Bandara

2.4K 170 107
                                    

Joss tengah duduk terdiam, ia memainkan gelas bir yang ada di tangannya. Ia menatap dan memutar-mutar gelas tersebut. Jika isinya sudah habis, ia akan mengisinya kembali, lengkap dengan tambahan es batu yang ada di meja bar. Ia sama sekali tidak menghiraukan bartender yang sedang meramu minuman untuk para pengunjung, yang ia tahu ia hanya ingin menikmati malam yang bebas ini. Beberapa wanita sudah mencoba menghampiri Joss tapi sayangnya mereka tidak mendapat kesempatan. Joss selalu menolak mereka dengan halus.

Suara musik masih terdengar keras di jam tidur seperti ini. Tapi tempat ini tidak mengenal yang namanya tidur. Siapa pun berdansa ria tanpa beban di pundak mereka. Membuang segala masalah yang ada di permukaan bumi ini. Joss memang bagian dari pengunjung, tapi kali ini ia sedang tidak ingin hura-hura. Minuman yang tersedia sudah cukup untuknya. Hingga akhirnya seseorang yang ditunggu pun datang.

"Off, kenapa lama banget? Sampe kembung ini perut nungguin kamu karena minum terus."

"Oho! Slow dong brother, jangan mabuk duluan." Off dengan jalan melenggang ikut bergabung duduk di sebelah Joss. Ia memanggil bartender untuk memesan minuman.

"Aku belum mabuk kok. Tapi aku serius nanya, kenapa lama banget?"

"Tadi aku nganterin Gun dulu ke hotel, abis itu baru aku ke sini." Off menyesap bir yang sudah disediakan.

"Lah, kenapa gak diajak sekalian ke sini? Kan lebih seru kalau rame."

"Dia gak mau, katanya capek. Jadi aku aja yang ke sini," jawab Off. Ia mengusap wajahnya yang lusuh. Sebenarnya Off juga cukup lelah. Setelah acara pernikahan Tay yang batal, Off mengubah rencananya untuk menikmati liburan bersama Gun selama beberapa hari.

Joss bisa memaklumi perkataan sepupunya. "Ouh ya udah sih gak apa. Kasian juga si Gun."

"Btw, mana si Tay? Udah bahagia aja tuh kayanya hidupnya."

Joss tergelak, "Iya, dia pergi jalan-jalan lagi sama New."

"Udah balik mereka?"

"Enggak balik mereka, katanya Kak Tay mereka mau pergi ke pantai. Palingan mereka tidur di rumah Kak Tay yang di Nusa Dua. Gitu menurut tebakanku."

Off menegak minumannya sebelum berbicara. "Alahh... Akal-akalan si Tay aja itu pasti..."

"Maksudnya? Emang mereka mau ngapain?"

Off mengedikkan bahunya. "Palingan mereka mau buat ponakan buat kita..." Joss dan Off berakhir dengan tertawa terbahak-bahak. Namun, sayangnya tawa mereka terhenti oleh kedatangan sosok pria lain.

"Off! Sorry ya telat..."

"Oii! What's up bro! Santuy aja, gak apa kalo telat." Off memberi salam akrab untuk pria tersebut. Joss yang ada di sebelahnya hanya bisa memperhatikan interaksi di antara dua orang tersebut. "Joss, kenalin ini temen aku di kampus. Namanya Luke, aku memang sengaja ngajak dia karena Gun gak bisa ikut. Rame lebih seru kan?"

Joss mengangguk setuju, kemudian ia bersalaman dengan Luke dan memperkenalkan diri. "Joss..."

Luke membalas dengan senyum ramah, "Aku Luke."

"Guys, aku mau ke toilet dulu ya. Udah kebelet, kalian ngerumpi aja dulu. Jangan seru-seruan tanpa aku ya. Tungguin aku pokoknya." Setelah itu Off mengeluyur pergi meninggalkan Joss dan Luke.

Dalam situasi ini, Joss tidak banyak bicara. Ia masih menikmati minumannya, mungkin karena baru kenal, jadi rasanya sedikit canggung.

"Mau bersulang?" tawar Luke sembari mengangkat gelas birnya.

Joss cukup terkejut dengan ajakan Luke, tapi mungkin itu ide yang bagus. Ia mengangkat gelas miliknya hingga terdengar suara 'triingg'. Dengan gerak-gerik kaku, Joss menikmati tegukan birnya. Dalam hatinya ia berbisik, aku gak tahu kalau Off punya temen seganteng ini...

TayNew Met in BaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang