Partie 11| Divination on azucena

22 8 0
                                    

"A real suspicion can arise at any time, but sometimes we try not to accept it."

|| Under the sea, partie eleven

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|| Under the sea, partie eleven

|| Under the sea, partie eleven

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"He ahiahi pai, yang mulia raja."

Cena merasakan kakinya bergetar selama menunggu respon sang raja, dapat diperkirakan umurnya belum tua, terlihat dari wajahnya yang masih muda.

"Yang mulia, tatapanmu membuatku ingin tertawa," ujar Durent, disusul tawa dari dayang-dayang yang duduk disekitaran sang raja.

"Kau selalu merusak suasana Durent, haha."

Mendengar tawa dari sang raja, Cena pun mengernyit.

"Tenang, tidak usah takut," bisik Durent pada Cena.

"Apa yang membawamu kemari, Helydra?"

"Aku membawa orang asing yang ditemukan dekat pintu kupuhipa, yang mulia."

Aresto mengernyit dalam, ia mengusak rambut berwarna putihnya yang terpotong rapi. Setahunya pintu kupuhipa tidak bisa terbuka lagi karena ia lupa sandi sihirnya. Ia lupa mantra-mantra yang dapat membuat pintu itu terbuka. Lantas kenapa seseorang bisa masuk dari sana? Apa yang dilakukannya?

Tatapan Aresto mengarah kepada Cena yang menatapnya kikuk. Pria itu bingung apakah yang ada di depannya ini makhluk daratan apa tidak, lantas ia berdiri dari singgasana dan berjalan menghampiri Cena. Sedikit mencondongkan tubuhnya ke wajah gadis itu guna mengeksplorasi.

"Kau, makhluk daratan?"

"I-iya. Namaku Azucena, yang mulia." Cena menghembuska napas cukup kuat setelah memberanikan diri memberitahu namanya.

"Aku tidak bertanya, kenapa kau memberitahu namamu?"

Cena meneguk saliva-nya. "Hmm, aku hanya tidak ingin banyak berbasa-basi yang mulia," jawabnya lugas.

Under the sea (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang