flashback chapter [2]

1.5K 249 8
                                    

————☆ ————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












————☆ ————




"ih abang jangan diancurin itunya, aku capek tau" kata calista saat abangnya menghancurkan plastisin yang katanya sudah ia bentuk susah payah menjadi seekor kura-kura— padahal oge bentuk aslina cuma tempurung doang yang keliatan.

"kura-kura apaan? bola bekel ini mah." jawab mingyu meledek yang saat itu sedang berumur 7 tahun.

"awas weh sia, mamahhhh abang bandell!" teriak calista mengadu ke mama nya yang sedang masak didapur.

"assalamualaikum! papa pulang!" pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki gagah mengenakan baju loreng dan baret di kepalanya.


"widih papa bawa pesawat ga?" mingyu mengeluarkan suara setelah memberi salam pada papanya.

"pesawat naon bang?" jawab papanya bingung.

"pesawat telepon, YHAAAAA!"

ini kalau ada dika disini, pasti dia nyaut;
"naon sih anjing?"

"meuni bodoh pisan ieu aku punya anak sulung, ma!" papa teriak sambil ketawa ke mama.

"bikinnya dadakan sih, kaya tahu bulet." ledek papa.

"hah? papa bawa tahu bulet? caca mauuuuu." calista menghambur ke pelukan papa nya.

"ga bawa tahu bulet, bawanya kue balok nih. panggil yedam sama hyunsuk juga sana, bang. kita makan bareng." kata papa sambil meletakkan plastik beserta kue balok di meja makan.




————☆ ————






indah.

menurut arsenio mingyu, tidak ada yang lebih indah dari sekedar keluarga kalian berkumpul lengkap. saling melempar candaan masing-masing dan tertawa.

semua hal indah yang mingyu alami mulai pudar ketika ia umur 10 tahun, ayahnya dikabarkan gugur di ketika sedang menjalankan tugas.

semua runtuh,
hidup mingyu terasa berhenti,
ia tidak tahu kemana arah hidupnya kini,
kehilangan sosok paling kuat dikeluarga bukan hal yang mudah.

mingyu sempat ingin menyusul ayahnya. tapi seperkian menit setelah berpikir seperti itu, ia ingat bahwa mulai saat itu dia tidak hanya menjaga dirinya sendiri. ia punya mama dan adik perempuan yang harus ia jaga. lantas, kalau mingyu pergi perempuan hebat itu siapa yang menjaga?


sekarang, kejadian itu berulang pada hidupnya.
mingyu kehilangan keindahannya yang kedua kali.
kehilangan sosok hebat dalam hidupnya yang kedua kali. dan runtuh untuk yang kedua kali.

"ca! jangan lari-lari, pelan pelan aja. atuh nanti juga nyampe da."

"ih caca buru-buru, abang jangan ikut lari. caca mau nyusul papa tu di depan. abang disini dulu sama mama."

"loh? abang ikut lah?"

"ga boleh. caca marah nih?"

"jangan nakal ya kalau udah sama papa."

"iyaa, udah ya bang. keburu jauh papanya. dadah!"





deg.





lagi-lagi mingyu mingyu mimpi sosok adiknya. tanpa ia rasa, satu tetes air mata turun dari pelupuk matanya. ia beranjak dari ranjang menuju kamar mama nya, disana tertidur dengan pulas seorang perempuan cantik berusia sekitar 42 tahun.

"ma, mama kalau pergi ajak mingyu ya. kita pergi nya barengan aja."

mingyu mengusap lembut kening mamanya sambil menangis tanpa suara.

"gyu kangen caca, ma."

"gyu kangen papa."

𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫, 𝐣𝐚𝐤𝐞. [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang