Scheme 08 : Kunci Keberhasilanmu = Menjaga Rahasiamu

7.2K 1.6K 130
                                    


TARA dan Bastian masih terjebak di dalam mobil kumbang kuning milik Tara. Mereka terperangkap kemacetan hingga Tara tidak sadar sudah menggunakan HP sampai baterainya lowbat lima belas persen. Gara-gara membahas S2 dengan Arvin minat Tara untuk lanjut sekolah bangkit lagi. Ia keasyikan riset studi sampai tak sadar HP-nya butuh pertolongan. Tara melirik Bastian yang duduk di kursi kemudi. Cowok itu sibuk mengetik sesuatu di HP.

"Eh," panggil Tara. Karena Bastian tidak noleh-noleh, Tara pun berdeham. "Eh..."

Bastian akhirnya beralih wajah dari layar HP ke Tara di kursi belakang. "Lo manggil gue?" tanya pria itu.

"Emang ada siapa lagi di sini?" Tara mengernyit gusar.

"Nama gue bukan 'Eh'," Bastian kembali berkutat dengan HP.

"Ya siapalah," Tara memutar bola matanya. "Eh, lo bawa powerbank nggak?"

Sembari tetap mengetik di HP Bastian bertanya datar, "Emang kenapa?"

"Boleh pinjam?" Harus Tara akui, ia gengsi meminjam. Coba saja di mobilnya ada pengecesan, dijamin ia tak bakal meminta.

Sebastian tak membalas. Pria itu sibuk, matanya tak berkedip melihat layar HP.

"Eh," Tara memanggil lagi.

"Bentar, bentar," Bastian mengerutkan kening dalam. Cowok itu menatap HP-nya lekat-lekat.

Tara tidak tahu apa yang Bastian lihat hingga wajah laki-laki itu serius begitu, tapi ia tak mau HP-nya kehabisan daya. "Eh, sori ganggu, tapi beneran, HP gue bentar lagi mati," paksa Tara.

Sebastian akhirnya menurunkan HP dari pandangan. Pria itu mendesau berat menoleh Tara. "Powerbank-nya cuma bisa charger satu HP dan masih gue pake," ujarnya malas.

"Bentar aja," pinta Tara. "Paling nggak HP gue bisa buka Google Map."

Di waktu yang tidak tepat itu, HP berdaya lima belas persen Tara mendadak berdering. Mama-nya menelpon. "Halo, Mah?" Tara mengangkat panggilan itu.

"Tara," Suara mamanya sangat jernih. "Mama mau ngingetin, besok lusa mama-papa berangkat ke Jakarta. Landingnya malam. Kalau kamu masih kerja biar mama-papa dijemput sama teman mama-papa yang ada di Jakarta aja, kamu nggak usah jemput."

"Jangan, Mah, biar Tara aja yang jemput," bantah Tara. Ia sudah lama tidak melihat orangtuanya. Tara sangat ingin bertemu mereka. Ia bahkan sengaja menyuruh mama-papanya tinggal di kamar kosong di kontrakkan mereka walau orangtuanya itu sebetulnya sudah pesan hotel. Mau bagaimana lagi? Mama-papanya cuma satu hari satu malam di Jakarta.

Untuk beberapa saat Tara dan mamanya mengobrol mengenai susunan acara orangtua Tara di Jakarta. Namun mendadak percakapan itu terputus. "Halo, Mah? Mah?" Suara di seberang telepon menghilang. Tara melepas HP dari telinga dan menatap layar hitamnya.

Gawat! Ia lupa HP-nya low battery. Kini malah sudah mati.

Tara baru saja akan mencoba pinjam powerbank lagi ke Bastian saat mobil mereka baru keluar dari kemacetan. Bastian yang mulai melajukan mobil bertanya, "Gue lupa, tadi di Google Map arahnya belok mana ya?"

"Loh." Mampus! "Bukannya tadi lo udah lihat?" tanya Tara.

"Gue lupa, makanya gue nanya." Bastian memanuver gigi mobil. "Coba cek di Google Map," perintah pria itu.

"HP gue..." Tara menunduk linglung menatap HP-nya. "HP gue mati."

Bagai genderang perang, belasan klakson menyerang di belakang mobil mereka yang kebingungan. Bastian sendiri, yang mengemudikan mobil, juga tak tahu harus menjalankan mobil ke kanan atau ke kiri.

Thief!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang