Jumlah kendaraan yang melaju semakin banyak. Lalu lalang dari dua arah hanya menghasilkan suara bising yang menjadi-jadi. Ini belum terlalu cerah, tapi rasanya semua manusia sudah terlalu dini memulai aktivitas mereka. New terus menggerakkan kakinya, melangkah menyusuri jalur trotoar yang berwarna merah muda pucat. Meskipun demikian, kaki dan pikirannya tidak sejalan. Ia berjalan sesuai instingnya saja, tidak tahu entah kemana. Sejak pukul 4 pagi lalu, New sudah meninggalkan rumah Off beserta para penghuni di dalamnya. Berbekal sebuah ransel yang sesungguhnya tidak mampu membantu dirinya sendiri. Ia tahu ini tindakan yang sangat bodoh. Tidak dipikirkan secara hati-hati. Namun, bagi New sendiri, ia tidak punya alasan lagi untuk tetap berada di sana. Apa yang dikatakan Tay kemarin malam benar-benar membuat dirinya tersadar sepenuhnya. Siapa sih New? Dia hanya orang asing, orang luar, outsider. Entah apalagi sebutannya. Itulah mengapa New lebih memilih keluar dari lingkungan tersebut. Tak ada yang menginginkannya lagi. Semua cukup sampai di sini. Persetan dengan kebahagiaan lalu, memori mengenai indahnya menjelajah pulau ini seperti sebuah fatamorgana. Begitu semangat mencapainya, tapi nyatanya semua itu hanya ilusi. Hanya sebuah kebohongan di baliknya. Kenikmatan yang benar-benar hampa tanpa didasari sesuatu yang pasti. Yang sekarang menjadi masalahnya adalah, harus kemana ia sekarang? Jika New ingin berteriak, ia ingin sekali mengungkapkan emosinya karena keadaanya yang begitu sial. Berkeliaran di Kota Singaraja tanpa apapun. Ingatlah bahwa New tidak membawa pundi-pundi sepeser pun.
Setiap ruas jalan ia lewati, setiap tikungan ia pilih sembarang, setiap kerikil di depannya ia tendang dengan rasa putus asa. New tak berhenti menghelas nafas. Bukan karena ia kelelahan, tapi akibat semua problematika yang memenuhi isi kepalanya. Semenjak ia mengetahui kabar Earth melalui Tay, itu mengguncang hatinya seratus kali lebih kuat. Kenapa? Kenapa semua hal yang membuatnya tersakiti harus kembali masuk? Apa semua itu harus New telan hingga tubuhnya tak sanggup menahan lagi dan berakhir dengan meledakkan diri?
Sebuah halte menjadi tempat yang sempurna untuk beristirahat. Terlihat beberapa orang juga sedang duduk. Bedanya mereka menunggu kehadiran bus yang membawa mereka pada kehidupan. Sedangkan New? Ia tak menanti apapun. Ia hanya butuh sebuah sandaran yang membuatnya jadi merasa lebih tenang. Tentu saja ia harus melakukan itu, karena ia baru saja melewatkan waktu sarapannya.
***
Vika tampak khawatir melihat Tay yang sedari tadi mondar-mandir dengan tangan memegang ponsel. Tay terus saja memastikan bahwa kontak yang ditulis di belakang kartu namanya tidak salah. Ia terus mencoba menghubungi New, namun tidak ada jawaban. Kesabarannya mulai habis, ia segera berlari menuju kamar untuk mengambil jaket.
"Joss, ayo cepat ambil kunci mobilmu! Kita cari New sekarang," perintah Tay.
"Baik kak," respon Joss dengan sigap.
"Aku bakal ikut cari dia," ucap Off menawarkan bantuan.
"Apa ibu harus menelpon polisi? Siapa tau itu bisa membantu menemukan New lebih cepat." Vika berjalan mendekati telpon rumah.
"Jangan ibu," cegah Tay.
Vika menatap putranya bingung. "Kenapa?"
Sebelum menjawab, Tay berdecak karena gelisah. "Aku mohon jangan lakukan itu dulu. Aku gak mau masalah ini jadi lebih besar dan rumit. Aku coba cari dia dulu sendiri."
Off mengangguk, " Mmm. Itu benar tante, aku setuju sama Tay." Ia sudah bersiap dengan kunci mobil pribadi di tangannya.
Joss memanggil Tay dari luar, ia baru saja menyiapkan mobilnya untuk keluar dari garasi. Off juga bergegas menyusul untuk mengeluarkan mobil BMW miliknya. Pagi ini benar-benar meresahkan. Setelah mereka tahu New kabur dari kediamannya, seisi rumah langsung heboh. Tay dan saudara lainnya bahkan melupakan yang namanya urusan perut dan mandi. Itu tidak penting. Yang utama sekarang adalah mencari New sampai ketemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TayNew Met in Bali
أدب الهواة[COMPLETE] Genre: bromance, boyslove Dengan tujuan menenangkan suasana hati, New Thitipoom pergi berlibur ke Pulau Bali. Di saat yang bersamaan, Tay Tawan yang sudah lama tinggal di Bali sedang tergesa-gesa untuk berangkat ke luar negeri karena sua...