Chapter ini telah direvisi. Bila ada typo ada semacamnya, mohon dikoreksi.
Happy Reading!
Matahari sudah tenggelam, digantikan oleh sang rembulan. Kini, di ruang rawat inap khusus keluarga Xavier, Leo dkk. dan Angel dkk. tengah berkumpul.
Melvin dan Cassie telah pergi sedari tadi sore, karena ada urusan mendadak dikantor. Sedangkan Kenzo, lelaki itu tengah berada di kantin untuk mengisi perutnya, sekalian cuci mata, katanya.
"Sakit?" Tanya Leo pada Angel.
"Ha?" Tanya Angel balik, karena tak mengerti dengan apa yang diucapkan cowok di depannya.
Leo menghembuskan napasnya kasar, "Masih ada yang sakit?" Tanyanya ulang.
Angel hanya menggeleng. Padahal, dalam hatinya Angel sudah menjerit,
"SAKIT BANGET LAH, ANJIR! TANGAN GUE DIGORES PAKAI PISAU, PIPI GUE DITONJOK! GIMANA GAK SAKIT?!" Teriaknya, namun hanya bisa membatin.
Angel tak mau ada masalah terbaru karena dirinya. Sudah cukup Leo memberi pelajaran pada Sastra hingga cowok itu sekarat.
"Oh, iyaa, No!"
Leo menaikkan sebelah alisnya.
"Ehem, ehem! Kayaknya kita ke kantin dulu, deh." Sela Arkan menggoda.
"Iya nih, ehem! Ada orang yang lagi kasmaran soalnya." Timpal Moreo.
"She is mine, she is mine-an lagi aduh!" Lanjut Varo menggoda Leo, ketika mengingat perkataannya di kantin.
"I miss you-an lagi." Lanjut Tasya menggoda Angel.
"Muach! I miss you too, baby girl." Sambung Alex yang kini tahu kemana arah pembicaraan mereka.
"Muach nya dikening lagi! Kenapa gak dibibir aja ye?" Tanya Moreo pada mereka, kecuali Leo dan Angel.
"Kalau dibibir, ntar bibirnya jadi kayak disengat lebah." Jawab Vanya.
"Iya, soalnya kalau si singa udah kecup manjah, suka ngegigit." Timpal Varo.
Wajah Angel memerah saat mengerti arah pembicaraan mereka, "IH, RESE LO PADA! UDAH DEH, SANA KELUAR AJA!" Pekik Angel menutup wajahnya yang memerah.
Antara kesal dan malu—senang juga sih.
Eh?
"HAHAHA.. AMPUN BU BOSS!" Ucap mereka serempak sebelum berjalan keluar dengan sisa tawanya.
"Kita gak mau yaa, kalau balik-balik dari kantin, kita dah dapat ponakan." Celetuk Arkan sebelum berlari dari sana, sebelum kena amukan Angel dan Leo.
"ISH, RESE AMAT IDUP LO!" Pekik Angel malu.
Leo hanya menatap datar ketika mereka mengejeknya, walau dalam hatinya sudah menyumpah serapahi mereka.
"Jangan ditutup, baby." Ucap Leo.
"HA, BABI?!" Seru Angel.
"Baby, sayang." Balas Leo dengan senyuman paksanya.
"Udah deh, diam! Gak usah diperjelas! Malu tau!"
"Kok gue?" Tanya Leo tak terima.
"Ish, tau ah! Pokoknya lo yang salah!" Jawab Angel.
"Lah?"
"'Kan dimana-mana, cewek selalu benar dan cowok harus selalu salah!" Balas Angel tak terbantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONARD [Proses Revisi]
Teen FictionLeonard Adhlino Eddison, ia adalah seorang ketua geng terkejam seantero Jakarta. Leonard atau yang kerap disapa Leo mempunyai paras yang dibilang cukup sempurna oleh orang banyak. Namun sayangnya, ia memiliki sikap yang kejam, sadis, dingin, cuek...