jake menangis dikursi tepat depan kamar inap kekasihnya. calista sudah dipindahkan ke ruang rawat-inap. dan jake— ia sudah tahu apa yang terjadi dengan kekasihnya.
jake merasa ia adalah laki laki paling jahat, laki laki paling buruk di dunia. bahkan gadis-nya sakit parah saja, ia tidak tahu.
"udah, jake. dia bakal sembuh kok. ayo kita ketemu dia." ajak ryujin sambil menenangkan jake.
jake membangkitkan tubuhnya, sedari di IGD tadi ia tak berani bertemu dengan kekasihnya. ia takut, takut jika kekasihnya tidak ingin melihatnya lagi.
cklek
"ca.." panggil jake lemah. ia menjongkokkan tubuhnya dan menopang tangannya pada ranjang calista.
"ih naha kamu, jek? kok nangis sih? ih aku teu nanaon da. beneran inimah." kata calista mengusap rambut kekasihnya yang masih menenggelamkan kepalanya.
"maaf.." kata jake.
"untuk?" tanya calista.
"semuanya."
"bukan salah kamu. salah aku yang terlalu percaya. padahal aku tahu all men do is lie, kan?" tanya calista.
"tapi aku sayang ke kamu beneran, ca.
aku ga bohong. ini ryujin, sepupu jauh hyunjin." ryujin mengulurkan tangannya lalu tersenyum ke arah calista yang terbelalak kaget.
"hah?"
"iya, gue ryu. semuanya salah gue cal, gue suka sama jake. dan gue bilang ke hyunjin. alhasil, dia manfaatin keadaan ini cal." kata ryujin ke calista.
"hyunjin manfaatin ryu buat misahin aku sama kamu, ca. dia ngancem aku. kalau aku ga nurut, dia bilang mau bikin kamu celaka. aku ga mau ca." kata jake dengan tatapan lemah ke arah gadis-nya.
"ryu, lo tau berapa persentase gue sayang cowok gue? lo tau kenapa gue selalu percaya sama jake? ryu, tolong. you're beautiful, really. lo bisa dapetin siapa aja yang lo mau, asal jangan jake. could you let your feeling go for me?" calista hanya bisa menunduk menahan tangisnya.
"iya, cal. i'm really sorry. dan maafin hyunjin juga, cal. gue janji setelah ini gue ga akan ganggu kalian lagi." kata ryujin penuh harap.
"i wish u can proof ur words." singkat calista
"tapi, cal. selama jake ngelakuin perintah hyunjin. yang dia inget cuma lo. yang ada di hati dia cuma lo.
bahkan gue yakin 00,01% pun ga ada rasa dia untuk gue disana." ryujin menggenggam tangan kiri calista."ca, lo harus sembuh. buat jake, buat abang lo, buat mas-mas yang di depan tuh tadi. buat dokter wonu, yang gantengnya subhanallah banget. buat gue juga, ca. could you be my friend?" kata ryujin sambil menahan air matanya.
calista berfikir, ryujin memang salah. dia jatuh cinta pada yang bukan miliknya. but, can we choice for who we want to falling ourself at? where we want to put our feelings at? and, ryujin ga sepenuhnya salah. pikir calista.
"for sure. makasih banyak, ryu. maaf selama ini anggapan gua salah ke lo. kalau nanti gue gabisa nemenin jake lagi, lo harus gantiin posisi gue ya." akhirnya calista mengangkat suaranya setelah kekasihnya dan ryu menjelaskan semua nya.
"apaan sih? sembuh lah. pacar aku kan kuat." kata jake sambil mengusap usap punggung tangan kekasihnya, dan tidak ada hentinya pemuda itu mencium tangan calista.
"iyalah aku kuat, emang kamu. udah ih nangis terus, tuh liat gantengnya ilang. aku gamau sama kamu." kata calista mencolek hidung pacarnya.
"kok gitu sih yang." jake mengerucutkan bibirnya.
"idih geuleuh blogg aslii." kata calista.
"eh itu si sunghoon siapa nya kamu, ca?" tanya jake. sebenarnya yang ia ingin tanyakan adalah 'kok kamu manggil sunghoon duluan sih?' tapi ia tidak cukup berani untuk melontarkan pertanyaan itu.
"pacar baru. ganteng kan?" calista tersenyum bangga.
"pacar baru apanya anying, yang ada aku pukul duluan dia." jake mengusap wajah calista gemas.
"udah ah, gue jadi nyamuk nih. gue pulang ya. gausah dianter. gue dijemput teteh gue." kata ryujin.
"siapa juga yang mau anter lo?" jawab jake.
"heh jeki, kebiasaan. sana anterin ryujin ke depan. kasian ih ntar kalau diculik gimana?" kata calista melucu.
"siapa mau culik dia, ca?" kata jake.
"yaudah yok, ryu." jake melangkah duluan keluar kamar.
ryujin tak langsung mengikuti nya, melainkan berbisik kecil pada calista,
"ca, bagi line si sunghoon dong." katanya sambil mengedip ngedipkan mata.
"dasar! iya iyaaaa, ntar gue kasih. dah sana. dadahhhh! makasii banyakk ryuu!!" kata calista begitu ryujin melambaikan tangannya dan keluar kamar calista.
