HTN : 7

31.2K 5.6K 829
                                    

Sesuai janjinya pada Narendra untuk tak mengganggu pria itu setelah mereka tiba di Bali. Jadi usai tiba di hotel dan mengalami patah kaki gara-gara Akira--karangan Nara yang hiperbola, nyatanya hanya sedikit terkilir dan sudah sembuh setelah Naren ajak wanita itu ke tempat urut, rekomendasi teman Naren di Bali--Nara tak mengganggu pria itu lagi. Sendirian di pulau wisata, Bali, ia menikmati suasana desir angin di pesisir pantai Sanur, sambil berjemur menikmati pemandangan bule yang juga turut menghitamkan kulit memamerkan dada bidang yang ingin Nara sentuh dan jadikan sandaran hati yang kesepian karena terlalu lama menganggur.

Hatinya tak ada aktivitas mencintai atau menaruh peduli pada sosok pria yang bisa menciptakan debar-debar menggelikan.

Tapi menatap para bule tampan bermata biru dan ada juga yang warnanya sehijau hutan belantara, membuat Nara ingin tersesat saja di sana.

Uuuh ... Membuat adonan anak dengan bibit berkualitas dari para bule, mungkin Nara bisa menciptakan keturunan yang tampan dan cantik dengan perpaduan sempurna. Kira-kira bule mana yang sudi menikahinya?

Aah ... Dua hari tak mengganggu Naren, ternyata tak begitu buruk bagi Nara yang tetap menemukan jalan pulang ke hotel setelah ia berkeliling di sekitar pantai Sanur, sambil berpikir tentang masa depan indah bersama para bule.

Tapi dua hari ini ia belum mendapatkan bule yang bisa diajak berkenalan, karena Nara sendiri bingung apakah para bule mengerti dengan bahasa Nasional yang ia gunakan. Jadi, tak mau putus asa, Nara berniat untuk mencari bule di pantai Kuta saja. Mungkin di sana ada bule yang fasih bahasa Indonesia.

Setelah itu, memanfaatkan waktunya yang hanya sebentar saja di Bali, Nara juga ingin mengunjungi The Keranjang Bali, untuk berfoto cantik dengan spot unik yang bisa ia pamerkan di media sosialnya, juga jangan lupa untuk pergi ke Pura Besakih. Nara akan menggunakan pakaian tradisional Bali dan berfoto cantik di sana, memamerkan betapa ramah lingkungannya wajah yang ia punya. Maksudnya ia cantik berdandan apapun, karena wajahnya yang memang selalu cocok didandani seperti apapun juga. Itu adalah penilaian pribadi seorang Nara terhadap seorang Nara.

Lalu tempat lain yang juga amat sangat ingin Nara kunjungi. Tempat-tempat wisata yang ia dapatkan dari Mr. Google, si mesin pencarian canggih yang membantunya untuk menemukan tempat wisata menarik di Bali, adalah Monkey Forest Ubud.

Ah ya ampun!

Nara ingin mencari tahu kira-kira ada berapa monyet yang wajahnya mirip dengan Akira dan Berlian. Nanti jika bertemu dengan pasangan monyet yang begitu persis dengan suami dan selingkuhan suaminya itu, Nara akan memberikan satu sisir pisang, lalu foto bersama. Ah pasti lucu sekali.

Memikirkan itu Nara jadi sangat tak sabar. Mungkin memang baiknya besok ia pergi untuk mengunjungi Akira dan Berlian ... Maksudnya para monyet lebih dahulu untuk menuntaskan rasa penasarannya terhadap rupa monyet yang persis dengan Akira.

Menikmati terakhir kali debur ombak yang menyentuh jemari kakinya, Nara yang tampil menantang dengan tankini merah dan ia ikatkan di pinggang kain bali putih bergambar corak bunga  berwarna senada dengan tankini yang ia kenakan lantas berdiri, menendang gulungan ombak kecil yang menghampiri, Nara kemudian berbalik dengan menenteng ponsel dan topi pantai yang ia gunakan hanya saat berfoto saja, agar hasil potret diri kian menarik.

Bergerak pelan menyusuri tepi pantai seorang diri di tengah keramaian para pengunjung yang ingin mengabadikan indahnya jingga di langit sore, Nara lantas berhenti saat di hadapannya ia temui dua sejoli yang saling berhadapan, dan salah satu tangan sang wanita memotret romantisme mereka dengan menjadikan debur ombak sebagai latar belakang foto.

Menelan salivanya kasar, Nara lantas berbalik dan berjalan cepat ia menghindari dua sejoli tadi, Karena enggan rencana untuk menemukan kembaran suami di Monkey Forest Ubud batal karena dirinya harus dilempar pulang, kembali ke Jakarta.

Hold The NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang