24;

8.8K 1K 31
                                    

Hyunjin menangis di balik selimut, mengabaikan bujukan suaminya.

"Dek..hei.." panggil Chan entah yang keberapa kali. Cowok itu ngehela nafas lalu ikut tiduran di samping Hyunjin, ngusap sayang punggung anak itu, berharap Hyunjin mau terbuka dan luapin keluh kesahnya.

"Aku seburuk itu kan? Hik.." kata Hyunjin pelan setelah beberapa menit hening.

Chan diem ngebiarin Hyunjin nyelesain kalimatnya.

"Iya..aku emang gak bisa apa-apa..aku payah segala hal..hik..makanya Mamah pasti nyesel..adopsi anak kayak aku.." kata Hyunjin sesegukan. "Mas juga..pasti bohong kan? Gak mungkin.."

"Hei..liat aku," Chan narik pelan dagu Hyunjin buat liat dia. "Apa mataku keliatan bohong? Apa mata aku malem itu keliatan bohong?" Chan natap Hyunjin lekat. Hyunjin nunduk, Chan gak bohong.

"Dan gak seharusnya kamu ngomong kayak gitu. Setiap manusia itu indah, mereka punya bakat dan kemampuan masing-masing, termasuk kamu. Kamu bukan gak bisa apa-apa, tapi kamu cuma belum menemukan diri kamu sendiri," Chan ngusap surai halus milik Hyunjin, terkekeh kecil ngeliat kesayangannya diem merhatiin kayak anak kucing.

"Beneran..?"

"Iya sayang."

Hyunjin senyum tipis, pipinya tersipu halus.

Chan ngebenerin posisinya, meluk pinggang Hyunjin posesif. "Jadi kamu gak boleh nethink kayak gitu. Aku yakin Mamah punya alasan, dan kamu yang lari darinya itu salah, dek."

Hyunjin terdiam, dia jadi ngerasa bersalah. Bayang-bayang ekspresi sedih Mamah pas dia nolak pelukannya tiba-tiba melintas di pikirannya. 

"Kamu tau, Mamah lagi nangis sekarang."

Deg.

"Dan kamu tau gak, salah satu dosa terbesar manusia adalah ketika ia membuat ibunya menangis."

Deg.

"Jadi, ayo temuin Mamah," Chan ngecup sekilas mata sembab Hyunjin.

"Apa..gapapa? Hyunjin udah bikin mamah sedih.."

Chan senyum. "Belum terlambat buat minta maaf."

Chan senyum ngeliat Hyunjin bangun dan lari keluar kamar, merhatiin punggung sempit istrinya sampe hilang dari pandangan.

...

Jisung ngelirik ke dalam kafe dan bisa dengan jelas ngeliat Minho duduk di salah satu meja. Padahal dia udah dateng lebih awal biar dateng duluan, tapi malah kalah gercep.

Setelah beraniin diri dan ngatur ekspresi, Jisung masuk ke dalam kafe. Pandangannya langsung ketemu mata kucing punya Minho.


Dan sial, itu orang ganteng banget setan asdfghjkl, batin jisung gak karuan.


"Hai," sapa Minho.

"Hai, u-udah lama kak?"

"Baru juga nyampe," kata Minho sambil senyum, bikin Jisung gakuku. "Btw, mau pesen apa?"

"Kenapa gak duluan aja kak?"

"Nunggu kamu aja," jawab Minho lalu manggil waitress.

"Eum..kakak mau nanya soal apa?" tanya Jisung setelah pelayan pergi.

"Ah, nggak. Sebenernya itu alesan doang, gue cuma mau liat lo lagi sih, hehe," Minho nyengir dengan santainya.

Walas; Wali Kelas [ChanJin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang