Jisung terengah bukan main. Matanya tertutup rapat karena rasa lelah luar biasa
Hampir dirinya tertidur, namun kemudian kembali ingat jika mereka masih di parkiran
"Sayang, kita harus bergegas. Sebelum satpam mencurigai kita"
Yang lebih kecil tertawa ringan. Ia ambil kemeja dan pakaian lain nya. Begitupun dengan minho di samping nya
Setelah selesai, keduanya beranjak pergi memasuki lift. Tentu saja dengan jisung di dalam gendongan sang kekasih
"Tidurlah. Aku akan merebahkan mu jika sudah sampai"
Jisung mengangguk lalu mulai memejamkan mata nya di pundak sang kekasih. Baru beberapa langkah, minho kembali menghentikan laju nya
Ia melihat seseorang di depan pintu kamar jisung. Berdiri sambil menaruh ponsel nya di telinga.
Sepertinya sosok itu sedang berada dalam panggilan
Minho kenal siapa sosok itu.
"Jisung"
"E-eung?"
Minho meringis dalam hati. Kasihan juga kekasih nya yang sudah benar-benar kelelahan.
Tapi mau bagaimana lagi? Minho harus membangunkan jisung
"Ada changbin di depan pintu kamar apartment mu"
Jisung langsung bangkit turun walau kemudian dirinya hampir jatuh karena pinggul dan bagian belakang tubuh yang masih terasa nyeri
"Oh shit—"
"Seperti nya dia akan menginap. Jadi aku hanya akan mengantar mu sampai sini. Kau paham kan?"
Jisung mengerucut. Padahal ia berharap bisa cuddle dengan minho. Tapi yah— mau bagaimana lagi?
Tidak mungkin minho menunjukan batang hidung nya di hadapan changbin. Akan muncul banyak tanda tanya di dalam kepala lelaki penyuka dark itu
"Maafkan aku. Aku tidak tau jika changbin akan datang"
Minho menggeleng. Ia usap surai yang lebih kecil
"Seharusnya aku yang minta maaf karena membuat mu kacau begini. Kalau begitu sampai jumpa di kantor"
Selesai berucap, minho memutar arah dan berjalan menjauh memasuki lift. Jisung menghelah nafas, ia lanjut berjalan menuju changbin berada
Tentu dengan langkah tertatih dan tangan sesekali menopang tembok.
Changbin menoleh dari kejauhan. Menatap nya dengan alis mengerinyit bingung
"Ada apa dengan jalan mu"
"Berisik"
Jisung men-Tap keycard nya hingga terdengar denting jika pintu sudah terbuka.
Lelaki di belakang tubuh jisung ikut masuk. Changbin melepas jaket dan membantu jisung membawa pelastik berisi takoyaki
"Did you get fucked by stranger?"
Tentu saja changbin tau alasan jisung berjalan aneh seperti pinguin begitu. Apalagi jika bukan karena jisung melakukan sex ?
"Hey man. Watch your mouth"
Jisung yang sudah lelah hanya bisa menjawab seadanya sambil merapihkan jaket juga menyimpan makanan di atas meja
"Then... You have a boyfriend right?"
Ejekan yang lebih tua membuat jisung menggeram kesal. Ia lempar kotak tissue tepat mengenai kepala changbin
"Can you just shut the fuck off. It's none of your business!"
Tidak bisa lebih jauh. Jisung tidak bisa marah terlalu jauh karena bagaimana pun hanya changbin saudara yang ia punya di dunia ini
Yah— walaupun fakta nya mereka tidak sedarah. Tapi kebaikan nyonya Seo yang membantu nya hidup akan selalu jisung ingat
"Aku hanya khawatir dengan kondisi adik ku. Apa kau baik-baik saja"
He's a totally a bastard. Pertama mengejek dan mengolok-olok hingga rasanya jisung ingin sekali menendang dan memukul wajah pongah changbin jika sedang berucap
Namun kemudian lelaki itu akan bersifat gentle. Seolah-olah ada dua kepribadian di dalam tubuh lelaki dengan tinggi badan 167 cm itu
Sial.
"Berhenti bertingkah seolah kau kakak ku"
Jisung menepis tangan lelaki itu di surai nya. Ia hanya menerima kebaikan nyonya seo, bukan berarti ia menerima changbin
Tentu saja karena jisung memiliki alasan akan itu.
"Oke-oke. Aku akan meminjam kamar mandi mu sebelum pergi tidur. Boleh?"
Jisung melenggang menuju kamar. Membalas ucapan sang saudara dengan kalimat datar biasa
"Whatever."
::::🕊🕊::::
Jisung tidak menyangka. Pagi ini tugas nya akan menumpuk seperti gunung di atas meja
Semalam dirinya hanya tidur kurang lebih tiga jam! Plus tubuh nya masih nyeri karena kegiatan nya dengan minho di dalam mobil.
Sekarang bagaimana? Jisung tidak yakin bisa mengerjakan nya seharian full. Apakah dirinya bisa?
"What the— hhh sial. Kenapa harus sebanyak ini yang harus ku kerjakan? Apa yang lain nya tidak bisa becus bekerja!!"
Rutukan jisung yang cukup pelan itu terdengar oleh teman di sampingnya.
"Duduk dan kerjakan. Terlalu banyak bicara. Kau fikir tugas nya akan berkurang"
Oh yeah, jisung lupa jika rekan di samping nya ini sangat mengerikan.
Biasanya lelaki dengan surai legam itu hanya akan diam. Tapi sekali nya membuka mulut maka kau akan mati di tangan nya
"Maaf seungmin. Aku cukup lelah belakangan ini. Semalam hanya tidur dua jam"
"Sayang sekali ya. Kau ini Masih muda. terlalu banyak melakukan hal kotor jadilah seperti ini"
"Apa maksud mu hal kotor?"
Seungmin menggedikan bahu. Lanjut mengetik tanpa sekali pun menoleh
Jisung terhenyak. Menyesal karena sudah mengajak seungmin mengobrol, pada akhir nya ialah yang akan kalah
Tapi—
"Apa tuhan masih mau mendengar doa seorang pendosa yang sering melakukan banyak hal kotor?"
Seungmin memutar matanya. Ia kira jisung akan kapok mengajak nya bicara, tapi nyatanya lelaki itu malah melanjutkan percakapan
"Tuhan tidak akan mengabulkan doa Nya. Bodoh"
Jisung menunduk dan menghela nafas. Sudah ia duga jawaban nya akan seperti itu, jadi ia tidak kaget
Tapi tetap saja ia merasa sedih.
Jisung mulai mengambil laporan di atas meja. Mengetik nya tanpa mau lagi membuka suara
"Tapi tuhan akan tetap mendengar doa mu. Jangan ragu untuk terus bercerita padanya tentang masalah hidup. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang bisa kau percayai selain tuhan"
Jisung tersenyum. Ia menaruh kopi yang ia buat pagi ini, namun belum sempat ia minum karena syok pagi nya
"Untuk mu"
Seungmin menerima nya. Lalu ia minum singka
"Thanks"
🕊🕊🕊🕊🕊
To be Continue
🕊🕊🕊🕊🕊Yang ini slow dulu ya. Sampe orange tamat 👀🖖
KAMU SEDANG MEMBACA
[20] Agreement || Minsung
Fanfiction'kau perduli padaku, tapi mencintai seseorang lain- La Belle Personne jisung menatap minho di depan nya. dengan tangan saling genggam ia mengusap nya lembut "bukankah ini terdengar seperti diriku?" tanya jisung "tidak ji. aku tidak mencintainya" •S...