New tahu benar ini masih sangat pagi. Alarm dari ponsel Tay sangat berisik. Apa New tidak bisa mendapat waktu tidur yang lebih lama? Ini sedang liburan, bukan wajib militer. New masih sangat ingin tidur. Tapi apa ini? Ia merasa seseorang di sebelahnya sudah beraksi lebih dulu. Sedari tadi New sudah sadar kalau Tay memang melakukan sesuatu padanya. Menggelitik telapak kaki dan pinggangnya, menyetel musik tepat di depan telinga New, mencubit-cubit perutnya. Dan sekarang Tay masih sibuk menusuk-nusuk pipi New dengan telunjuknya. Tay rupanya benar-benar berusaha membangunkannya dengan segala cara.
"Aduhhh Taaayy.... Ganggu banget sih...", akhirnya New kalah.
"Bangun juga akhirnya...", Tay berbaring menghadap New dengan kepala bertumpu dengan lengannya.
"Memang gak ada cara lain ya??", New merungut kesal.
"Menurutku tadi aku udah bangunin kamu dengan cara halus kok. Terakhir aku bangunin kamu dengan cara kutendang-tendang malah gak bangun-bangun."
"Masih kurang halus....", New tak puas diperlakukan seperti itu.
"Terus maunya gimana? Kamu mau aku bangunin kamu dengan cara meluk kamu terus masukin tanganku ke baju kaosmu, ngelus dadamu, terus bisikikin 'Nong New bangun dong...', gitu?", entah kenapa Tay bisa nyerocos dengan kata-kata seperti itu di pagi hari.
"Idiih... Jauh banget pikiranmu... Lagi horny ya pagi-pagi?"
"Kalau ngomong jangan ngaco!", Tay tak suka dituduh.
New tak menjawab apa pun, pangandangan matanya malah turun ke bagian bawah tubuh Tay. New menemukan bukti. Ada sesuatu yang berdiri tegak tapi bukan kebenaran, sesuatu yang menonjol tapi bukan bakat.
Tay awalnya bingung dengan raut wajah New sampai akhirnya ia mengikuti arah pandang New dan melihat apa yang sedang diperhatikan New dari tadi.
"New liatin apa??!!", Tay secepat kilat menutupi bagian tersebut dengan tangannya dan langsung melesat masuk ke kamar mandi.
Melihat Tay yang seperti itu New jadi terkekeh geli, tapi setelah itu ia malah diam. Ia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Ternyata New juga mengalami hal yang sama dengan Tay di pagi hari. Morning glory. Bukannya semua cowok juga mengalami ini? Tapi kenapa aku juga ngerasa malu ya?Untung gak diliat Tay , New membatin.
Mereka sudah selesai bersiap, kali ini mereka tidak langsung melakukan check out. Ini berarti mereka akan menginap lagi di hotel ini dan trip di Kota Denpasar belum selesai. Bawaan mereka hari ini tidak terlalu ribet. Tay hanya membawa handbag lengkap dengan tas kamera. Sedangkan New hanya membawa tas kompek yang diselempangkan ke depan dadanya.
"Sebenarnya kita pagi gini mau kemana?", New memang benar, ini masih pukul 07.18. Tapi mereka sudah siap jalan.
"Ke lapangan...", Tay menjawab datar.
"Tay kemarin kan kita udah ke lapangan. Masa ke lapangan lagi? Aku bukan lansia ya yang mesti rajin jalan-jalan pagi ke lapangan."
"Memang lansia aja yang mesti jalan-jalan pagi? Liat aja badanmu tu. Kaya gak pernah olahraga deh."
"Memang badanku kenapa? Fine aja tuh..."
"Dasar buncit...", Tay mencubit perut New. New sendiri meringis kesakitan namun merasa geli juga. "Udah jangan banyak tanya liat aja deh nanti."
"Iya iya...", New segera mengikuti Tay untuk menaikki motor tapi selanjutnya New malah menopang dan menyandarkan kepalanya di bahu kanan Tay sambil memeluk perut Tay.
"Apa-apaan ni?", Tay kaget dengan tingkah New yang seperti itu.
"Masih ngantuk hmm...", ternyata New sengaja melakukan itu karena ia masih mau melanjutkan tidurnya di motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
TayNew Met in Bali
Fanfiction[COMPLETE] Genre: bromance, boyslove Dengan tujuan menenangkan suasana hati, New Thitipoom pergi berlibur ke Pulau Bali. Di saat yang bersamaan, Tay Tawan yang sudah lama tinggal di Bali sedang tergesa-gesa untuk berangkat ke luar negeri karena sua...