Last Day?

1.3K 150 27
                                    

Beberapa hari belakangan ini, New nyaris tak pernah menyesali perjalanan wisatanya. Semua tampak baik jika diingat-ingat kembali. Walaupun beberapa tempat membuat New sedikit ketakutan, itu bukan masalah besar. Tapi ia tidak pernah menyalahkan Tay tentang perihal tersebut. Ia tahu Tay sudah memberikan yang terbaik untuknya. Bahkan setiap tempat yang mereka kunjungi seakan memberi kenangan tersendiri. Oh ya, berbicara soal rating, New bahkan bisa memberikan planet, bukan hanya lima bintang untuk Tay. Ada kalanya New merasa dirinya spesial, mungkin sangat spesial. Mendapat seorang pemandu wisata yang baik dan penuh kepedulian seperti Tay bukan kesempatan yang sering didapatkan orang lain. Tapi New juga tidak mau merasa terbang tinggi, karena bisa saja Tay bersikap seperti itu kepada semua wisatawan. Hal itu bisa saja terjadi jika profesionalisme Tay sudah mengalir di dalam darahnya. Namun, salahkah New bila ia merasa Tay itu terlalu baik padanya? Ia diperlakukan bukan seperti turis biasa selama ini, tapi seperti sesuatu yang lebih dari itu. New belum bisa menyebut itu apa. Rasa nyaman dengan Tay memang tak bisa ia bohongi. Luka yang ia bawa dari Thailand seakan mulai terobati secara perlahan, dibalut dengan hangatnya kasih dari seorang pemandu wisata.

New memandang layar ponselnya. Ia tersenyum lagi mendapati wallpaper ponselnya yang berubah. Ia tidak berniat menggantinya. Ia juga tahu ini pasti ulah Tay. Siapa lagi yang bisa mengotak-ngatik ponselnya? Hanya mereka berdua yang tahu sandi ponselnya. New masih memperhatikan ponselnya, ingatannya melayang ketika ia dan Tay tengah beristirahat setelah berjalan sejauh 2 kilometer di rawa-rawa hutan mangrove. Entah apa yang dipikirkan New saat itu, sehingga ia bisa berniat untuk mengambil foto mereka berdua, padahal ia baru mengenal Tay. Kalau dihitung hari pun, sesungguhnya lama mereka bertemu juga masih sebentar. Tapi rasanya sudah seperti kawan dekat. New mencoba membuyarkan pikirannya, ia tidak mau tenggelam dalam lamunannya sendiri. Ia juga tidak akan senang jika dirinya saja yang merasakan hal ini. Ia berusaha agar tidak jatuh ke lubang yang sama dua kali.

Perairan tenang memenuhi panorama di mata New. Bukan warna biru, tapi warna kehijauan mendominasi genangan air raksasa ini. Kabut tipis terlihat turun, dibarengi dengan secercah cahaya matahari yang mencoba untuk menyeruak putihnya embun pagi. New sedang berdiri di tepi Danau Beratan. Salah satu danau di Bali yang terkenal dengan keelokannya. Letaknya tidak jauh dari hotel tempat mereka menginap semalam. Saat tengah menikmati pemandangan, Tay menghampiri New dari arah belakang.

"New, lagi mikirin apa? Ada barang ketinggalan di hotel?" tanya Tay sambil menepuk bahu New.

"Ouh, enggak. Gak ada barang yang tertinggal kok. Semua aman dan lengkap. Kecuali sepatuku yang mulai kotor." New melihat ke arah bawah.

Tay juga ikut memperhatikan sepatu milik New, tapi ternyata miliknya sendiri juga mulai dipenuhi kotoran. "Maaf ya, gara-gara aku kita jadi kaya gembel beneran. Maaf juga kalau aku gak izinin kamu bawa pakaian lebih banyak lagi," lirih Tay.

"Bukan masalah, lagian gak buruk juga. Aku jadi bisa terbiasa hidup dengan barang seadanya. Kalau mau bawa barang banyak pun, mau ditaruh dimana?" balas New dengan cengiran.

Tay hanya mengangguk setuju. "New," panggil Tay, "kemarin kamu sempat bilang kalau kamu pengen ini cepat berakhir kan? Aku tahu kamu sebenarnya menikmati, tapi aku juga mengerti kalau kamu selama ini dipenuhi rasa gak enak sama aku. Jadi, aku mau kasi tahu. Aku gak bisa mengelak juga, karena sesuai rencana di kepalaku, mungkin... hari ini memang hari terakhir untuk aktivitas kita," ungkap Tay.

Setelah mendengar penjelasan dari Tay, raut muka New sedikit berubah. Ada perasaan pupus yang tidak bisa ia pahami. Tatapannya mulai kosong, bibirnya juga kaku. Tangannya hanya bisa memegang tali ransel dengan lebih erat. Hingga sebuah senyuman yang agak memaksa muncul dari kekalutan yang tidak jelas ini. "O-ouh gitu... Okelah... Jadi, ada baiknya kita menikmati hari ini kan?" tanya New dengan suara agak parau.

TayNew Met in BaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang