New melempar tubuhnya sendiri ke atas ranjang. Ia melepaskan rasa pegal di punggungnya setelah perjalanan seharian ini. Kasur empuk tersebut seakan menyerap semua kelelahannya sehingga membuatnya setengah terpejam. Destinasi unik hari ini membuat New sangat senang. Memang bukan hal yang mewah, tapi pengalaman itulah yang terpenting. Di hari pertama, New bisa memberi Tay rating yaa kira-kira 4,1. Itu tidak buruk, masih bisa meningkat untuk hari selanjutnya. New mengehela nafas lega, ia berguling ke sebelah kanan namun sesuatu yang besar menghalanginya. Ternyata Tay juga berbaring, kedua matanya juga terlihat terpejam tenang. Tay memang sok perfeksionis, saat di Hotel Crystal Kuta ia memberi New banyak cibiran karena merusak tempat tidur hotel yang masih rapi. Tapi ada apa hari ini? Ia juga melakukan hal yang sama. Dasar Tay bisanya cuma ceramahin orang.
"Tay... Kamu tahu gak kalau kamu udah ngerusak tempat tidurku?", New menumpu kepalanya dengan lengannya sambil menghadap wajah Tay.
"Memang kamu aja yang bisa ngelakuin itu? Aku capek tau. Lagipula ini tempat tidur kita berdua.", Tay berguling membelakangi New. Ia sedang tak mau meladeni New saat ini.
New tercengang mendengar kata 'berdua' dari mulut Tay. Rasanya seperti memberi arti yang berbeda dari arti harfiahnya. Apalagi ini dalam konteks soal tempat tidur. Mungkin New berpikir terlalu berlebihan. Atau memang perasaannya saja yang membawanya berpikir yang berbeda? Ah sudahlah. Sedetik kemudian New mendengar suara dengkuran. Siapa lagi kalau bukan dari Tay. New membiarkan Tay tertidur dengan nyenyak. Terlepas dari masalah soal tempat tidur yang akan berantakan, oh ya apalagi Tay belum mandi. Mungkin malam ini mereka akan tidur dengan mencium bau keringat, tapi New orangnya santai. Ia bisa memaklumi, Tay pasti kelelahan karena seharian mengendarai motor. Sedangkan dirinya hanya duduk menikmati pemandangan. Perjalanan dengan sepeda motor itu lelahnya memang dua kali lipat. Tapi ada sensasi tersendiri yang membuat mereka secara tak sadar lebih mudah untuk melenyapkan 'kecanggungan'.
Tay mengerang karena badannya terasa sangat kaku. Ia tertidur pulas sampai kaos hitam lusuhnya yang sudah dipakai seharian tersingkap, memperlihatkan sedikit otot-otot perutnya. Tay tidak seperti New, ia tidur lebih tenang. Ia tidak akan membuat sprei kasur bergelombang kesana kemari sampai membentuk seperti peta topografi 3 dimensi. Tay melihat barang-barangnya sudah tertata rapi di kamar. Ia ingat terakhir ia menjatuhkan ranselnya sembarang ke lantai karena saking capeknya. Ia juga menemukan sebuah handuk yang terlipat rapi dan sebotol air mineral di sebelahnya. Tay mengambil botol air mineral tersebut lalu berjalan ke jendela kamar. Seperti sebuah kebiasaan, ia selalu menatap langit dari jendela sambil meneguk air di tangannya. Pemandangan malam di Kota Denpasar memang indah. Kerlap kerlip lampu dari setiap bangunan terlihat indah seperti lampu-lampu pada pohon natal. Atau lebih mirip seperti kunang-kunang. Kendaraan yang hilir mudik di jalan raya berjalan secara teratur. Tapi tidak ada yang tahu benar bagaimana perasaan para pengendara di bawah sana. Semuanya tampak tak jelas jika dipandang dari kejauhan. Malam ini mereka beristirahat di salah satu Hotel Terkenal di Denpasar, yaitu Hotel Aston. Jarak antara Pusat Konservasi Penyu di Pulau Serangan dengan hotel ini sejauh 14 Km. Tay membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk berkendara sampai ke sini.
Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. New keluar dengan memakai handuk saja di pinggangnya. Rambutnya juga basah dan sangat lepek membuat matanya mungkin sedikit tertutupi. Tay seperti kehilangan nafasnya beberapa detik. Apa setiap mereka di hotel ia harus melihat pemandangan ini? Sebenarnya ia juga tak paham dengan reaksi tubuhnya. Itu hanya New kan? New yang sangat bodoh dan cerewet. Untuk apa ia harus kaget melihat New dengan keadaan topless seperti itu? New sama sekali tidak memperhatikan Tay yang masih mematung di dekat jendela kamar. Ia malah bersiul-siul seperti habis mandi di rumah sendiri. New memegang ikatan handuk di pingganggnya dan saat itu juga Tay mendapatkan sinyal warning dari kepalanya.
"Wait wait wait... Mau ngapain kamu?", Tay mengulurkan tangannya memberi tanda 'stop'.
"Mau ganti bajulah... Masa aku tidur kaya gini? Nanti kamu nafsu lagi. Huuu..", New menggetarkan bahunya seakan ia memang sedang bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TayNew Met in Bali
Fanfiction[COMPLETE] Genre: bromance, boyslove Dengan tujuan menenangkan suasana hati, New Thitipoom pergi berlibur ke Pulau Bali. Di saat yang bersamaan, Tay Tawan yang sudah lama tinggal di Bali sedang tergesa-gesa untuk berangkat ke luar negeri karena sua...