HTN : 8

30.9K 5.8K 626
                                    

Pria itu paham betul dengan sifat Agung, ayah angkatnya yang memiliki hati begitu lembut hingga semua apa yang pria itu ucapkan, Akira tak mampu menyangkalnya.

Benar gila pemikirannya hingga tega menuduh Agung yang pastinya tak tertarik dengan semua harta kekayaan yang ia punya, karena Agung bukan Catra yang menggilai harta hingga rela menggadaikan sebuah persahabatan.

Mendengkus kasar, Akira merasa kesal pada ucapan Narendra yang seakan mengatai ia sebagai anak angkat tak tahu diri, juga kesal pada diri sendiri yang bisa kelepasan hingga menuduh Agung begitu buruk, lalu kesal pada Nara yang lagi-lagi kabur.

Tidakkah ia diberi kesempatan untuk mengusir lalu menendang pulang wanita itu agar berhenti mengacaukan konsentrasinya selama berlibur? Oh ... Berkencan bersama sang kekasih di saat ada istri yang berkeliaran di sekitarnya, membuat Akira seolah tengah dimata-matai.

Melangkah cepat ke area parkir, sambil beberapa kali mengusap wajah, merasa begitu kacau dan tertekan.

Berlian menuntut sebuah pernikahan, meski ia bisa memberikan itu. Tapi syarat untuk menjadikan Berlian yang pertama jelas tak bisa, karena keluarganya tak ingin ia melepaskan Nara demi mempertahankan kekayaan keluarga dan ya ... Setelah apa yang ia lalui. Jelas ia tak ingin Nara dan keluarga wanita itu menikmati kerja keras ayahnya dan ia semenjak remaja.

Enak sekali keluarga wanita itu. Setelah berpuluh tahun menjadi lintah darat bagi keluarganya, membuat ia menerima menikahi Nara, mengambil seluruh simpati ayahnya, lalu setelah Catra tertangkap melakukan korupsi besar-besaran, masih menginginkan sebagian harta keluarganya melalui Nara.

Dengan mengambil seluruh rasa peduli sang ayah, keluarga sang istri sudah berhasil mengasingkan dirinya dan sang ibu dalam hati Brama. Semua untuk Nara. Apapun demi wanita itu. Bahkan ... Andai ibunya tak menghalangi sejak dulu, sudah tentu Nara akan tinggal di rumah mereka sejak dulu sebagai anak angkat yang terasa seperti anak kandung.

Tapi dulu Akira tak sepicik itu untuk menyingkirkan Nara. Baginya perhatian sang ayah pada Nara adalah perhatian seorang paman yang baik hati. Oh ... Akira tak cemburu tentang hal itu. Namun setelah sang ayah turut mengorbankan dirinya demi seorang Nara ... Sial! Akira benci mengingat lagi bagaimana ia tak begitu penting bagi Brama yang lebih memikirkan kesejahteraan Nara dibandingkan ia, ibunya, dan adik-adiknya.

Meremas rambut kasar, frustasi karena hati dan pikiran tak pernah bebas dari belenggu permasalahan keluarga yang ia sangga sendiri selama bertahun-tahun, Akira masuk ke dalam kendaraannya.

Melajukan pelan, keluar dari area parkir, tak sengaja netranya menangkap sosok yang kabur dari dirinya tadi, sedang terburu-buru memasuki sebuah mobil.

Mendengkus dengan seringai liciknya, Akira melajukan kendaraan ke arah mobil yang membawa istri sahnya yang berlibur tanpa rasa tenang tentunya. Wanita itu benar-benar takut bertemu dengan dirinya.

Memasuki jalan beraspal, Akira sudah kehilangan jejak Kendaraan yang membawa sang istri.

Oh ... Nara pikir ia tak tahu ke mana wanita itu pergi?

Mulai menciptakan siasat untuk mengerjai Nara karena melihat ekspresi takut wanita itu merupakan sebuah kesenangan baginya yang selama lima tahun pernikahan terlalu jarang berinteraksi dengan wanita itu dan tampaknya selain mengasingkan istrinya, mulai sekarang Akira harus sering tampil untuk menambah kesal wanita itu padanya. Akira melajukan kendaraan ke arah hotel tempat penginapan dirinya juga Nara.

Tiba di hotel, raut wajah begitu semringah seakan menyambut raut kesal dan takut Nara merupakan sebuah obat dari semua permasalahan yang membuatnya ingin menjadi gila saja agar tak perlu memikirkan segala macam problematika. Akira berdiri di depan pintu coklat dengan nomor 1103 tertempel di sana.

Hold The NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang