15. Midnight Conversations

199 25 8
                                    

Setiap orang memiliki waktu favoritnya sendiri. Tidak perduli meski waktunya tidak terdengar normal. Namun, itulah manusia. Penuh dengan hal-hal unik dalam diri mereka yang merupakan makhluk paling sempurna diantara makhluk hidup lainnya.

Seperti kebanyakan orang normal lainnya, Casie juga menyukai jam-jam tertentu. Semisal saat tengah malam menjelang pukul satu pagi hari. Ketika angin menyentuh kulitnya dan merasakan dingin menusuk tulang.

"Kau tidak pernah berubah," kata Harry sebelum pria itu pergi ke dapurnya.

Kemudian, Casie menjawabnya dengan santai. "Beberapa hal memang tidak akan berubah."

Selagi menanti Harry kembali ke balkon untuk menemaninya, Casie kembali melihat pemandangan yang tersaji. Kamar apartement sederhana milik Harry terletak di lantai teratas gedung. Membuat Casie bisa melihat jelas pemandangan Manhattan pada malam hari.

Manhattan tidak pernah tertidur. Itulah yang selalu Casie pikirkan setiap kali teringat dengan Manhattan. Dan Casie mulai merasa bosan dengan keadaan hectic-nya.

"Apa yang kau pikirkan?" Harry membawa dua gelas berisi coklat hangat. "Kau seperti sedang memiliki rencana buruk."

"Uh, buruk?"

Harry mengangkat bahunya, melirik pada Casie lewat sudut matanya. "Yeah, seperti saat kau sedang merencanakan mengakuisi beberapa perusahaan."

Pada saat itu juga Casie nyaris tersedak coklat hangat yang tengah dia minum.

"Aku tidak tahu kau memperhatikanku," gumamnya rendah.

"Maaf."

"Yeah. Tidak masalah. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan kekasihmu?"

Harry melirik sekilas pada Casie, menghela nafas perlahan. Namun ketika mendapati Casie yang tidak bergeming, ia tahu inilah kekalahan dirinya. Casie tidak perlu bertanya atau mengatakan apapun lagi dan Harry sudah akan menjawabnya.

"Aku memiliki kekasih sejak sebelum kita menikah. Dia Angel, lalu setelah kita menikah, aku mulai melupakannya tapi kau mengandung. Sejujurnya, aku masih belum siap saat itu, aku masih terlalu bingung dan akhirnya kembali bersama Angel.

"Tapi setelah kejadian itu ... aku merasa ada yang kurang. Saat bercerai, aku pikir aku akan baik-baik saja, tapi ternyata tidak. Kau mungkin tidak akan pernah memaafkanku, terlebih karena aku salah satu faktor dia belum sempat melihat dunia. Tapi aku sungguh memohon padamu untuk memberiku kesempatan kedua, aku ingin memulai semuanya kembali."

Ada keheningan yang begitu tebal. Hingga Harry merasa keheningan tersebut bisa dipotong oleh pisau. Dan dimalam yang dingin ini, Harry merasa seluruh pori-porinya mengeluarkan keringat.

"Jadi selama ini ... aku yang merusak hubunganmu dan perempuan itu?"

"Casie ...."

"Tidak, Harry. Aku tidak menyukai ini, aku tidak ingin menjadi pengganggu untuk yang kedua kalinya. Hubunganmu dengan perempua itu juga belum jelas, 'kan? Aku akan pergi."

"Casie, tunggu. Apa kau tidak mendengarnya? Aku membutuhkanmu, Casie. Aku terlambat menyadarinya untuk itulah aku ingin kau memberiku kesempatan kedua, aku mohon."

Casie menarik nafasnya. Menaruh mug di atas meja kecil kemudian beranjak, memeluk singkat Harry kemudian mengecup pipinya. "Selesaikan dulu dengannya Harry, jika kau memang tidak bisa maka tidak masalah. Aku tidak akan memaksa agar kau bersamaku."

Dan begitulah Casie akhirnya pergi, meninggalkan Harry yang terdiam kaku. Namun dengan senyum tipis juga tujuan yang semakin jelas.

•••••

Own Me Again |Harry Styles|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang