HTN : 5

33.8K 5.8K 823
                                    

Pria itu berdiri dengan menyandarkan punggung pada mobil kala bibirnya membentuk lengkungan senyum hanya karena sosok cantik yang ia tunggu keluar dari dalam rumah dengan menenteng tas bermerk yang harganya nyaris setengah miliar di lengan kiri dan tangan kanan digunakan untuk mendorong koper berukuran kecil.

Melenggok anggun dengan heels tinggi berwarna putih bening, sosok cantik itu menjelma bak Cinderella nyata. Oh tidak ... Bagi Akira kekasihnya memiliki kecantikan melebihi Cinderella. Terlebih dengan rambut yang dibiarkan tergerai lurus, dan jepit rambut kecil bertahta berlian bertengger cantik di atas telinga sebelah kanan.

"Nunggu lama?" tanya wanita itu dengan nada mendayu manja.

Ah ... Akira gemas dibuatnya.

Mencondongkan tubuh ke depan, mensejajarkan wajah pada sang kekasih yang memiliki paras seindah namanya, Berlian. Akira menggeleng pelan. "Aku siap menunggu lebih lama lagi selama itu untuk kamu." Pria itu mengecup pipi berwarna kemerahan sang kekasih yang kian merona karena ucapannya.

Mengusap hidung pada hidung Akira, Berlian lantas mengangkat sebentar koper kecilnya. "Aku nggak bawa banyak pakaian." Ya ... Isi koper kecilnya lebih didominasi dengan perlengkapan makeup dan bikini saja yang rencana akan Lian kenakan di pantai.

Pantai Bali tentunya.

Akhirnya ... Untuk pertama kali, Akira mengajak dirinya berjalan-jalan ke luar kota.

Akhirnya ... Pria itu rela menyampingkan pekerjaan demi dirinya.

"Untuk apa?" Akira mengerjap lambat sebelum berdiri tegap dan membukakan pintu mobil untuk kekasihnya. "Kita akan membelinya di sana nanti. Ayo tuan putri, kita berangkat."

Mencubit pelan perut datar Akira yang agak keras, karena pria ini begitu rajin olahraga membentuk otot tubuh, Berlian yang tersenyum malu masuk ke dalam kendaraan pribadi kekasihnya dan dalam suasana tenang, bahagia sekaligus tak percaya karena sekian tahun berpacaran akhirnya bisa bepergian ke luar kota bersama.

"Oh ya, om Herry masih di London?"

Mendengar sang kekasih menanyakan sang ayah, seketika suasana hati Berlian berubah tak nyaman. "Hem ... Oh ya, aku bilang soal kepergian kita ini ke Fei, nggak apa-apa, kan?" Berlian segera mengganti topik pembicaraan.

Dengan sorot pandang fokus pada jalanan, Akira menggeleng lambat, menjawab tanya retoris kekasihnya. "Kamu bahkan sudah menginfokan ke semua pengikut Instagram kamu soal liburan kita ini, sayang." Dan ucapan Akira yang menggoda Berlian karena wanita itu mengunggah seluruh aktivitas pribadi ke media sosial langsung Berlian respon dengan cubitan lembut di lengan pria itu.

"Ngeselin."

Akira terkekeh saja, sementara tangan kiri yang Berlian beri cubitan mesra digunakan untuk mengelus puncak kepala kekasihnya. "Karena kamu, Fei jadi banyak titipan." Ia tolehkan sebentar wajah pada Berlian, memamerkan kerutan di hidung. "Merepotkan."

Langsung memberikan senyuman lebar hingga jajaran gigi putih dan rapinya terlihat mempercantik wajahnya yang sempurna dengan polesan make up natural, Berlian menjawab. "Adik kamu nggak serius. Dia bisa beli sendiri kalau dia mau. Bali sudah seperti Jakarta untuk Fei. Bila perlu ke sana tiap minggu."

Membenarkan jawaban Berlian, Akira mengangguk dan menimpali dengan tanya. "Kamu juga, kan? Tapi kenapa tetap sesenang ini pergi ke Bali?"

"Karena ditemenin kamu." Berlian langsung merangkul manja dan menempelkan kepala pada bahu kekasihnya. "Ini jalan-jalan pertama kita ke luar kota setelah tiga tahun pacaran, sayang. Bahkan walau hanya ke Bandung, itu tetap spesial selama sama kamu."

"Waw. Berarti mulai sekarang aku harus luangkan waktu untuk pergi ke tempat yang lain sama kamu, ya?"

Berlian langsung mengangguk semangat. Melepaskan diri dari Akira yang membuatnya ingin terus bersandar manja, Berlian menatap pria itu dengan binaran harap di sepasang mata sipitnya yang cantik dengan segaris eye liner hitam. "Ke Paris?"

Hold The NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang