My Perfect Husband - Part 26 - Man Like A Boy

816 20 0
                                    

"Bee."

Si kembar menutup kupingnya karena teriakan dari Tama yang sangat melengking dan Daniel juga menutup kuping dari Christy takut calon bayinya terkejut. Christy langsung melepaskan tangan Daniel dari kupingnya dan menatap Daniel tidak suka.

"Apa?" Tanya Daniel dengan masih lembut kepada sang istri tercintanya.

"Aku tidak suka kamu pegang telingaku El." Kali ini Christy cemberut menatap Daniel.

Daniel pasrah kalau sudah urusan sensitif dari Ibu hamil dan dia mengumpatkan tangannya ke belakang seperti anak kecil yang ketauan mencuri.

"Bisa tidak, tidak pakai teriak-teriak Tama?" Christy menatap Tama dengan geram.

"Kamu kenapa bodoh dengan membiarkan Nay membuli dirimu waktu di Jakarta?" Jelas Tama dengan panik.

"Aku tidak bodoh Tama." Kali ini Christy menarik daun telinga Tama dengan kencang.

"Sakit bee." Tama meringis kesakitan dengan tarikan tangan dari Christy yang membuatnya menunduk dan mensejajarkan kepalanya dengan tangan dari Christy.

"Minta maaf tidak." Ucap Christy dengan merajuk.

"Iya... Iya aku minta maaf ya cantik." Jelas Tama yang mengikuti kemauan dari Christy.

Christy melepaskan tangannya dari daun telinga Tama dan dia langsung menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Kamu tidak perlu pikirkan urusan dari Tama karena dia sudah kami urus." Jelas Daniel kepada Tama dan tidak mau ada keributan kembali.

"Benarkah itu?" Tanya Tama dengan serius.

"Ya."

"Kiddots tidak kangen sama Uncle apa?" Kali ini Tama memperhatikan kedua keponakannya.

"Tidak." Jawab keduanya dengan tegas dan membuang muka dan menyilakan tangannya di depan dada mereka masing-masing.

"Kenapa?" Kali ini Tama menatap kedua ponakannya dengan wajah polosnya.

"Paman hampir merusak gendang telinga Ene." Selene memanyunkan bibirnya karena kesal menatap sang Paman.

"Oh maafkan Paman sayang, bagaimana kalau kesalahan Paman di tebus dengan kita berbelanja pakaian yang cantik?" Tama paling mampu mengambil hati ponakan perempuannya tersebut.

"Baiklah Ene maafkan." Ungkap Selene dengan membuang muka dari hadapan Tama namun dengan tersenyum kecil.

"Dasar cewek matre." Celetuk Jhoven kepada sang adik perempuannya.

"Biarkan saja." Selene menjulurkan lidahnya kepada sang abang.

"Bocah."

"Kalau Ene bocah berarti abang juga dong, kan umur kita sama walau hanya beda 11 menit." Jelas Selene tidak mau kalah.

"Yaudah jangan berantem dong." Kali ini Tama melerai keduanya dengan berlutut menyamakan tinggi mereka berdua. "Paman minta maaf ya prince kalau Paman menyakiti kedua gendang telinga prince." Jelas Tama dengan mengelus kedua daun telinga dari Jhoven.

Jhoven menatap ketulusan sang Paman dia hanya menganggukkan kepalanya yang menandakan dia setuju.

"Terima kasih prince." Tama tersenyum senang menatap sang ponakan pertamannya tersebut.

"You're welcome Uncle." Jhoven membalas senyuman dari sang Paman.

"Jadi apa boleh kedua anakmu ikut denganku bee?" Tama menatap Christy dengan masih berlutut di depan Jhoven.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang