25. Perahuku Terbang

3.6K 381 104
                                    


Halooo,

Ini chapter akhir. Mohon tanggapannya agar lebih mengoreksi di book baru nanti

HAP






♡♡♡♡♡♡♡






LAST CHAPTER






Appa ternyata kembali ke rumah ibunya yang juga nenekku. Awal perkenalan ayah dan ibuku memang sebagai tetangga satu kampung. Ibuku itu tiga tahun lebih tua dari ayahku. Pindah ke Seoul bekerja di perusahaan Kim dan berhasil mengkredit rumah. Setelah memiliki rumah, tepat usai menikah dengan ayahku ternyata dokter memvonisnya sakit kanker rahim. Ibuku berhenti bekerja dan digantikan Nara yang baru lulus kuliah.

Menyedihkan juga, ibu rela hamil demi membuktikan cintanya pada ayah.

Keluarga dari ayahku masih ada nenek, adik ayah dan dua anaknya. Sedangkan dari keluarga ibuku tidak ada siapapun. Rumah nenek sudah lama dijual sejak kematian beruntun itu.

Kami hanya lima hari di Jeju menemani ayah bertemu nenek sekaligus memperkenalkan Kim Taehyung sebagai cucu menantu. Sialnya ibu Yena memang melarang nenek menghadiri pernikahanku dengan alasan acara yang tak begitu penting. Katanya kelak pernikahan Yena nenek akan dijemput langsung. Benar-benar manusia yang berani melangkahi kehendak Tuhan.

Namun selama 5 hari itu, banyak yang dilakukan Kim Taehyung untuk membantu ayahku. Membangun kedai soju yang baru dengan cepat karena rumah nenek memiliki halaman luas. Hanya kedai sederhana terbuat dari terpal saja namun antusias warga daerah itu cukup baik. Yah, semoga saja ayah cepat bangkit dari keterpurukannya. Mungkin aku belum sepenuhnya memaafkan ayah tapi aku juga tidak bisa membencinya.

Kim Taehyung sekali lagi menunjukkan bahwa kehadirannya harus bermanfaat untuk keluargaku. Bahwa ia sangat serius ingin membina rumah tangga denganku. Jika aku sudah dekat dengan keluarganya maka diapun ingin dekat dengan keluargaku. Sekalipun aku belum pernah bertemu mereka seumur hidupku.

"Segera setelah kasus laporan Mu Ryeong diproses, bolehkah appa menemuimu lagi?"

"Memangnya appa tidak takut dengan mahluk loteng sepertiku?"

"Kook ah, loteng itu sebenarnya benteng untukmu. Jika kau tidak mendekam disana, Yena akan memukulimu sepanjang waktu."

"Dulu aku bisa saja menghajarnya sampai mati, tapi aku bukan psikopat."

"Appa harus berterima kasih dengan Hyunbin. Dia sudah membuatmu sekeras baja."

"Aku tak mau mengingat itu lagi, kepalan tanganku bisa memar lagi menghantam pohon,"

"Oh. Rupanya pohon itu bukan tumbuh bungkuk,"

Ya. Pohon akasia di belakang rumahku tempat pelampiasan setiap kali emosiku memuncak ingin menghajar Yena.


Kembali ke Seoul Jackson langsung membawa kami ke perkebunan. Pekerjaan awal bulan memang selalu menumpuk. Apalagi waktunya terpakai ke Jeju tanpa perencanaan membuatku merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Pekerjaan bisa ditunda tapi tali kekeluargaan tidak bisa putus."

Taehyung menepuk bahuku santai.
"Lagipula Jisoo hanya ingin memberitahukan sesuatu padaku."

"Mwo? Suaminya tak bisa tertawa lagi?"

Kuda.

Aku terperanjat menatap dua ekor kuda putih bintik hitam berdiri gagah di halaman villa perkebunan. Jadi Taehyung benar-benar mewujudkan perkataannya dulu saat melamarku.

PERAHU TERBANG (Taekook AU_GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang