D-Day

1.5K 147 40
                                    

Sebelumnya author mau ngucapin selamat hari ibu, maaf terlambat. Mari kita doakan ibu kita, orang tua kita, atau siapa pun yang merawat kita supaya mereka sehat selalu dan berumur panjang. Kita juga mesti doa supaya mereka gak bakal pernah naruh rasa curiga ke kita yang suka baca fanifc BL, oke? Hehehe....

.

.

.

Dari luar dinding kaca, seorang pria bertubuh jangkung tengah duduk dengan wajah murung. Beberapa kerutan di wajahnya menunjukkan bahwa ia sudah mengalami stress belakangan ini. Pagi ini, suasana kedai kopi yang berada di Siam Square, Bangkok terlihat cukup ramai. Beberapa pelanggan datang memesan kopi untuk memulai hari atau sekedar menikmati waktu luang. Pria berkulit sawo matang ini hanya menatap gelas kopi di mejanya yang masih penuh. Ia hanya memperhatikan uap panasnya yang mengudara. Perasaan tak tenang masih menyelimutinya. Hingga seorang wanita muda datang dengan beberapa tumpukan buku di tangannya.

"Oii! Ngapain pagi-pagi udah bengong???" tanya wanita tersebut santai sembari meletakkan bawaanya ke atas meja.

"Ck, apasih Namtan? Kepo banget..." jawab pria murung tadi sedikit kesal.

"Ampun deh pak, tapi aku serius deh Earth, ada apa sih? Masalah pacar ya?" korek Namtan.

Earth mengangguk kecil, tapi itu justru membuat tatapan matanya menjadi lebih layu.

"Hah? Serius? Tebakanku bener nih? Ya ampun, pacar yang mana sih, Earth??? Kok aku gak tau, gak pernah dikenalin..." Saking semangatnya Namtan sampai menggeplak Earth.

"Ada deh. Dia memang belum pernah ketemu sama kamu. Ya, soalnya dia memang gak terlalu terbuka soal hubungan kita. Maksudnya dia merasa hubungan kita gak perlu diketahui orang banyak..." jelas Earth.

"Pasti Jane ya???"

"Bukan, ah. Ngaco kamu," sergah Earth.

"Lah, tapi kamu sama Jane keliatannya akrab banget," tebak Namtan.

"Bukan, kamu udah salam paham." Earth mendengus.

"Oke, oke aku selesai deh. Btw, ini laporan keuanganmu ya, sudah kelar." Namtan menyerahkan sebuah flashdisk kepada Earth.

"Makasih ya. Jujur, beruntung banget aku bisa ketemu sama kamu. Ya, berkat bantuanmu bisnis perusahaanku bisa terselamatkan." Earth dan Namtan memang memiliki hubungan kerja. Namtan sendiri adalah seorang konsultan bisnis. Ia berhasil membantu Earth untuk melalui keterpurukan perusahaannya belakangan ini. Itu lah juga penyebab mengapa mereka sangat sibuk, hingga tak punya waktu untuk mengerjakan hal lain.

"Sama-sama. Aku mau pesan kopi dulu ya, aku titip barang-barangku, oke?" Setelah itu Namtan berlalu meninggalkan meja.

"Oke," balas Earth. Ia memperhatikan tumpukan buku dan beberapa dokumen milik Namtan yang ada di hadapannya. Namun, ada secarik kertas yang mencuri perhatiannya. Earth menarik sedikit kertas tersebut dan barulah ia tahu bahwa itu adalah tiket pesawat dengan tujuan penerbangan ke Indonesia.

***

Di sinilah New, dirinya sekarang sedang berdiri di atas tangga yang terbuat dari batang bambu. Saku celananya penuh berisi paku, sedangkan sebuah palu tergenggam di tangan kanannya. Ini sebenarnya di luar jadwal, saat sarapan tadi, tiba-tiba Pak Reno menyuruhnya untuk tidak ikut ke kebun hari ini. Ia meminta New untuk memperbaiki atap rumah yang bocor. Karena kemarin hujan lebat, atap di bagian ruang keluarga jadi berlubang. New tidak bisa menolak, sehingga hanya Tay yang pergi ke kebun.

Di bawahnya, Janhae sedang mendongak memperhatikan New. Ia menemani, siapa tahu New perlu diambilkan perkakas lain. Bagi New, ini bukan pekerjaan yang sulit karena kerusakan yang terjadi tidak terlalu parah. Tinggal memasang satu paku lagi, maka pekerjaannya akan selesai.

TayNew Met in BaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang