Berpisah ?

2.6K 354 30
                                    

────────────────────────
⃟ ⃟ ━ೋ๑-Grey and Pink-๑ೋ━ ⃟ ⃟
❀✧Happy Reading✧❀
────────────────────────

. . .

---➤ Sekolah kesayangannya Renjun mengadakan kegiatan pensi. Organisasi osis yang akhir - akhir sibuk ini ternyata sedang mempersiapkan pensi. Ini adalah waktu yang ditunggu oleh semua murid karena selama kegiatan pensi, bebas tanpa pelajaran.

"Kelas kita mau tampil apaan woe?!" seru Ryujin sang ketua kelas.

Semua menatap Renjun yang sedang melamun menopang dagu. Haechan menyenggol tangan Renjun sehingga kepala Renjun menghantam meja. "Sakit anjng."

Renjun mengusap dagunya lalu menatap seisi kelas yang menatapnya. Tatapan Renjun langsung beralih ke Ryujin yang berada didepan kelas. "Bazeng, jangan gue mulu anjir. Mana ndadak lagi."

"Cuman lo yang bisa kita andalin."

Renjun berpikir sejenak. "Oke, tampil gak ngapa-ngapain selama 24 jam, kan?"

Renjun digaplok sama Yangyang yang duduk dibangku belakangnya Renjun. “Joget tiktook.”

“Bagus tuh!”

“Joget aja, gue yakin langsung dapat awards masuk ke grammy sekalian.”

“Tiiktok tros!”

“Temennya Felix anak ips, harus main tikktok.”

Renjun gebrak meja. “Kalian pantas disebut bangsat.”

"Bangsat!" sahut Haechan.

Renjun berdiri, nendang mejanya terus keluar dari kelas. Jangan lupa dengan babu- maksudnya Haechan yang mengikutinya dari belakang. Mereka berdua memang tidak bisa dipisahkan karena sudah berada di satu jiwa. Makanya sama - sama gak ada akhlak.

·

Renjun nendang - nendang angin kesel sedangkan Haechan sibuk menyisir rambutnya kebelakang ala seme cool. Ini mereka di koridor belakang sekolah. Sepi banget. Semua pada nonton adik kelas yang lagi pensi dilapangan.

Mata Renjun menatap dua orang yang dia kenal didepannya- Jaemin dan Jeno. Dia segera berlari menuju ke arah Jaemin. Menubruk tubuh Jaemin lalu memeluk leher Jaemin terus melompat dan melingkarkan kakinya dipinggang Jaemin. Satu lagi, kecupan pagi untuk Jaemin juga.

"Pagi." Renjun memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Jaemin tertawa kecil, dia mengeratkan kaki Renjun agar tidak terjatuh. "Pagi, sayang." Jaemin membalas kecupan Renjun.

"Mata gue jadi berdosa." kata Jeno sambil menutup matanya.

"Mata lo emang penuh dosa, bego." Haechan dateng - dateng gaplok kepalanya si Jeno. Emang cokcok— jancok jancok.

"Mau aku gendong gak?" tanya Jeno dengan tangannya merangkul Haechan.

"Gue yakin lo bakal nubruk - nubruk, tulang lo remuk, tubuh lo ambruk."

Haechan bersedekap kesal. Haechan itu jarang kesel. Dimarahin aja pringas - pringis kayak gundul pringis tidak berdosa. Pokoknya gak pernah kesel. Tapi semenjak Jeno dateng, oh sindrom tanpa kesal milik Haechan, seketika hilang.

Jeno cuman senyum aja deh. Tau kan senyum Jeno tuh kek apa? Bikin ambyar ajg. Apapun perasaan yang dirasakan Jeno, dia selalu tersenyum. Memang jinjja daebak yorobun.

"Kalian mau kemana?" tanya Renjun sambil ngulum permen lolipop yang baru aja dikasih Jaemin.

"Ke ruang tata usaha."

grey & pink (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang