Pacar
Choi San - Jung Wooyoung
Short storyAkhir pekan atau weekend menjadi hari yang paling ditunggu oleh semua orang. Apalagi bagi mahasiswa yang selalu disibukan dengan kuliah dan terkadang dengan tugas yang menumpuk dan tentunya tidak manusiawi. Apalagi jika punya dosen yang juga tidak manusiawi. Apa itu tidak triple kill namanya?
Setidaknya untuk akhir pekan, mereka bisa sedikit bersantai dari penat nya tugas kuliah. Tentunya untuk mereka yang sudah jauh-jauh hari mengerjakan tugas sehingga tidak perlu mengerjakan tugas di akhir pekan gara-gara dikejar deadline.
Akhir pekan yang bertepatan dengan awal musim gugur. Ah cuaca sedikit nya sudah mulai mendingin. Daun-daun juga sedikit nya beguguran meninggalkan pohonnya. Pertanda sebentar lagi musim dingin akan datang.
"Kasian ya." celetuk wooyoung yang saat ini sedang berdiri di balkon apartemen bersama San.
San melihat ke arah wooyoung sambil menaikan alisnya tanda tidak mengerti dengan arah ucapan kekasih disampingnya.
"Iya itu kasian. Daun nya pada jatuh, pasti sakit." Jelas wooyoung lagi.
Wooyoung dan rasa empatinya yang tinggi. Bahkan dengan daun yang berjatuhan saja ia merasa kasihan.
San nahan ketawa denger jawaban Wooyoung.
"Jangan ketawa kamu San."
"Iya-iya maaf, makanya kamu jangan jatuh. Cukup jatuh cinta aja sama aku, selebihnya jangan." balas San sambil tersenyum dan mengelus rambut wooyoung.
Wooyoung ikut tersenyum dengan semburat merah di pipi nya yang tentu tidak bisa ditahan.
"Belajar gombal darimana kamu? Tumben banget." Ucao Wooyoung yang penasaran.
"Pengen tau banget kamu. Rahasia dong."
"Palingan juga dari Kak Hongjoong. Iya kan?"
San memilih tidak menaggapi ucapan wooyoung. Biar tetep jadi rahasia. Begitu pikirnya.
"Woo, maafin aku ya?" Ucap San dengan masih mengelus rambut milik pacarnya yang kelewat manis dengan rambut yang sudah mulai panjang dari sebelumnya.
"Kamu ada salah? Kenapa minta maaf?"
"Maaf waktu ku kemarin kesita banyak banget buat organisasi. Jadinya waktu kamu sama aku jadi berkurang." Jelas San.
"Nggak apa-apa choi san... Kemarin aku juga malah jadi punya waktu sama mama pas kamu sibuk. Terus yang penting sekarang kamu udah sama aku kan?" Ucap wooyoung sambil tersenyum kelewat manis.
San tersenyum mendengar ucapan Wooyoung "Ini akhir pekan, kamu mau pergi keluar?" Tanya San.
Wooyoung menggeleng.
"Apa mau pulang kerumah?"
Wooyoung menggeleng lagi dan menjawab "mama nggak ada dirumah, pergi sama ayah."
San menganggukkan kepalanya. "Kemana?"
"Kemarin bilang mau ke ilsan." Jawab Jongho.
"Woo, ngomong-ngomong kamu inget nggak waktu aku ngajak kamu jadi pacar aku?"
"Emang kamu pacar aku? Jangan ngaku-ngaku deh." Canda wooyoung. San yang mendengar itu pun hanya bisa melihat Wooyoung dengan tatapan datar miliknya.
"Jahat banget nggak diakuin."
"Inget dong san, masa aku lupain itu. Yang ada kamu marah." Jawab wooyoung.
"Jual mahal banget sih kamu dulu. Aku kejar-kejar dari awal kelas 10 tapi nggak pernah di notis tuh." Protes San.
"Ya kamu dulu banyak banget yang deketin. Aku insecure sendiri liatnya. Mana cantik-cantik semua lagi."
"Kamu bilang cantik-cantik semua, seakan-akan yang deketin aku banyak banget."
"Emang kenyataannya gitu kan. Tiap hari ada aja yang ngasih kamu bekel makanan, udah gitu orang nya ganti-ganti terus."
"Ooooo ternyata kamu dulu diem-diem perhatiin aku? Kenapa sok-sok an jual mahal banget sih pas aku deketin?" Goda San.
"Ish kan udah dibilang orang yang deketin kamu banyak pake banget. Aku nggak mau dong dihujat mereka kalo tau-tau deket sama kamu."
"Mereka bukan pacar aku. Kan kamu tau sendiri, mereka yang ngejar-ngejar aku. Tapi aku nya lebih milih ngejar kamu. Eh untungnya kamu jadi juga sama aku, meski alesan nya takut dihujat sama mereka semua." Ucap San sambil tertawa kecil.
"Mana kamu ngajak pacarannya nggak elit banget, masa pas mau pulang mana di gerbang sekolah lagi."
"Ngomong nggak elit, tapi juga diterima tuh. segitunya ya suka sama aku?" Tanya San sambil mencolek dagu wooyoung.
"Nggak ya. Aku kasian aja liat kamu, aku tolak mulu. Jadi aku terima deh. Lagian kamu tuh yang suka banget sama aku. Sampe dicuekin aja masih aja terus-terusan ngejar."
"Emang iya. Bukan suka lagi. Udah sayang malahan." Jawab San dengan enteng.
"Kebiasan. Mulutnya kalo ngomong enteng banget. Kek nggak ada beban banget." Protes wooyoung sambil menepuk bibir milik San.
"Woo.." Panggil San.
Dan hanya di balas deheman oleh wooyoung.
"Kenapa aku bisa sesayang ini sih sama kamu?" Tanya San sambil benerin poni rambut wooyoung yang mulai nutupin matanya.
"Aa-aku nggak tau." Jawab Wooyoung sambil liat ke arah bawah apartemen.
"Aku sayang banget sama kamu." Aku San sambil tiba-tiba memeluk pinggang ramping milik pacarnya.
Wooyoung yang kaget langsung menaruh tangannya di bahu pacarnya yang makin hari makin kekar karena sering berolahraga.
"A-aku juga." Balas wooyoung dengan lirih setelah bisa mengatasi keterkejutan nya.
"Juga apa?" Tanya San sambil mengeratkan pelukannya.
"Aku juga sayang kamu. Hehehe." Ucap wooyoung sambil tersenyum.
San yang mendengar perkataan dari wooyoung tidak bisa terlihat untuk tidak senang. San pun mendekatkan wajahnya dengan mata yang terpejam. Wooyoung yang melihat itu hanya bisa menutup matanya dan membiarkan San memanggut bibirnya dengan lembut di balkon apartemen dengan diiringi suara angin awal musim gugur.
San sesayang itu ke wooyoung. Dan wooyoung sesayang itu sama San. Ya hubungan mereka sesimpel itu. Setidaknya untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Pacar? | Sanwoo
Fiksi PenggemarKalo bucin kenapa emang? Masalah? Wooyoung bucin. San lebih bucin. Bucin mereka emang suka nggak tau tempat. Woosan-Yeojong Sub! Woo! Jjong! Dom! San! Yeo! Jangan salah lapak yaaa... Started : 31-08-2020 Finished : 09-02-2021 Ori. Asli Highest rank...