Epilog

18.8K 2.3K 370
                                    

Ben : *clapping hands* *clapping hands* *clapping hands*

Ben : Salut buat Tara!

Bima : Ya salut!

Bima : Lo ngebodohin kita semua, Mba! GILAK LO! @Tara

Bima : Ternyata akting Mba Citra nggak ada apa-apanya dibandingin lo, Mba Tar

Bima : Ditunjuk jadi detektif, eh, ternyata...

Ben : Tar, ini gue Citra, lo jahat banget ih!

Ben : Tapi yaampunnn, Tarrrr, please, dehhh *cry laughing* *cry laughing*

Ben : Kasihtahu gue, kek, kalau lo yang ngambil

Tara : Sori, Mba :(

Tara : Gue takut lo marah

Tara : Tapi bukan gue kan yang jatuhin kamera lo, si Bima, tuh, yang ngerusakiin

Tara : Hiks, gue sayang lo, Mba :(

Tara : Jangan marah ya, Mba *love* *love* *love* @Citra @Ben

Ben : Nggak, gue nggak marah

Ben : Tapi ya ampun, Tarrrrrrrr! Uh, lucu banget, sih, lo ini!

Ben : Gemeshhh gue

Bima : Kita berangkatin aja Mba Tara ke Gunung Himalaya, Mba @Ben @Citra

Bima : Kita kubur Mba Tara di sana!

Ben : Tar, Sebastian mana? Btw ini Ben

Tara : Lagi nyetir di samping gue

Tara : Kenapa, Mas?

Ben : Kasihtahu Sebastian

Ben : "Bas, hati-hati, pacar lo licik!"

Bima : *cry laughing* Licik ngetz

Ben : Citra lagi ngamuk loh sekarang, Tar, gara-gara merasa dikhianati

Bima : Ngamuk di pesta pernikahan sendiri, sampai panggungnya roboh

Bima : Tanggung jawab, Mba @Tara

Ben : EH, NGGAK, NGGAK! Jangan percaya, Tar! Ini gue Citraaa

Tara : JAHAT! @Bima @Ben

Tara : :( :( 

Ben : Nggak, kok, Tar, Ben sama Bima cuma bercandaa. Ini Citra, Tar.

Ben : Gue nggak marah, Tar. Gue juga sorii karena udah bohong soal kamera gue.

Ben : Tapi, Tar, lo tahu nggak....?

Tara : Tahu apa, Mba?

Ben : Gue yang nyembunyiin HP lo dikulkas!

Tara : HAH?!

Tara terkesiap dan menoleh tajam ke Bastian. "Bas! Yang nyembunyiin HP aku dikulkas ternyata Mba Citra!"

Bastian yang tengah mengemudi di sebelah Tara mengernyit, "Apa? Kok, bisa? Bukannya kamu emang lupa naruh di kulkas?" tanya Bastian.

Tara tercenung. Iya juga ya. Tara lantas kembali melihat layar HP.

Ben : TAPI BOHONG!

Bima : Wkwkwkwk

Ben : Tadi bukan gue ya. Itu idenya Bima sama Citra.

Tara langsung menghela napas panjang, menyender lemas di sandaran kursi. Ia lelah dengan runtutan drama kejut-kejutan ini.

"Apa kata mereka?" Bastian menoleh padanya. Tara termangu lama, tapi tiba-tiba tertawa. "Kenapa, Tar?" tanya Bastian kebingungan melihat tawa Tara.

"Aku lagi ngebayangin Bima buka-buka kardus di kos barunya," kata Tara.

"Kardusnya Bima? Emang kenapa?" Bastian mengerutkan kening.

Sambil tertawa Tara menjawab, "Pas aku bantu dia ngepak barang buat pindah aku sempat masukkin sampah kertas orak-orek di dalam kardusnya sebelum dia plesterin."

Bastian tertawa lagi. "Tara... Tara..." Ia menoleh memandang Tara. "Cewek nakal."

Tara tertawa lagi. Bakat mengusili nampaknya telah mendarah daging di tubuhnya.

* * *

Dan benar saja, saat Bima membuka kardus barang di indekos barunya dekat kampus ia menemukan sampah kertas bekas orat-oret. Bima menggeram, "MBA TARAAAA!" 

Thief!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang