Minho meneguk kopi nya di atas meja. Menatap layar laptop sesekali beralih menatap ke arah samping dimana sunoo sedang memakan biscuit malam nya
Tentang heejin. Ia sudah memiliki rencana lain nya, bagaimanapun ia harus memutuskan hubungan nya dengan si wanita picik itu
Beruntung ibu nya mendukung, ayah nya pun begitu. Awal nya hanya ayah nya yang tidak setuju jika ia berpisah dengan heejin. Namun lambat laun ia melihat bagaimana heejin memperlakukan sunoo dengan tidak bertanggung jawab
Di sela pekerjaan nya, minho menatap ke arah televisi yang sedang menampilkan berita
Mini market yang tidak jauh dari perusaan nya di jarah oleh sekelompok preman. Mengerikan—pikir nya namun ia tidak perduli dan malah lanjut mengerjakan tugas di atas pangkuan
Tanpa minho sadar jika sosok jisung hadir di dalam berita dengan kondisi yang memprihatinkan
"Dadaaa—"
Minho menoleh saat sunoo memekik nyaring. Bibir nya basa oleh saliva dan remahan biscuit yang langsung minho sapu dengan jari
"Masih mau biscuit lagi?"
Gerakan minho yang hendak mengambil biscuit terhenti. Sebuah panggilan masuk ke dalam ponsel nya
Ia mengerinyit bingung namun tetap di angkat oleh nya.
"Hallo?"
'Hallo selamat malam. Kami dari rumah sakit xx ingin mengabarkan jika saudara Han Jisung sedang di rawat di rumah sakit kami karena perut nya tertusuk oleh pisau saat perampokan—'
Minho menatap ke arah televisi. Dan benar saja, nama jisung tertera di dalam layar. Menjadi salah satu korban tikaman dengan luka yang cukup serius
"B-baik, saya akan ke sana sekarang"
Minho mematikan sambungan lalu beralih memanggil ibu nya
'Hallo minho ada apa?'
"Bu. Aku akan kerumah sekarang, tolong jaga sunoo sebentar. Jisung sedang di rumah sakit"
•••
Sore itu, jisung duduk di sebuah kursi taman. Dengan mantel dan syal melingkari leher, udara sangat dingin jadi ia harus memakai pakaian super tebal agar tidak demam
"Maaf membuatmu menunggu lama. Apa kau kedinginan?"
Jisung menoleh dan mendapati kekasihnya—minho tersenyum ke arah nya
satu kecupan di pipi jisung dapat dari minho. Lelaki itu mendudukan dirinya di samping jisung dengan tangan yang saling bertaut hangat
"Apa jalanan macet hingga kau terlambat 10 menit dari waktu yang sudah di janjikan?"
"Tidak. Aku perlu mengambil sesuatu dari kantor"
"Apa itu?"
Minho mencubit hidung kekasih mungil nya dengan gemas hingga hidung itu memerah karena nya
"Kau tidak perlu tau"
Kemudian jemari nya di genggam semakin erat dan di bawa menuju mobil yang terparkir di pinggir jalan
Jisung menurut dan masuk ke dalam mobil. Minho membawa nya ke suatu tempat, entah tempat seperti apa karena lelaki itu tidak menjelaskan nya lebih jauh.
Selama perjalanan mereka mengobrol hangat. Membicarakan banyak hal yang menyenangkan dan saling melempar lelucon
Jisung terus menarik bibir membentuk senyum. Ia selalu senang bisa mengobrol dengan minho
Karena jika bukan minho siapa lagi? Jisung tidak memiliki teman untuk bercerita dan berbagi tawa
"Kita sampai"
Jisung menoleh ke depan. Gelap, tidak ada apa-apa di hadapan nya
Namun jisung bisa mendengar deburan ombak memeka telinga. Minho membawa nya ke pantai
"Kenapa kau membawa ku ke sini?"
Minho tidak menjawab, lelaki itu membuka pintu mobil dan mengenggam kembali jemari jisung
Mendudukan tubuh mungil itu ke atas mobil.
Jisung terheran-heran. Raut gugup begitu ketara di wajah tampan sang kekasih. Apa yang sebenar nya membuat minho segugup itu?
Bahkan lelaki itu sedikit kesulitan menatap nya
HUP-
Jisung menangkup wajah minho dengan kedua tangan. Memaku tatap pada sang kekasih yang sekarang mulai diam menenang
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu? Katakan padaku. Tidak biasanya kau segugup ini"
Minho menghela nafas sejenak sebelum melepas tangkupan tangan mungil jisung di wajah nya
"Ayo kita berhenti"
DEG!
Jisung bungkam. Minho meminta berhenti? Tapi kenapa?
Jisung merasa dirinya tidak melakukan kesalahan fatal sebelum nya. Kenapa minho meminta nya berhenti
"Aku tidak ingin menjadikan mu mainan sex ku lagi. Ini memuakan, melihat mu mengobrol dengan lelaki lain. Aku benci melihat nya
Jadilah kekasihku jisung. Aku mencintaimu."
Tunggu—
Jisung menangis. Ia sudah sangat ketakutan minho akan melepas nya. Jisung sudah sangat takut tidak lagi bisa melihat dan mendekap sosok nya
Namun ternyata lelaki itu malah menyodorkan kotak beludru di hadapan wajah.
Memasangkan cincin indah pada jari manis nya dengan lembut. Lalu di kecup hangat
"Be mine, Boof?"
Jisung menubruk tubuh minho dengan pelukan. Ia menangis di dalam dekapan sang kekasih dengan suara yang cukup keras
"Jangan menangis. Maaf membuat mu khawatir dengan ucapan ku, satu hal yang harus kau tau.
Aku mencintaimu, Sangat. aku tidak mau membagimu dengan seseorang lain. Kau untuk ku. Hanya untuk ku"
Jisung merasa jika hati nya menghangat, bersamaan dengan sapuan lembut ibu jari minho yang mengusap air mata di pipi nya
"Apa kau tidak mau menjawab pernyataan ku?" tanya minho diikuti kekehan kecil
"Hiks- bukan kah sudah jelas? Aku mencintaimu"
Minho membawa tubuh jisung ke dalam dekapan. Memeluk nya dengan hati-hati
"Ya. Memang seharusnya begitu, sayang"
DEG
Minho menatap ke arah jisung. Air mata menetes begitu saja, padahal jisung belum sempat membuka mata nya
"Hey Jisung, Ada apa? aku di sini. Jangan takut"
"Minho"
Lirihnya dengan mata yang masih terpejam. Jisung nya bermimpi?
Minho menggenggam jemari dingin itu, melihat wajah sang kekasih yang memucat membuat nya merasa nyeri di ulu hati
"Jangan takut. Aku tidak akan meninggalkan mu"
Minho menekan tombol yang ada di atas kepala ranjang. Memanggil dokter dan perawat agar segera memeriksa kondisi kekasih nya
"Minho" lirih jisung lagi.
Tidak ada kalimat lain selain memanggil nama nya. Sebenar nya apa yang sedang jisung mimpikan? Kenapa terlihat sangat menyedihkan
Tidak lama kemudian dokter datang dengan dua orang suster. Minho melepas genggaman lalu memundurkan langkah nya sedikit agar sang dokter bisa memeriksa nya
"Bersabarlah, sayang. Aku janji, ini akan jadi mimpi buruk mu yang terakhir, karena setelah ini kita akan bahagia"
Tentang heejin. Minho yakin anak buah nya bisa mengatasi wanita tersebut
•To be Continue•
KAMU SEDANG MEMBACA
[20] Agreement || Minsung
Fanfiction'kau perduli padaku, tapi mencintai seseorang lain- La Belle Personne jisung menatap minho di depan nya. dengan tangan saling genggam ia mengusap nya lembut "bukankah ini terdengar seperti diriku?" tanya jisung "tidak ji. aku tidak mencintainya" •S...