Bab 20

1.4K 176 16
                                    

MISSING HAPPINESS


🌼💚🌼



Mobil BMW X6 berwarna hitam, bergerak laju membelah jalanan yang terlihat lenggang. Tepi jalan pun tak terlihat orang-orang berlalu lalang. Bahkan nyaris sepi.

Dari kejauhan nampak seorang pria tengah fokus mengemudi mobilnya. Matanya bergerilya mengamati jalan. Dengan pikiran bercampur aduk. Kepingan-kepingan cerita dalam hidupnya, mulai terekam kembali di dalam isi kepala. Mengingat kalimat yang meluncur dari bibir orang-orang yang bersinggungan dengannya.

Ia tak kan kembali, ia akan meninggalkan mu
(Itachi)

Aku tak kan melepaskannya
(Hinata)

Jika kau kehilangan orang seperti itu, kamu akan menyesal selamanya
(Hinata)

Jika kau tak ingin kehilangannya, selamanya lagi
(Hinata)

Hingga tanpa sadar mobilnya keluar di perbatasan kota. Ya, tinggal melewati dua kota lagi, ia akan sampai pada tempat tujuannya.

Pria itu kembali berfikir,

Apa ia memang melakukan kesalahan?

Apa sang wanita merasa risih karena perlakuannya?

Ah ia memang tak pandai dalam mengungkapkan rasa

Isi otaknya berperang dengan sendirinya. Ntahlah, yang terpenting sekarang ia mencari keberadaan sang wanita terlebih dahulu.


....


Di tempat lain, terlihat sebuah rumah bergaya tradisional Jepang yang dipadu-padankan dengan gaya modern. Bahkan jika di lihat bangunan itu memiliki kesan megah. Wajar saja, karena sang pemilik rumah memiliki hobi mencampur adukan budaya secara global.

Terbiasa hidup di luar negeri tak menjadikan keluarganya, lupa akan tempat kelahiran mereka sendiri. Hyuga adalah salah satu klan kuno yang masih eksis di jaman sekarang. Eksis yang dimaksud, yaitu mempertahankan tata krama budaya yang mereka miliki.


Kini, terlihat sebuah keluarga yang tak lengkap sedang duduk bersama. Keabsenan seorang ibu mengharuskan sang ayah berusaha mewujudkan keluarga yang penuh kehangatan. Seorang kepala rumah tangga duduk kursi di bagian utara, sebelah kanannya ada anak pertama, Hyuga Neji. Sebelah Neji, ada Hinata. Dan sebelah Hinata ada Hanabi.

Makhluk yang berbeda gender dan usia itu, berada di ruang makan. Menikmati sarapan pagi yang cukup di bilang kepagian, jam 6 pagi. Padahal biasanya anak-anak Hyuga akan mulai membuka matanya pukul 6 atau lebih. Namun kini mereka tengah duduk rapi di meja makan. Sarapan dengan keadaan hening, karena tak seorang pun yang di perbolehkan bicara sambil menikmati makanan mereka. Salah satu aturan keluarga Hyuga, yang masih keluarga ini terapkan.

Seorang gadis bersurai indigo, menggeser piring kosongnya ke depan. Sebagai tanda ia tengah menyelesaikan acara sarapannya.

"Aku sudah selesai." Ucap Hinata, "Terima kasih makanannya." Suara gesekan kaki kursi dan lantai terdengar.

"Duduklah dulu, Hinata." Ucap Ayahnya, Hiashi yang masih ingin mengobrol dengan anak-anaknya. Ketika acara sarapan pagi mereka sudah selesai.

Missing Happiness (REVISI)-SASUHINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang