Vote dan komen anda untuk penyemangat. Sungguh sulit mengembalikan mood ide cerita hingga jadi molor bin melar gini kayak karet sempakBodo amat ya, toh seminggu sekali update sudah lumayan teratur
Setuju?
********
CHAPTER 22
Catatan harian Jang Nara sudah kubaca sejak lama namun tak pernah kutanyakan ayah karena takut.
Eonnie sudah tak kuat lagi menahan penyakitnya. Malam itu aku hanya mampu memeluknya saat sudah sulit bernafas.
"Bae Soo....anak kita itu...beri dia nama Jungkook...."
"Shin Young, jangan seperti ini. Kau harus bertahan, aku sudah berusaha mengumpulkan uang untuk mengobatimu."
"Aku harus pergi.....menikahlah...dengan Nara...."
"Tidak, jangan menyerah yeobo.."
Namun cinta memang tak bisa dipaksakan. Aku hanya bisa mencintai sepihak. Bae Soo oppa hanya mencintai kakakku saja. Sampai kapanpun karena penyesalan tak mampu mengobati penyakitnya.
Inti yang kusimpulkan dari catatan yang cukup tebal itu adalah Bibi Nara mengurusku sangat baik, melakukan pekerjaan sebagai bibi sekaligus pengurus rumah tangga. Dua tahun ia menyiapkan makanan untuk ayahku, melakukan semua dengan harapan perasaannya terbalas. Namun ketika suatu hari ayah membawa seorang wanita ke rumah, saat itu Bibi Nara memutuskan untuk pergi dengan membawaku serta. Itu setelah mendengar ayah berkata sedih,
"Maaf aku harus menikahinya, Nara. Dia hamil anakku.."
Hal itu akan menjadi berita baik seandainya wanita yang hamil itu bukan Cha Mu Ryeong. Wanita yang merupakan mantan sahabat masa sekolahnya. Sahabat yang membencinya setengah mati dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
******
Ayahku hanya terduduk lesu.
"Lalu apa masalahmu sekarang? Jika kau pikir bisa menghancurkan pernikahan kami, itu sudah terlambat 21 tahun! Dan Jungkook, apa dengan mengetahui Nara mencintai ayahmu maka semua akan kembali seperti dulu? Wanita itu bahkan sudah jadi bangkai seperti ibumu!" Ketus wanita itu sinis.
"Cukup, Ryeong." Gumam ayah.
"Kenapa? Kau kira omong kosong ini membuatku tersudut?" Serunya makin menantang.
"Kook ah. Appa memang....salah tidak bisa membalas perasaan Nara. Tapi eommamu benar, semua sudah lama berlalu. Apalagi ia segera mendapatkan kekasih dengan cepat,"
Aku mendecih.
"Iya, sudah berlalu tapi kenangan buruknya akan menghantuiku seumur hidup! Jika aku tak dianggap sebagai anak, itu tak masalah. Tapi, jika akupun harus dicelakai dan diberi trauma tanpa mengerti apa salahku...maka itu perlu kuminta pertanggungjawaban." Aku menatap sinis meskipun mataku berkaca-kaca.
"Alasan appa untuk melindungiku dari ancaman wanita predator ini sangatlah bodoh. Entah apa dosamu di masa lalu, kau mungkin ditakdirkan hidup selalu dalam penyesalan. Nara imo mencintaimu tapi kau justru memilih wanita psikopat ini dan mencurahkan perhatianmu pada anak yang bukan darah dagingmu!"Ibu tiriku itu berdiri dengan mata melotot nyaris meloncat.
"Kau! Kurang ajar sekali mulutmu menuduh hal segila itu! Anak sialan! Kau sama saja gilanya dengan bibimu yang putus asa itu!"
"Jangan membentakku, Wanita parasit! Aku sudah tahu dari Kai bahwa Yena itu anak Tuan Park! Bahkan, Park Jimin sudah memberitahu pada Yena bahwa dia adalah kakak kandung Yena tapi Yena berpura-pura tak tahu, berlagak terus menjadi putri Jeon! Tapi apa gunanya kau kembali mencelakaiku? Apakah kau takut mengetahui aku bertemu empat mata dengan ayahku di rumah pemakaman? Ah! Dulu kondisinya juga begitu, bukan? Sehari sebelum penyekapan itu, aku diajak appa berjalan-jalan membeli tas sekolah baru. Lalu malamnya kalian bertengkar hebat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERAHU TERBANG (Taekook AU_GS)
FanfictionAku tidak seperti yang mereka pikir. Mendapatkanmu adalah pintu keluar dari penderitaanku