Langit tampak berwarna biru muda. Angin pun berhembus damai sesuai arahnya. Cuaca diselimuti cahaya mentari yang hangat. Situasi yang sangat nyaman bagi semua orang dan untuk berbagai kegiatan. Termasuk kegiatan lalu lintas udara yang sedang berlangsung. Suara deru mesin pesawat yang sangat keras berbunyi secara bergiliran di udara. Burung-burung di sekitar landasan terbang bersamaan karena secara alamiah mereka waspada dengan suara bising tersebut.
Bagi sebagian orang, momen pendaratan pesawat masih menjadi momen yang menegangkan walaupun mereka sudah sering melakukan perjalanan udara. Tidak mengherankan karena tahap ini adalah tahap yang sangat rentan bagi si burung besi. Sedikit saja kesalahan atau kerusakan, hal buruk apapun bisa terjadi. Ketika pesawat mulai perlahan menukik, rasanya memang tidak menyakitkan telinga seperti saat lepas landas, namun tetap saja getaran pesawat membuat orang bernyali kecil mengeratkan sabuk pengamannya.
Semua perasaan itu tidak berlaku untuk seorang pria bernama New Thitipoom. Ia tetap menatap ke arah jendela dengan santainya. Lebih tepatnya dengan tatapan kosong yang sulit diterjemahkan. Meskipun demikian, ia tetap mengikuti prosedur keselamatan di pesawat. Raut wajahnya sama sekali tidak menampakkan rasa takut apapun. Kedua tangannya pun dengan santainya berada di atas pahanya. Keheningannya seketika langsung sirna saat guncangan yang cukup keras membuatnya sedikit tersentak juga, pertanda bahwa ban pesawat sudah menyentuh landasan. Burung besi bertuliskan Bangkok Airways sudah terparkir dengan mulus di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Semua penumpang turun dengan perlahan termasuk New yang pucat pasi itu. Ia tampak tidak bersemangat namun tubuhnya sangat antusias untuk turun.
Cahaya mentari menusuk bola matanya, membuatnya harus mengenakan kaca mata hitam yang tergantung di kerah baju kaos hitamnya. Ia menatap jam tangan dan menyetel ulang jam agar sesuai dengan zona waktu setempat. Mobil yang menjemput penumpang akhirnya tiba. Setelah mengambil barang-barangnya dari bagasi, New langsung menyusuri jalur Arrival. Ia merasa cukup senang karena akhirnya ia bisa sampai di Bali, surga bagi wisatawan mancanegara. Sebuah rencana liburan yang tak pernah ia pikirkan, tapi ia melakukannya juga.
New merasa keberatan dengan ransel di punggungnya, terlebih lagi koper yang ia seret kesana kemari seperti anjing peliharaan. Ada kalanya New kesal dan bertanya pada dirinya sendiri, sebenarnya aku bawa apa aja sih sampai seberat ini?. Bagaimana tidak berat, perlengkapannya saja sudah seperti mau road show di beberapa kota. Baju-baju mewah dan ber-merk nya harus mendapat ruang lebih di koper agar tidak kusut. Beberapa sepatu yang trendy dan keren abis juga tidak boleh terlupakan. Belum lagi skincare dengan merk andalannya untuk wajah dan tubuhnya. Paket lengkap tersebut adalah hal yang terpenting karena New tidak akan sudi memakai produk hotel. Itulah alasan mengapa ia memiliki kulit yang putih, mulus, dan lembut. Perempuan mana pun pasti rela lahir kembali untuk bisa memiliki kulit indah New. Bak pangeran dari surga.
Satu hal yang membuat New harus mondar-mandir di bandara adalah karena ia merasa bingung mencari dimana bagian Food Court. Ya... Itulah yang membuat raut muka New sedari tadi sangat pucat namun antusias bergerak. New kelaparan. Padahal ia merasa sudah sarapan yang cukup saat berada di bandara di Bangkok. Tapi durasi laparnya begitu cepat, memang dasar perut New saja yang terlalu rakus. Setelah berkeliling akhirnya New menemukan harta yang ia cari, makanan. Ia membeli sebuah sandwich ukuran besar dengan isian yang komplit, tak lupa juga dengan sebotol air mineral.
"Thank you", ucap New dengan senyum manisnya sembari menyerahkan selembar uang. Untung saja sebelum menjelajahi bandara New sudah menukar Bath nya dengan Rupiah di bagian Money Changer. Kalau tidak New bisa mati kelaparan di Bali, cara mati yang sangat tidak keren bagi New. Penjual sandwich itu membalas senyuman New dengan berbinar-binar, dijamin ia terkesima dengan senyuman New yang mengalihkan dunia itu. Namun siapa sangka, bibir dan mulut indah itu bisa melahap apapun jika sudah lapar level dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TayNew Met in Bali
Фанфик[COMPLETE] Genre: bromance, boyslove Dengan tujuan menenangkan suasana hati, New Thitipoom pergi berlibur ke Pulau Bali. Di saat yang bersamaan, Tay Tawan yang sudah lama tinggal di Bali sedang tergesa-gesa untuk berangkat ke luar negeri karena sua...