberi jeda, kemudian kembali bersuara. "Acara pertunangannya, 4 hari lagi. Kau juga harus membantu Neji mempersiapkannya." Lanjut Hiashi.
Hinata menganggukan kepalanya, "Baiklah Tousan aku mengerti, kalau begitu aku pamit. Jaa." Ucap Hinata kemudian mengecup pipi tirus milik ayahnya yang semakin menua.
Gadis itu lalu pergi meninggalkan ruang keluarga, membiarkan sang ayah yang kembali pada kesibukkannya.
"Nona Hinata, sepeda nya sudah siap." Ucap seorang maid yang umurnya pertengahan 30 tahun.
Hinata menjawab dengan anggukan kepala. Kemudian berjalan ke arah sepeda gunungnya yang berwarna serasi dengan baju yang ia kenakan. Kombinasi putih dan ada beberapa garis strip berwarna ungu muda, warna kesukaannya.
Hinata mengecek rem sepeda yang nampak berfungsi dengan baik, ban sepeda yang sudah terisi angin penuh. Petualangannya mengelilingi kota Suna sepertinya akan menyenangkan menggunakan sepeda kayuh ini. Menghirup udara yang masih segar, jauh dari polusi kendaraan yang mungkin sedikit tercemar sudah berganti siang hari.Keluar dari rumah yang memiliki gerbang besar berbahan kayu. Gadis itu mulai memacu kayuh sepeda, lambat laun menjadi cepat, sesekali tersenyum mengingat kembali masa kecilnya. Menikmati hidup yang diisi dengan bermain, bermain dan bermain. Sepertinya nanti ia harus mampir ke tempat favoritnya, danau belakang sekolah.
Menyusuri tiap jengkal kota Suna, melewati jalan berkerikil hingga jalan beraspal. Sepeda nya ia kayuh berbelok ke sebrang jalan.
Hingga terdengar decitan suara ban bergesekkan dengan aspal, cukup nyaring.
Sontak membuatnya terkejut."Aw ittai!" Keluh Hinata, merasakan tubuhnya tersungkur pada jalanan beraspal. Hinata terjatuh dari atas sepeda yang ia kendarai. Tubuhnya masih terduduk di atas aspal, mengecek siku tangannya hingga lutut.-syukurlah tak ada lecet ditubuhnya. Batin gadis itu bersuara.
Gadis bersurai indigo itu memicingkan matanya pada mobil yang 'kurang ajar' menabraknya. Digulung ujung jaket nya hingga siku. Hinata menunggu sang pengendara keluar dari mobilnya, namun hingga beberapa menit ia tersungkur di atas aspal, tak ada niatan baik dari sang penabrak yang menolongnya. Hinata berusaha berdiri, "Aw aw.." rintihan Hinata kembali terdengar ketika pergelangan kaki kirinya terkilir.
Hinata menahan rasa sakit di kakinya, gadis itu berusaha menggeret kaki nya berjalan ke arah mobil hitam yang terdiam di sisi jalan.
Tok
Tok
Hinata mengetuk kaca mobil, cukup keras dan tak sabar.
Tok
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Happiness (REVISI)-SASUHINA
Romance[REVISI] Pair Sasuhina Seorang pria yang dingin dan datar. Cahaya dalam hidupnya seakan telah lama menghilang. Ia tak tau mengapa? "aku akan mengubahmu" ucap wanita bersurai indigo yang memiliki mata bulan berwarna keunguan. Hingga ia bertemu dengan...