10. Cemburu

2.5K 386 24
                                    

Vote dan komen menjadi pertimbangan untuk kelangsungan book ini

¤¤¤¤¤¤¤






CHAPTER 10





"Untuk berapa orang?"

"Dua, aku dan istriku,"

Usai menggesek kartu, Kim Taehyung menggandeng tanganku masuk bus besar itu. Tas ransel miliknya aku yang bawa di punggung, sedangkan koper kecil dan paperbag besarku dia yang menjinjing.

Oleh karena masih menerapkan social distancing, setiap kursi harus dikosongkan satu baris. Aku duduk di baris ketiga dari depan didekat jendela. Aku sempat menelan ludah saat melihat tubuh depan Kim Taehyung yang sibuk menaruh tas diatas kursi. Kemeja hitam yang dikenakannya sedikit keluar dari lintasan ikat pinggang. Jeans biru muda itu nampak ketat membungkus pahanya. Membuat tonjolan besar lebih terlihat di depan zippernya.

Aish. Kenapa aku jadi mengingat bentuknya sih? Mengerikan, tahu?

Dua orang menyusul naik dan duduk di belakang kami. Namun aku masih bisa menangkap perbincangan mereka. Sepertinya mereka juga sepasang suami istri.

"Yeobo, setelah tiba di Seoul kita harus ke hospital mengecek kondisi bayi kita,"

"Tidak apa-apa, kandunganku sudah 5 bulan. Dokter bilang itu sudah kuat,"

"Meskipun begitu, aku tetap khawatir. Calon bayi kita harus lahir sehat. Aku minta maaf tak punya uang lebih untuk naik pesawat. Setelah pekerjaanku bagus, aku bahkan ingin membelikan mobil untuk kau dan bayi kita,"

"Kau harus berjanji ya? Pantatku pegal setiap minggu harus duduk di bus selama 4 jam menemanimu menjual assesoris,"

Aku melirik Taehyung, lelaki itu masih sibuk membereskan paperbag berisi baju oleh-oleh dari Yoo In Na.

Seumur hidup aku tak pernah pergi keluar kota sejauh ini. Pergi sekolahpun jalan kaki demi menghemat ongkos, membiarkan Yena naik bus karena uang sakunya lebih banyak. Betapa sulitnya ingin naik transportasi. Tapi sejak pacaran dengan Kai, aku sering diantar naik motor bagusnya.

Kini aku bahkan bisa naik pesawat namun karena terlalu trauma dan takut sehingga tetap ngotot naik bus. Tiket yang dipesan malah akan hangus percuma, sementara ada orang yang sangat membutuhkannya.

Sialan sekali aku ini.


"Kalian akan ke Seoul? Aku sudah membeli dua kursi pesawat namun belum memberikan dataku. Jika kalian mau, bisa kuhubungi temanku untuk mengurusnya. Keberangkatannya masih satu jam lagi."

"Benarkah? Anda serius?"

"Hm. Perjalanan 4 jam dalam bus bisa dihemat menjadi 45 menit. Istri anda bisa lebih nyaman,"

"Tapi...tapi...ini bukan video prank? Dimana kameranya disembunyikan?"

"Jika anda tidak mau, itu bukan kerugianku. Sepuluh menit lagi bus ini akan berangkat. Segera buat keputusan,"

"Mau! Aku mau, Tuan tampan! Yeobo, kenapa kau ini? Aku mengenalnya, beliau ini Tuan Kim pemilik pabrik tempat ibuku bekerja,"

"Ha? Benarkah? Benarkah? Ya Tuhan, aku sudah sepuluh tahun tidak naik pesawat. Rasanya tentu sudah lupa. Terima kasih, Tuan Kim...terima kasih...atas nama istriku dan calon bayi kami.."

"Tapi kenapa anda malah naik bus?"

"Hm? Mungkin...yah. Aku ingin tahu bagaimana rasa pantat pegal itu ,"

Saat bus mulai bergerak, kulihat suami istri itu sudah dijemput sebuah mobil yang ditelepon Taehyung.

Sisi lain yang baru kuketahui darinya. Ternyata dia sangat menghafal orang-orang yang berhubungan keluarga dengan para pekerjanya. Mencengangkan! Jauh terbalik denganku yang tidak bisa membedakan idol-idol Kpop dari grup mana dan siapa nama mereka.

PERAHU TERBANG (Taekook AU_GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang