arseniomingyu
3,245 likes.
arseniomingyu bocil banyak gayacalistanad gue open pp endorse jangan lupa endorse gue ya🥰
jakeesh cantik banget bang kayanya, pacar siapa tuh?
itsjay gamain main si jeki nyari cewe
ddokyeomm kalo gaada pawang mah gua culik adek lo gyu
aksariosunghoon manis bang wkwkwk
tap to read more comments
"sunghoon siapa?" tanya calista ke mingyu saat mereka mampir diwarung kaki lima untuk mampir makan kupat tahu.
"adek tingkat gua." jawab mingyu yang disusul anggukan paham oleh calista.
"lelaki yang di idam idamkan satu fakultas tuh, ca." lanjut mingyu.
"kapten basket, aktif organisasi, pinter, public speaking mantep, tapi sayang jomblo." mingyu masih melanjutkan omongannya perihal sunghoon.
"terus? maksut lo gue harus salto sambil bilang siap bang jago? gitu?" kata calista.
"ya engga, ngasih tau aja. barangkali oleng dari jake."
"heem mana sempat, heem keburu telat." bukan calista yang jawab, tapi mingyu.
mingyu sudah hafal betul jawaban calista kalau ia dikasih tau tentang teman teman mingyu yang kadang menurutnya lebih tampan dari kekasihnya— tapi entah kenapa tidak pernah selintas satu pikiran pun untuk calista berpaling dari jake.
"tuh tau." kata calista santai.
"mau ke dokter wonu lagi kapan? biar gua bisa atur waktu." tanya mingyu.
"besok kali ya? tapi takut jake tiba-tiba ke rumah, dia kan bocahnya kadang kalau gabut langsung trobos ke rumah, bang."
"alesan aja lu besok izin pergi kemana kek sama gua, gitu."
"kemana ya?"
"ya kemana kek."
"ya kemana blog?"
"dua tiga korek kuping, mana aku tahu anjing."
———— ✼ ————
"susah banget dia, won. diajak kemari. pacaran terus." kata mingyu ke wonu setelah memeriksa keadaan calista.
"hahaha. anak muda gyu, biasa lah. asal jangan terlalu sering keluar rumah aja." jawab wonu.
"caca juga pacaran jarang diluar kok, a. dia aja nih ngarang." timpal calista sambil menyenggol bahu abangnya.
"coba diajak dong kesini pacarnya, ca. a wonu mau liat." kata wonu.
"em.. anu won.. pacarnya ga tau calista sakit."
"ohh, maaf ya ca. kirain tau. yaudah nih catatan buat dua minggu kedepan. vitamin sama obat nya jangan lupa diminum, rajin olahraga juga. jangan males minum air putih. sampai ketemu disini dua minggu lagi, ca. kalau ada keluhan sebelum dua minggu itu, kamu hubungin a wonu aja ya." jelas wonu ke calista.
"siap a, makasih banyak yaaa." kata calista sembari berjalan keluar dari ruangan wonu.
"bang, ih pelan atuh jalannya." calista menyamakan langkahnya dengan langkah mingyu.
"bang— eH LAH LU NGAPAIN NANGIS SIH?" calista kaget begitu melihat mingyu mengusap air matanya.
"siapa nangis? kelilipan, ca." alibi mingyu.
"kelilipan palalu, udah ih jangan nangis. gua nanti sembuh kok, lu harus rajin anterin gua ke a wonu ya."
"gua mau liat lu jadi dokter kaya gitu tau bang, tapi karena lu anak hukum. so, gua mau liat lu jadi hakim sukses. bangga banget nanti gua punya abang kaya lu." kata calista sambil menggandeng tangan abangnya yang lebih tinggi.
"ca, kata mamah gua harus selalu jaga lu kalau dia lagi jauh. terus sekarang lu sakit, ca. berarti gua ga bener ya jagain lu nya?" kata mingyu yang berusaha menahan airmata nya.
"apansi? namanya takdir, bang. gapapa ih, percaya dong, gue pasti sembuh. terus kita jemput mamah pulang dari malay tiga bulan lagi." jawab calista.
"papah pasti disana seneng ca, liat anak gadisnya banyak yang jagain. banyak yang sayang. jadi jangan sakit sakit ya, ca. apalagi sakit hati. nanti gua tonjokin yang bikin lu sakit hati."
"siap bang jago." kata calista sambil pura pura menunduk patuh ke mingyu.
semua akan baik baik saja kalau kalian melewatinya dengan semua pemikiran yang positif.
—calista nadyara, 19.