Ga ada orang ya? *celingukan*
Ceritanya ngebosenin ya?
🙄■■■■■
CHAPTER 2
Kurang lebih seminggu lagi aku akan menikah. Hebat sekali skenario sang pencipta. 6 tahun menunggu Kim Jongin justru menikah dengan Kim Taehyung yang selama ini berada satu wilayah denganku.
Malam tiba-tiba dia mengajukan lamaran yang bagiku terasa aneh, namun mampu memercikkan rasa senang orang tuaku.
Kim Taehyung itu dulu kukenal dari Kai waktu kami diantarnya sekolah naik mobil fortuner. Orangnya pendiam, kaku dan terkesan dingin. Taehyung lulusan Oxford dan langsung mengambil alih perusahaan ayahnya yang selama 10 tahun dipegang sang paman. Waktu itu Jisoo dan Chaewon masih kuliah.
Oleh karena Kai sering mengajakku belajar bersama di rumahnya, maka aku juga sering bertemu Taehyung. Bahkan dialah yang mengajakku ikut mengantar Kai ke bandara untuk terbang ke Manhattan. Tangisku saat itu terasa jelek sekali, seperti orang kelaparan. Setelah itu Taehyung tak pernah terlihat lagi di sekitarku.
"Aku tak tahu akan begini jadinya. Maafkan aku, Kook..." Kai menggenggam tanganku erat.
"Kau harus bahagia, Kook. Semua derita yang kau rasakan atas perlakuan keluargamu harus terhapus. Bukankah itu yang kau ingin selama ini? Mencari alasan tepat untuk lepas dari mereka?"
"Kai, aku tak mau membahasnya lagi,"
"Tapi aku bersyukur hyungku orang yang baik meski kadang menyebalkan."
Ya. Kau itu kesayangan ibumu. Dengan wanita manapun kau berpacaran, aku yakin ibumu takkan rela melepasmu.
"Sudah selesai wawancaranya? Jam kantorku masuk dua jam lagi, kita belum ke apartemen," Kim Taehyung muncul dari toilet sambil merapikan jas abunya.
"Hyung, aku hanya ingin curhat dengannya,"
"Ya, selamanya seperti itu. Kalian hanya tempat saling curhat. Ayo pergi, Kookie."
Kai menaikkan alis. Mungkin ia heran sejak kapan hyungnya memanggilku Kookie? Nama macam apa seimut itu?
Sejak malam melamarku dia mengajakku bicara di halaman rumah. Duduk di kursi panjang memandangi kandang ayam.
"Kau akan jadi istriku, supaya lebih nyaman panggil aku nampyon dan aku memanggilmu Kookie. Jalurku dan Kai tidak boleh sama," aturnya kala itu santai.
"Tapi aku tidak mencintaimu,"
"Apa Kai mencintaimu? Tidak. Dia hanya menyukaimu. Pernah dengar pepatah 'Lebih baik pria yang menginginkan wanita daripada wanita yang menginginkan pria'?. Martabat dan harga diri wanita dijunjung dari prosentase perasaan pria padanya."
"Lalu ahjus... "
"Panggil aku nampyon."
"Aish....kau mencintaiku? Pernikahan ini sangat tiba-tiba seperti game bagimu,"
"Sudah kukatakan, aku lelaki 32 tahun. Ketika lelaki mapan berusia sebanyak itu ingin berkeluarga, apakah perlu mencari-cari cinta dan menjalin lagi dari awal? Kookie, aku sudah mengenalmu maka aku menyukaimu kemudian menginginkanmu. Setelah menikah aku akan mencintaimu. Itu proses yang kususun,"
"Kenapa aku tak boleh menolak?"
"Semacam ekosistem. Pikirkan seandainya kau kembali pada kehidupan seperti biasanya. Kau bekerja lagi, mencari lelaki saat usiamu sudah 24 dengan tujuan menikah. Sama saja akhirnya bukan? Sedangkan yang kau butuhkan adalah tempat untuk pergi dari Jeon Bae Soo yang gila soju dan Jeon Mu Ryeong yang terobsesi hanya pada putri kandungnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERAHU TERBANG (Taekook AU_GS)
FanficAku tidak seperti yang mereka pikir. Mendapatkanmu adalah pintu keluar dari penderitaanku