Chapter 21 : Menanam Pohon di Tanah yang Tandus

447 35 2
                                    

🍀🍀🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀🍀🍀

Liang Ze: Aku bingung mau memilih yang mana!

Hang Hang: Pilih saja foto yang paling bagus menurutmu?

Liang Ze: Hasil fotonya benar-benar bagus, aku benar-benar bingung! Ya Tuhan, kenapa aku begitu tampan?

Hang Hang: ... Bisakah kau lebih rendah hati?

Liang Ze: Hah? He he he Tak usah kwartir, kamu tetap lebih tampan dariku!

Hang Hang: Kau ...

Liang Ze: Hei, menurutmu seandainya kita bertemu satu sama lain lebih awal, sekitar usia 18 atau 19 tahun, apakah kita akan memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam grup idola?

Hang Hang: Bahkan jika kita bertemu pada usia delapan tahun, aku tidak mau dimasukkan dalam satu kelompok yang sama denganmu!

Liang Ze: Heh? Mengapa? Bukankah semua orang punya impian ingin menjadi idola terkenal?

Hang Hang: Jika bekerja sama denganmu, kita mungkin hanya akan memenangkan kategori ... reality show Komedi lawak.

Liang Ze: ......

"Sudah lupakan, Pilih salah satu fotomu, mereka semua terlihat bagus bagiku." Hang Hang berkata sambil mengeluarkan satu set piyama dari lemari. "Pergilah mandi," Lalu dia meletakkan piyama itu di dalam kamar mandi.

"Ah?" Wajah Liang Ze langsung cemberut, dia lupa karna tidak mengantisipasi situasi ini. Ketika mereka selesai mengambil foto tadi, hari sudah larut, hanya ada pengeditan kecil yang harus dilakukan pada foto tersebut, jadi mereka memutuskan untuk menunggu sampai selesai, dan saat mereka kembali ke rumah Hang Hang, jam menunjukkan pukul dua pagi. Dan sekarang dia tidak punya cara untuk mencari alasan agar pulang ke apartemennya.

Apa ada alasan yang masuk akal sekarang?

"Kenapa berdiri saja? Cepat mandi."

"Okey ..."

Liang Ze melepas semua pakaiannya dan masuk ke kamar mandi, Hang Hang mengerutkan kening melihat tingkah laku orang ini, dia memang masih memiliki kebiasaan lama yang buruk, lihatlah, bagaimana bisa dia dengan santai menghamburkan semua pakaiannya dimana-mana di atas lantai?

Aku sepertinya berhutang sesuatu padanya di kehidupan sebelumnya. Hang Hang berpikir sambil berjongkok tanpa daya dan mengambil semua pakaiannya yang berserakan itu, lalu menggantungnya satu per satu ke dalam lemari, kemudian, dia melihat ke pintu yang terbuka dengan bingung.

Dia mendengar helaan nafas frustasi Liang Ze.

"Ahh ..."

Helaannya seperti orang yang sedang menyesali sesuatu. Mungkin saat ini dia sedang mencoba mencari-cari alasan untuk menghindarinya, yang inilah, yang itulah, tidak bisalah karena bla bla bla. Pokoknya semua alasan yang tak masuk akal bagi Hang Hang.

YANDAI BYWAY  No.10Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang