"ca. makan nih, abang bikinin makan buat kamu. sayang kalau ga dimakan. spesial ini." kata mingyu dari depan pintu kamar calista.
"buat lo aja, gua ga laper." jawab calista.
"ca, meuni jahat pisan ku aing." kata mingyu dengan nada dimenye-menye kan.
ceklek!
kunci pintu kamar calista terbuka.
mingyu masuk beserta nampan yang berisi nasi goreng seafood serta susu stroberi kesukaan adiknya.
"indomilk ya?" tanya adiknya.
"iya, kan emang lo sukanya itu kan?" jawab mingyu sambil meletakkan nampannya dan duduk di ranjang calista.
"iya, tapi jadi inget jake." calista tersenyum miris.
「saat itu pelajaran sejarah di kelas 12 SOSIAL 2, jake datang dengan sekotak susu stroberi ditangannya. lalu menghampiri guru dan berkata bahwa ada urusan dengan calista nadyara. ternyata, ia hanya ingin memberikan susu stroberi punya gadis-nya yang tertinggal di motor akibat terburu-buru.
"nih indomilk kamu, makanya jangan buru-buru."
jake sangat memperhatikan setiap hal kecil yang calista suka. mulai dari warna kesukaan gadis-nya, jenis hewan favoritnya, sampai chiki favorit nya pun jake hafal. 」
"udah ah, ca. makan dulu." mingyu membuyarkan lamunan calista, lalu menyuapi calista sesendok nasi goreng buatan nya.
"ga berubah rasanya. tetep sama. tetep yang paling enak." kata calista meski ekspresinya masih terlihat sedih dan tidak bersemangat.
"ca, gua pernah bilang akan nonjokin orang yang nyakitin lu kan? bahkan sampe wafat juga berani gua." kata mingyu.
"tapi engga buat jake, ca. gue percaya dia. gue percaya dia ga akan ngelakuin hal itu tanpa alasan dibaliknya. gue percaya dia sayang lo." jelas nya kembali.
"sayang? sayang yang kaya apa yang lo maksud, bang?"
"jalan sama cewek?"
"punya dua cewek?"
"ga ada sayang yang menduakan bang." calista melemah, ia tampak sangat tidak bersemangat melakukan apapun.
"coba lo dengerin penjelasan dia, ca." kata mingyu.
"taro aja piringnya, gue bisa makan sendiri. can you please leave me alone?" kata calista.
"okay. trust me, he's loving you ca. really hard." kata mingyu sebelum meninggalkan adiknya yang masih berkalut dengan pikirannya sendiri.
should i go? or stay for a while?