MISSING HAPPINESS
💚🌼💚
Musim panas,
Bangunan tinggi yang berada di distrik kota, dengan langit biru begitu indah memanjakan mata. Cuaca yang tak menentu, sangat sulit di prediksi. Kadang siang begitu panas dan malam tiba-tiba diguyur hujan.Pagi ini, kota Tokyo nampak cerah, berbeda dengan kemarin malam, hujan lumayan deras menyelimuti hingga badai. Cahaya matahari diam-diam mulai menyebar masuk ke sebuah ruangan, mencari celah dari sudut-sudut jendela yang tertutup gorden. Di dalam ruangan yang serba ungu kombinasi putih. Tepatnya di atas ranjang, terlihat gundukan selimut putih, seseorang tengah bersembunyi dari cahaya matahari yang masuk ke dalam kamarnya.
Tubuhnya bergerak menyamankan diri seakan ingin bergelung dengan mimpi. Seseorang dibalik sana sengaja tak kunjung bangun, pagi ini. Ya, hari minggu. Waktunya, ia menikmati hidup, melepas lelah setelah seminggu bekerja.
Namun sialnya, dewi fortuna memang tak berpihak padanya. Sebuah deringan telpon memekakkan telinga, berbunyi terus menerus padahal sang gadis berusaha mengabaikannya, namun deringan telpon itu tak kunjung berhenti. Gadis itu menutup kepalanya menggunakan bantal, berharap dapat meredam suara.
'Ayolah ini masih pagi, siapa sih yang kurang kerjaan menelponnya, sepagi ini.' Batin sang gadis yang berada di dalam selimut.
Dengan kesal, akhirnya wanita itu mengulurkan tangannya meraih ponsel di atas nakas. Dengan tubuh yang masih menempel di atas ranjang. Gaya gravitasi di hari minggu begitu kuat, hingga tubuh sang gadis enggan beranjak satu inchi pun dari ranjang.
Sang gadis menekan tombol hijau, "Hallo?" Suara itu terdengar malas setelah panggilan tersebut tersambung.
'Astaga Neechan, Kau mati suri?.' Protes seseorang yang berada di sebrang telpon.
Neechan?
Suara cempreng ini? Ah Hinata hafal dengan suara ini.
"Tck, kau berisik sekali Hanabi. Ada apa pagi-pagi begini menganggu ku?" Tanya Hinata kesal.
'Sungguh tak sabaran,' gerutu Hanabi memberikan jeda, kemudian kembali bersuara, 'Dua minggu lagi aku dan Tousan kembali ke Jepang, Tousan menyuruh mu untuk menyusul kami ke Suna.' Jelas Hanabi.
"Kenapa aku harus menyusul? Aku sibuk." Tanya Hinata
'Hey Neechan, kau memang anak durhaka, apa kau tak merindukanku dan Tousan?!' Sahut Hanabi. 'Jika tak pulang, Sekalian aja tak pulang selamanya.'
"Apa-apaan kau ini, wajar jika aku tak pulang, aku sibuk." Sahut Hinata tak terima. Apa adiknya berniat mengusirnya?
'Makanya pulanglah, jika kau tak mau itu terjadi.' Ucap Hanabi kemudian langsung menutup telponnya.
Perjalanan yang panjang membuat Hinata malas untuk pulang ke Suna. Butuh waktu 5 jam jika menggunakan mobil.
Hinata menghembuskan nafasnya lelah. Karena rasa kantuknya sudah hilang. Ia akhirnya memutuskan beranjak pergi ke kamar mandi.
.
.
.
.
MISSING HAPPINESS
.
.
.
.Setelah membersihkan diri, Hinata memutuskan pergi ke mini market, membeli beberapa bahan makanan. Mengenakan kaos berwarna lavender dipadukan jeans hitam. Rambutnya yang panjang ia kuncir seperti kuda poni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Happiness (REVISI)-SASUHINA
Romance[REVISI] Pair Sasuhina Seorang pria yang dingin dan datar. Cahaya dalam hidupnya seakan telah lama menghilang. Ia tak tau mengapa? "aku akan mengubahmu" ucap wanita bersurai indigo yang memiliki mata bulan berwarna keunguan. Hingga ia bertemu dengan...