-
|| Under the sea, partie twenty one
Cena melangkah pelan di lorong menuju singgasana raja, ditemani Durent dan Helydra, gadis itu sudah bertekad untuk meninggalkan dunia kaum Eldor. Karena ia tak mau gurita raksasa tersebut menghampiri Seaeldor lagi, dan berkemungkinan mengambil orang-orang yang berkeliaran."Berbicaralah dengan baik, Azucena."
Cena mengangguk, ia tersenyum ketika dayang-dayang raja Aresto menatapnya karena masuk ke dalam di hari menjelang malam.
"Kau ada keperluan dengan raja?"
Cena mengangguk pelan, salah satu dayang yang duduk dekat dengan Aresto pun membangunkan sang pemimpin dengan cara yang sopan, sementara itu, Cena sedang menggigit bibir bawahnya karena gugup.
"Ada apa Azucena?" tanya Aresto, pria itu menatap Cena penasaran.
"Aku ingin pamit yang mulia. Aku akan kembali ke duniaku yang seharusnya."
"Apa alasanmu?"
"Sebelum gurita raksasa itu pergi, aku mendengar sebuah bisikan bahwa aku tak seharusnya berada disini yang mulia, lebih baik aku pergi dari pada kehadiranku membuat kota kalian kacau," ujar Cena dengan lugas.
"Hanya itu alasanmu?"
"Ya, yang mulia. Apakah engkau mengizinkan?"
Aresto bertepuk tangan dengan senyuman manisnya, pria itu bangkit dari singgasana miliknya, lantas berjalan mendekati Cena. Memegang kedua bahu gadis itu. "Pengorbananmu sangat mulia, gadis manis."
"Ini bukan sebuah pengorbanan, ini merupakan sebuah kewajiban, yang mulia."
Aresto tersenyum. "Apapun yang terjadi, kau bisa kembali ke sini lagi jika kau membutuhkan pertolongan atau sekedar ingin melepas rindu Azucena, kami akan selalu menerimamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the sea (PROSES REVISI)
FantasyUNDER THE SEA TRILOGY #1 Cover by: @popsiclesgraphic 💓 "The carelessness that invites you to the unreal, under the sea." Apa yang terjadi jika kau menemukan sesuatu yang terlalu tidak nyata untuk dinyatakan? Menyimpannya dalam keabadian, atau ju...