"The saddest moment is when you remember memories that were too good with her."
||Under the sea, partie four
Suara nada dering ponsel membuat Cena seakan tertarik kembali pada dunia yang sekarang. Gadis itu bangkit dan mengerjap pelan. Dinding putih yang pertama menyambutnya, ia menatap dirinya yang sedang terduduk di sebuah kasur dengan sprei berwarna putih tanpa noda.
Sebuah deheman membuat Cena menoleh, terdapat seorang pemuda berkulit putih dan berwajah asia tengah menatapnya datar, refleks Cena menunduk, tidak mau menatap pemuda itu.
Pemuda itu mengangkat panggilan di ponselnya, kali ini raut datarnya berubah menjadi raut cemas.
"Sorry--"
"Datang ke sini atau aku akan mengakhiri hubungan kita!"
Pemuda itu mengerjap, lalu berdehem. "Aku akan segera kesana," ujarnya pelan, kemudian mematikan panggilan secara sepihak.
"Gara-gara kau aku hampir saja berhenti berkencan!"
Cena mengerjap pelan. Gadis itu mengernyit sembari menunjuk dirinya sendiri.
"A-aku?" lirihnya.
"Ya! Hampir saja aku putus dengan Camille!"
"Ca-camille?" tanya Cena bingung.
Pemuda bernama Owen itu berdecak. "Kau pingsan di kelas! Miss Smith menyuruhku membawamu kesini," jawabnya malas.
Cena hanya mengangguk saja, lalu menunduk. Wajah asia Owen membuat gadis itu teringat pada Moona. Sahabatnya itu berkebangsaan Korea selatan, namun keluarganya memutuskan pindah ke Australia saat ia masih kecil. Cena menatap lama wajah tampan Owen, ia merasa melihat seorang Moona hwang didepannya.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?!"
Cena menggeleng, lalu membuang tatapannya, ia menyesal telah menatap Owen sedemikian rupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the sea (PROSES REVISI)
FantasyUNDER THE SEA TRILOGY #1 Cover by: @popsiclesgraphic 💓 "The carelessness that invites you to the unreal, under the sea." Apa yang terjadi jika kau menemukan sesuatu yang terlalu tidak nyata untuk dinyatakan? Menyimpannya dalam keabadian, atau ju...