Diam-diam aku memperhatikanmu tanpa diketahui oleh siapapun kecuali hujan. Diam-diam aku senang melihat senyum pada wajahmu yang dipenuhi oleh cinta, tapi tidak tahu cinta kepada siapa. Diam-diam aku menulismu pada catatan bulananku, kalau harian aku capek karena banyak tugas kuliah. Walaupun diam-diam saat istirahat perkuliahan aku sering memikirkan "bagaimana kuliahmu? semoga dosennya hari ini bersahabat dengan kamu dan para pengejar mimpi."
Diam-diam aku menangis di lorong ditemani oleh sepi. Brengsek betul hujan serta awan tidak mau menemaniku yang sedang bersendu, padahal mau aku ajak bertemu senja setelahnya. Terkadang angin berbisik, "Memangnya siapa yang kau tangisi? Apakah ia juga menangisimu?"
Diam-diam kuberbisik kepada cakrawala agar tetap membuatnya tersenyum dan mentari tetap menyinarinya sepanjang hari. Biarkan saja dia kepanasan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Semut-Semut Besar
PoetryDitujukkan kepada mereka yang berandil besar terhadap hidup saya.