"Saksi yang kedua adalah Dokter Nevin Vizz, seorang resident tahun ketiga berumur 31 tahun. Ia ditugaskan untuk menemani medical check-up Hakim Razed. Penugasan itu tanpa alasan khusus, hanya karena rotasi dan shift dokter di rumah sakit ini," terang Rick Boyden.
"Semoga keberuntungan kita terus berlanjut," ucap Dennis, membuka pintu sebuah ruangan.
Di dalam ruangan itu duduk seorang pria berperawakan sedang dengan muka yang terlihat tegas dan ditumbuhi bakal janggut yang sedikit berantakan. Rambutnya yang cokelat tua dipotong pendek dan mencuat-cuat. Pria itu langsung berdiri begitu Dennis dan Rick memasuki ruangan itu. Mereka kemudian saling berjabat tangan dan Dennis merasa dokter ini tidak segelisah Hugh karena genggaman tangannya yang kuat.
"Jadi, Dokter Nevin, apa kau siap menceritakan segalanya?" tanya Rick, memberikan sedikit tatapan tajam, namun dokter itu masih tampak tenang, duduknya tegap, seolah sudah mawas akan situasi apa yang sedang dialaminya.
"Ya! Saya siap. Apa yang ingin anda sekalian tanyakan?"
"Kau cukup menceritakan apa yang menimpa dirimu sore ini ketika menemani Hakim Razed melakukan CT Scan," Dennis berkata dengan tenang.
"Ow... tunggu sebentar. Apakah kalian mencurigai saya yang melakukan hal keji itu?" tiba-tiba Nevin mengambil posisi defensif. Ia agak mundur dan menyilangkan tangannya di depan dada.
"Tidak ada yang mengatakan seperti itu Dokter Nevin. Justru kami berharap anda membantu kami dengan menceritakan apa yang anda alami."
Rupanya yang dikatakan oleh Dennis barusan dapat menenangkannya. Dennis menghela nafas, pria di depannya ini kelihatannya saja tenang, namun sepertinya ia juga gelisah, karena itulah sikapnya berubah-rubah.
"Baiklah. Jadi... eng... medical checkup Hakim Razed dimulai sekitar pukul setengah sebelas, setengah jam terlambat dari jadwal karena Hakim Razed bersikeras meminta bodyguard-nya itu selalu berada di dekatnya selama pemeriksaan, padahal itu melanggar protokol rumah sakit. Chief Resident saya dan Hakim Razed sempat bertengkar, namun hanya dengan satu telepon, keributan itu dapat terselesaikan."
Para detektif polisi itu mengangguk-ngangguk, mengerti perkataan Dokter Vizz barusan. Hakim Razed sudah membangun karirnya di Harmac dari berpuluh-puluh tahun yang lalu. Memulai karirnya sebagai hakim muda sampai kemudian menjadi hakim yang dikenal sebagai "tangan kematian" karena banyaknya vonis hukuman mati yang dijatuhkan olehnya. Tetapi, "tangan kematian" itu hanya berlaku untuk narapidana dengan kasus yang bisa dibilang lebih ringan daripada kasus korupsi besar-besaran para pejabat ataupun pengusaha dan anggota dewan. Justru kepada tikus-tikus itulah Hakim Razed menjadi malaikat dan dengan itu karirnya melaju pesat sampai menduduki posisi Hakim Agung beberapa tahun silam.
Dokter Nevin bersuara kembali, "Yah, singkat cerita Hakim Razed dapat ditemani dengan satu bodyguard-nya itu kemanapun, yang sepertinya barusan bicara dengan kalian," kata Nevin, melihat tanggapan Dennis dan Rick satu persatu. "Medical checkup itu dijadwalkan selesai pukul 2 siang, namun banyak sekali kendala pada saat pemeriksaan. Tidak hanya karena Hakim Razed yang banyak permintaan, tapi ada juga karena pemeriksaan yang harus diulang beberapa kali. Akhirnya, kami sampai pada pemeriksaan terakhir, yaitu CT Scan baru sekitar pukul setengah 4 sore."
"Kau yakin akan waktunya?"
"Tentu, karena sebelum masuk ke ruangan dan ada sedikit percekcokan dengan Hakim Razed, saya mengecek jam tangan dan mengeluh betapa terlambatnya pemeriksaan ini."
"Percekcokan soal apa?" tanya Boyden, memajukan tubuhnya.
"Mengenai apakah ia boleh ditemani si bodyguard ke dalam ruang CT Scan atau tidak," jawabnya. "Saya melarangnya karena protokolnya jelas dan ketat, ruang CT Scan hanya untuk pasien dan ruang kendali hanya untuk dokter. Saya sedikit memaksa, sampai akhirnya ia setuju. Saat itu saya berpikir tidak akan ada apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOSPITAL WARD (M.O.D #2)
Mystery / ThrillerMasa lalu yang mengenaskan menjadi pengantar memasuki lorong-lorong suram Rumah Sakit Harmac. Dimulai dari tiga mayat yang menggantung di bawah langit subuh yang kelabu, Detektif Dennis harus menghadapi seorang pembunuh berantai yang berbeda dari bi...