7. tak menyenangkan

38 6 6
                                    

Aku tengah bergelut dengan pikiranku. Mau chat Aksa atau mamanya saja? Karena masalah utamanya aku masih memusuhi lelaki itu. Tapi kalau chat Tante Nara takut canggung.

Aku menghempaskan wajahku dengan kuat ke bantal. Perdebatan batin ini sangat menyiksa. Sama-sama pilihan dengan tingkat risiko yang tinggi. Jalan terakhir aku memutuskan untuk tidur siang sebentar agar otakku kembali jernih.

Sambungan Wi-Fi hendak aku matikan, tapi notifikasi WA membuatku urung melakukannya.

Dayat

Pelangi
Ngi, Aksara udah gue WA, katanya
tugasnya lo yang ngerjain.

ENAK AJA GUE NGERJAIN SENDIRI! OGAH!
POKOKNYA KALAU GUE SENDIRI YANG NGERJAIN, CUMA NAMA GUE YANG GUE TULIS!

Chat sendiri si Aksa noh, yang penting gue udah bilang kalo dia sekelompok sama lo.
Urusan siapa yang ngerjain bukan urusan gue. Wle


LO SEBAGAI KETUA KELAS HARUS BANTU NGELURUSIN LAH!
INI KAN TANGGUNG JAWAB LO JUGA!

Mon maaf bund, tanggung jawab saya cuma menyampaikan informasi. Bukan buat ngelurusin masalah orang :)

FIX DAYAT, MULAI SEKARANG KITA MUSUHAN!

Ini bukan notifikasi yang menyenangkan, ini notifikasi penuh beban karena melimpahkan semua tugas kepadaku. Sumpah Aksara makin lama hilang makin rese!

Aksara Tetangga Pungut

MAKSUD LO APA HA?!
SUMPAH YA, SEMENA-MENA BANGET LO!
LO KIRA GUE BABU?!
EH KEK BABI!

Emosiku menyala-nyala. Tanpa sadar aku telah mengumpat Aksara menyamakan dengan hewan berhidung oval itu.

Aksara Tetangga Pungut

Apa sih Bi?
Marah-marah terus! Terusin aja ngumpatnya
Makin hari bukannya insaf malah makin sering ngumpat

KALO NGGAK KARENA KELAKUAN LO KEK BABI, GUE JUGA NGGAK BAKALAN NGUMPAT!

Ya ampun cuma gue suruh ngerjain tugas kelompok itu Bi.
Kalo gue di rumah juga bakal gue bantuin. Masalahnya gue nggak ada di rumah.

CUMA LO BILANG?!
Ya setidaknya jangan melimpahkan semua tugasnya ke gue dong!
Kan lo juga bisa searching di google bantuin beberapa soal kek

Maaf Bi, tapi gue bener-bener ngga bisa

••o••

Tadi, belum sempat aku membalas pesan Aksara, tante Nara tiba-tiba menelponku.  Ia memberikan alasan dan permohonan maaf karena Aksa tidak bisa membantuku dalam mengerjakan tugas kelompok ini. Di sini malah aku yang merasa sungkan dan tidak enak dengan Tante Nara, padahal seharusnya aku bersikap biasa saja. Toh apa yang kulakukan juga hal wajar. Pantas bukan jika aku menodong Aksara untuk ikut mengerjakan tugas itu? Yap, terlebih dia tidak menjelaskan alasannya kenapa tidak bisa ikut membantu.

Alasan yang diberikan tante Nara sebenarnya cukup klasik, tapi tidak mungkin aku menyanggah alasannya. Bisa-bisa aku dicap tidak sopan. Dan ya harapanku dalam mengerjakan tugas ini hanya diriku sendiri. Sebenarnya bukan hanya aku dan Aksara dalam kelompok ini, ada Jiko dan Sendy, tapi mengandalkan mereka berdua juga sama saja tidak. Jiko lebih mementingkan game online-nya dari pada tugas kelompok seperti ini sedangkan Sendy, masuk sekolah aja jarang lelaki itu.

AKSARA HILANG MAKNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang