Ini sudah tengah hari dan untungnya Tay tidak terlambat mengajak New untuk makan siang. Ia tidak akan tega jika melihat New harus menahan lapar. Satu alasan yang membuat Tay menjadi tidak tegaan dengan New soal makan adalah karena kejadian saat mereka bermalam di Hotel Crystal Kuta. Karena rasa emosinya yang meluap, New harus menahan lapar. Bahkan ia tidak berani berbicara kepada Tay. Itu adalah satu pemandangan yang cukup menyayat hati Tay. Seorang pria manis seperti New harus cemberut dan meringkuk hanya karena kelaparan. Itu sebenarnya hanya perkara sederhana, hanya soal makankan? Tapi New sedang tidak berdaya. Darimana lagi dia bisa mendapat makan kalau bukan Tay yang membelikannya?
Mereka sekarang sudah berada di area parkir. Setelah kurang lebih satu jam lima belas menit, termasuk waktu untuk makan siang di restoran, Tay dan New akhirnya sampai di destinasi selanjutnya. New turun dari motor sambil sibuk menyedot minumannya. Saat selesai dari restoran, Tay membelikan New minuman berisi boba yang di jual di stand yang ada di pinggir jalan. Walaupun murah, tapi rasanya tetap enak untuk diminum.
New terus menyedot sedotannya, padahal isi gelasnya sudah habis. Berharap masih bisa merasakan rasa manis yang tersisa. Ia bahkan tetap meminum air dari es batu yang mencair. Tak sampai di situ saja, New juga mengaduk-ngaduk es batu tersebut, siapa tahu ada boba yang tertinggal. Ayo, siapa dari kalian yang minumnya kaya gitu?
New melihat Tay membawa gelas bobanya yang masih terisi separuh. Tay dengan nikmatnya meminum bagiannya sendiri. New melirik Tay dengan pandangan yang agak aneh. Ia hanya bisa meremas-remas gelas plastik yang sudah tidak bisa diperas tersebut.
"Kok punyamu masih banyak?", tanya New.
"Ya karena aku gak minumlah. Aku kan sambil bawa motor, jadi minumnya cuma sekali-sekali.", jawab Tay sambil mengunci stang motornya.
"Bagi dong...", celetuk New tanpa rasa malu.
"Eits.. Kan kamu juga udah punya tadi. Udah habis ya?", Tay bisa melihat gelas kosong di tangan New.
New menjawab dengan anggukan pelan.
"Kasian banget... Tapi sorry ya, udah punya bagian masing-masing.", Tay sekarang menyedot bobanya seperti bintang iklan. "Slurrpp ahhh... Segarnya panas-panas gini..."
New masih memperhatikan Tay dengan tatapan polosnya.
Tay tertegun melihat raut wajah New yang seperti anak kucing. Ia melirik New dan minuman di tangannya secara bergantian. "Mau?", Tay mengangkat gelasnya.
"Mauu...", jawaban dari New sungguh seperti suara mengeong pelan.
"Hohoho... Sayanganya gak boleh. Kamu udah punya bagian tadi. Udah jangan rakus jadi orang!", Tay seketika menaikkan nadanya.
"Hmm...", New berjalan lemas mendekati tong sampah terdekat untuk membuang gelas kosongnya. Dalam hatinya ia masih ingin minuman manis itu. Enak banget... Saat New membalikkan tubuhnya, tiba-tiba Tay sudah berada di hadapannya.
"Nih nih... Kamu boleh ambil punyaku deh. Punyaku masih lumayan banyak.", Tay menyerahkan minumannya kepada New.
"Serius Tay?", mata New mulai berseri lagi.
"Iya lah, aku juga gak terlalu suka manis."
"Beneran ni?"
"Banyak tanya aku tarik lagi nih."
"Eh iya iya aku ambil, makasih ya...", New gembira sekali mendapat minuman Tay yang hanya tinggal separuh.
"Tapi cepet ya minumnya... Kita mau masuk nih...", hanya karena segelas minuman boba mereka jadi berlama-lama di area parkiran. Tapi entah kenapa Tay selalu luluh jika melihat New memelas seperti itu. Yang Tay pikirkan adalah bagaimana agar ia tidak melihat New cemberut. Itu sangat mengganggu matanya. Apa Tay sekarang benar-benar menjadi seorang sugar daddy?
KAMU SEDANG MEMBACA
TayNew Met in Bali
Fanfiction[COMPLETE] Genre: bromance, boyslove Dengan tujuan menenangkan suasana hati, New Thitipoom pergi berlibur ke Pulau Bali. Di saat yang bersamaan, Tay Tawan yang sudah lama tinggal di Bali sedang tergesa-gesa untuk berangkat ke luar negeri karena sua...