Mohon maaf kalau ada typo ya guys...
Tay mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. New yang berada di belakang begitu menikmati perjalanannya sebagai penumpang. Ternyata bepergian dengan motor tidak terlalu buruk. Angin yang berhembus karena laju motor entah mengapa terasa lebih sejuk, padahal mereka berada di jalan raya yang cukup padat kendaraan. Sudah dipastikan polusi tidak terelakkan lagi. Waktu menunjukkan pukul setengah 4 sore. Matahari yang mulai bergerak ke ufuk barat masih menyilaukan mata dengan cahayanya.
Selama perjalanan Tay dan New hanya diam. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Tay terlalu fokus berkendara. Sedangkan New tidak mau diomeli lagi karena dicap terlalu banyak bicara. Sebenarnya New sangat ingin mengobrol namun ia masih mencoba menahannya. Ia pun sudah melepas pegangannya pada pundak Tay dan lebih memilih memegang tali ranselnya dengan erat. Namun di saat motor terguncang dengan cukup keras, New akan reflek memegang pundak atau pinggang Tay agar ia tidak terjatuh. Tay yang disentuh secara tiba-tiba tersentak sedikit kaget karena tidak terbiasa dengan sentuhan-sentuhan tersebut. Pada dasarnya, aura canggung sedang mewarnai suasana mereka.
"Tay..."
"Mmm iya..."
"Kamu kesal ya karena mesti dalam situasi kaya gini?", akhirnya New mencoba untuk berbicara dengan baik. Namun, sayangnya Tay tidak menjawab. "Tay....", New menepuk kecil pundak Tay.
Motor yang mereka naikki tiba-tiba melambat. Tay rupanya membawa mereka menepi. "Kenapa?"
"Tay, kalau kamu memang gak mau repot kaya ini. Kamu bisa ganti semua dengan uang tunai saja", New juga merasa tidak enak dengan Tay.
"Menurutmu aku kelihatan gak ikhlas? Aku gak pernah main-main dengan kata-kataku. Kalau aku bilang akan ganti rugi, itu artinya aku akan ganti rugi. Gak perlu khawatir, aku gak akan buang kamu", selesai bicara Tay melanjutkan mengendarai motornya. New tidak sempat menjawab. Sejujurnya siapa pun yang melihat sikap Tay yang seperti itu pasti akan mengira bahwa Tay tidak ikhlas, tapi kalau Tay memang ingin seperti itu, ia tidak akan mencoba meragukannya lagi.
"Kita mau ke hotel mana?
"Tunggu saja sampai kita sampai".
Tak lama setelah New bertanya, mereka sudah sampai di sebuah gedung hotel yang cukup besar. Tepat di atas gedungnya, terdapat sebuah tulisan berukuran besar yang terbaca 'CRYSTAL KUTA'. Tay memang sudah merencanakan untuk memilih hotel ini. Hotel ini adalah hotel berbintang 3 yang berarti kualitasnya berada di tengah-tengah, tidak terlalu murahan tapi tidak terlalu mahal. Yang artinya harga sewa kamarnya juga medium. Setelah memarkir NMAX-nya Tay segara mengajak New masuk ke dalam. Lobi hotelnya cukup bagus. Terdapat beberapa sofa panjang yang berguna untuk duduk bagi tamu yang sedang menunggu. Di bagian tengah lobi dan di beberapa sudut dihiasi dengan dekorasi bunga-bunga yang sangat cantik. Dapat terlihat jelas bahwa semua itu hanya bunga imitasi. Di bagian meja resepsionis sudah ada 2 wanita pegawai hotel yang sangat cantik. Mereka memberi salam selamat datang kepada Tay dan New ketika mereka tiba.
"Saya mau memesan satu kamar dengan double bed", Tay memulai pekerjaanya.
"Maaf, Pak. Untuk saat ini kamar dengan double bed sudah penuh. Bagaimana kalau kamar dengan single bed ukuran large?", wanita resepsionis tersebut menjelaskan dengan sangat ramah.
Tay berpikir sejenak, ia memanggil New. "New apa tidak masalah dengan single bed? Kamar dengan double bed sudah penuh"
"Oh, memangnya kenapa? Aku sih tidak masalah ya...", New menjawab dengan enteng tanpa memperhatikan Tay. Ia lebih fokus memperhatikan wanita resepsionis satunya yang sedang tidak mengerjakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
TayNew Met in Bali
Fanfic[COMPLETE] Genre: bromance, boyslove Dengan tujuan menenangkan suasana hati, New Thitipoom pergi berlibur ke Pulau Bali. Di saat yang bersamaan, Tay Tawan yang sudah lama tinggal di Bali sedang tergesa-gesa untuk berangkat ke luar negeri karena sua...