My Perfect Husband - Part 21 - Pengertian

943 22 0
                                    

Daniel pergi dengan kesal ke ruangannya dan saat itu dia menatap sang istri sedang tertidur di meja kerjanya. Awalnya dia kesal jadi tidak jadi karena melihat sang istri yang tertidur dengan menunggunya di meja kebesaran dirinya.

"Sayang bangun yuk... Kita pindah ke kamar saja nanti badanmu sakit semua sayang." Jelas Daniel dengan membelai kepala Christy yang sedang asik tertidur.

Christy membuka matanya dan menatap sang suami ada di hadapannya sedang berlutut dengan wajah menatap wajahnya dengan penuh arti.

"Maaf." Wajah sang istri terlihat bersalah karena permintaannya tersebut.

"Tidak apa sayang. Aku tahu kamu susah tidur apabila tidak aku elus perutmu dan aku rela meninggalkan semuanya hanya untuk dapat bersama dengan dirimu." Jelas Daniel mencoba menenangkan istri tercintanya. "Ayo kita pindah ke kamar dan apabila kamu tetap memaksa tidur di meja kerjaku pasti kamu akan mengeluh setelahnya karena pegal-pegal." Jelas Daniel yang sudah hafal dengan sifat sang istri tercinta.

Christy tersenyum dengan ucapan Daniel yang kenyataannya benar 100% dan dia meraih tangan Daniel yang membantu dirinya untuk bangun. Sang istri mencoba untuk tidak tertidur dan ingin membahas soal menurunnya perusahaan yang di naungi sang suami. Namun saat ini badan dan pikirannya bertolak belakang dengan apa yang dia inginkan.

Christy terjaga saat cahaya langit di jendela kamarnya sudah mulai meredup dan itu menandakan dirinya sudah tertidur cukup lama. Christy Ke luar kamar dengan menatap Daniel yang masih berkutat dengan laptop dan berkas yang ada di depannya. Daniel menghentikan semua aktivitasnya karena sang istri dari tadi berdiri memperhatikan dirinya.

"Aku tahu suamimu ini sangat tampan jadi jangan seperti itu cantik, mendekatlah padaku sayang." Daniel memberikan tatapan memintanya kepada sang istri dengan lembut.

Sang istri mendekat dan meraih tangan sang suami yang ingin membawanya ke dalam pelukannya. Daniel memeluk istrinya dengan sangat lembut dan membenamkan kepalanya di selangka sang istri.

"Hari yang penat, hmm?" Tanya Christy dengan masih membiarkan sang suami tetap pada posisinya.

"Sudah tidak lagi cantik karena kamu ada disisiku saat ini dan semuanya sudah kembali normal." Jelas Daniel yang sudah tahu sang istri mengecek data dan berkasnya siang tadi.

"Kamu bisa membaginya kepadaku El." Balas Christy dengan mengelus tangan Daniel dengan lembut.

"Dengan kemungkinan aku kehilangan babies?" Tanya Daniel kepada Christy dan di jawab dengannya kembali. "Jawabannya tidak sayang."

Christy saat ini sangat paham dengan overnya sang suami kepada dirinya dan calon anak mereka yang ketiga dan ke empat.

"Apa kalian lapar sayang?" Kali ini Daniel mengelus perut sang istri dengan posisi yang sama.

"Aku lapar, tapi sebelumnya aku merindukan kedua mahkotaku dan teganya mereka tidak menghubungiku dan malah asik main dengan Dev." Kali ini Christy cemberut dengan mengingat tingkah kedua anaknya yang sangat ini bersama dengan Dev dan Tiara.

"Biarkan saja keduanya bermain dengan Dev dan sisanya kita akan membawanya kemari dan tidak akan memberikan kepada siapapun." Daniel mencoba membuat sang istri lebih tenang.

"Maaf mengganggu waktunya Tuan, Nyonya." Zila menunduk sedikit memberikan rasa hormatnya.

"Ada apa Zila?" Tanya Daniel dengan wajah penasaran dan tidak biasanya Zila masuk ke ruangan tanpa mengetuk pintu terdahulu.

"Saya mau minta izin karena anak saya masuk rumah sakit Tuan." Wajah Zila sangat panik saat ini dan dia bingung harus bagaimana.

"Kami antar kamu ke rumah sakit, ayo sayang." Kali ini bukan Daniel yang berbicara melainkan Christy.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang