13. Natal

1.9K 261 9
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Tanggal 25 Desember, hari natal. Hari yang identik dengan tukar kado bersama orang tersayang. Entah itu keluarga, teman, ataupun pacar.

Wooyoung juga sudah mempersiapkan kado untuk San. Sepasang sepatu yang kemarin ia beli atas saran adik pemuda Choi itu. Sepatu sneakers berwarna putih yang sudah lama diinginkan oleh pacarnya itu.

"Choi San... Selamat natal." Ucap Wooyoung dengan riang kepada San yang saat ini baru bangun dari tidur siangnya.

"Oh? Hari ini hari natal?" Tanya San sambil menyenderkan punggung nya di headboard tempat tidurnya.

Wooyoung mengangguk. "Aku punya hadiah buat kamu." Lanjut Wooyoung.

San hanya menaikan sebelah alisnya. "Hadiah apa?"

"Tadaaa.."

Wooyoung memberikan paper bag berisi sepatu yang kemarin ia beli dari balik punggung kecilnya.

"Selamat natal, Choi San nya Jung Wooyoung. Aku seneng banget tahun ini masih bisa rayain natal sama kamu." Jelas wooyoung dengan senyum di bibir kecilnya.

San yang terkejut pun mengambil hadiah yang diberikan Wooyoung dan membukanya.

"Ini kan sepatu yang aku pengen dari dulu. Kapan kamu belinya?"

"Kemarin. Pas kamu lagi pergi sama temen-temen kamu. Aku keluar buat beli sepatunya. Gimana? Kamu suka?"

"Suka dong. Apapun yang dikasih sama kamu pasti aku suka."

"Tapi woo.."

"Hmm?"

"Aku juga mau kasih hadiah buat kamu. Tapi aku lupa buat siapain. Gimana dong?"

"Apa? Gimana-gimana? "

"Coba kamu tutup mata dulu." Titah San dan Wooyoung menurutinya dengan menutup matanya.

San mendekatkan wajahnya sambil memegang tangan pemuda Jung.

Cupp

San menempelkan bibirnya ke bibir milik Wooyoung selama beberapa detik. Hanya menempel dan tidak ada lumatan sama sekali.

"Selamat natal juga Jung Wooyoung. Makasih ya masih nemenin aku rayain natal hari ini. Maaf juga ya aku lupa siapin kado buat kamu." Ucap San sambil mengusap rambut wooyoung.

Wooyoung tersenyum.

"Ada kamu aja aku udah seneng banget. Jadi aku nggak perlu yang lain. Aku cuma perlu kamu disini. Sama aku."

San mencubit pipi wooyoung sambil berkata "gemes banget sih kamu. Belajar ngomong itu dari siapa hmm?"

"Kamu lah."

"Oh iya kita kapan kerumah kamu?" Tanya San.

Bukannya menjawab, wooyoung malah balik bertanya kepada San.
"Oh aku belum cerita ya?"

"Cerita apa?"

"Kita kayanya nggak jadi kerumah. Papa sama mama nggak ada dirumah. Mereka kejebak salju di jeju. Dan penerbangan nya ditunda nggak tau sampai kapan. "

San manggut-manggut.

"Berarti kita dirumah aja di malam natal?" Tanya San.

"Apa mau kita jalan-jalan aja malam ini?" Tawar Wooyoung.

"Kemana?"

"Namsan tower? Kita belum pernah kesana kan selama pacaran? Sekalian kita pasang gembok disina. Gimana kamu mau?"

"Apa sih yang nggak buat kamu. Mending siap-siap gih. Abis itu kita berangkat."

Cukup siap-siap selama 30 menit. Dan perjalan dari apartemen ke namsan tower sekitar 1 jam dengan mobil dengan kecepatan sedang dikarenakan salju yang terus turun dimalam natal.

Diperjalanan penuh dengan tumpukan salju berwarna putih dan lampu kerlap-kerlip di sepanjang jalan.

"Gimana baju nya udah anget kan?" Tanya San ketika mereka sudah sampai di daerah namsan tower.

"Aku udah pake 3 lapis Choi San. Harusnya aku yang tanya. Kamu cuma pake 2 lapis nggak dingin?"

"Nggak udah ayo. Kamu udah siapin gemboknya bukan?" Tanya San

"Udah dong. Nih lihat!" Pamer wooyoung dengan mengangkat gembok berwarna biru yang sudah ada tulisan nama mereka berdua.

"Jung wooyoung jjang. Ayo kita naik keatas." Ajak San sambil menggenggam sebelah tangan wooyoung.

Mereka pun naik keatas dengan tangan yang masih bertautan dengan sesekali bercanda dan menghasilkan tawa diantara mereka.

Namsan tower pada malam natal bisa dibilang sangat ramai. Banyak pasangan yang menghabiskan malam natalnya. Ada yang mengabadikan momen tersebut dengan berfoto, bercanda, bahkan ada yang memasang gembok seperti san dan wooyoung.

"Pasang sana aja San." Ajak wooyoung sambil menarik tangan San ke tempat yang tidak terlalu ramai pengunjung.

"Pasang gih sama kamu. Nanti kuncinya kita buang sama-sama."

Wooyoung pun mengangguk dan memasang gembok berwarna biru tersebut berdekatan dengan gembok yang lainnya. lalu mereka pun melempar kunci gembok tersebut.

"Hei Jung Wooyoung." Panggil San.

"Hmm?" Sahut Wooyoung dan berbalik melihat kearah manik mata pemuda Choi.

"Aku tau ini klise. Tapi aku tetep mau bilang ke kamu. Aku bersyukur banget bisa rayain natal sama kamu tahun ini. Dan aku harap tahun-tahun berikutnya bakal tetep kaya gini terus." Ucap San sambil mengenggam tangan Wooyoung.

Wooyoung yang mendengar perkataan San pun hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah dibalik syal yang ia pakai.

"San.. Jangan manis-manis aku malu."

"Utututu Jung Wooyoung bisa malu juga ternyata. Biasanya juga kamu nggak tau malu." Ledek San sambil memeluk laki-laki manis di hadapannya tersebut. Dan laki-laki manis tersebut tersenyum kecil di pelukan seorang Choi San.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Intinya Selamat Natal bagi yg merayakan -jwy&cs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Intinya Selamat Natal bagi yg merayakan -jwy&cs

[✓] Pacar? | SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang