Jisung membuka mata nya perlahan, dirinya sudah berada di atas kasur.
Sepertinya changbin memindahkan nya karena seingat nya ia jatuh di atas lantai, bukan di kasur
Jujur saja, sebenarnya jisung takut untuk membuka mata. Masalah nya dengan changbin belum selesai, lelaki itu pasti menuntut nya untuk bercerita sekarang
"Sudah membaik?"
Jisung mendudukan dirinya dan menunduk, ia menganggukan kepala untuk menjawab pertanyaan sang saudara
"Kenapa kau melakukan nya ji. Kenapa kau melakukan hal sejahat ini. Berhubungan dengan seseorang yang sudah berkeluarga itu tidak baik. Kau perusak, kau tau itu kan?"
"....."
"Aku tau kau masih mencintai nya, tapi seharusnya kau sudah benar-benar melepasnya saat tau jika mereka akan menikah."
"....."
"Mereka sudah hidup bahagia, sunoo sudah lahir. Apa kau tidak merasa bersalah padanya? Kau merusak masa depan sunoo. Kau merusak hubungan mereka"
"........"
"Sekarang apa? Kau tidak bisa bicara ya?buka mulut mu, katakan sesuatu padaku"
Diam-diam jisung mengusap pipi nya yang sepertinya kembali dialiri oleh air mata. Namun changbin tidak dapat melihat nya karena jisung terus menunduk
"Tapi, aku dan kak minho lebih dulu menjalin hubungan—"
"Persetan dengan itu. Dia sudah menikah han!! Jangan menganggunya apa kau tidak paham ha?"
Jisung tersentak, ia memeluk tubuh nya sendiri erat-erat saat changbin menyentak nya cukup keras
"A-aku tau hiks- jangan membentak ku!!"
Jisung merunduk lagi, menenggelamkan wajah nya pada lutut yang ia peluk
Sementara changbin yang melihat itu hanya bisa menghela nafas jengah. Jisung menangis lagi dan enggan menatap nya
"Minho s-selalu ada untuk ku. D-dia selalu menemaniku dalam keadaan apapun.. Aku merasa dianggap bersama nya. Aku tidak mau kehilangan nya—"
Kalimat jisung di sela oleh changbin yang menatap nya tidak percaya
"-kau tidak menganggap ku? aku saudara mu-"
"Kau bahkan benci melihat ku. Bagaimana bisa aku merasa nyaman bersama mu, kau bahkan enggan menyerahkan marga mu padaku padahal jelas-jelas ibu mengizinkan aku menggunakan nya"
"....aku punya alasan akan itu han. Kenapa kau kekanakan sekali"
"Hiks- kau bahkan hampir membunuh ku!!! Apa kau tidak ingat dulu?? Kau hampir menusuk ku dengan pisau! Kau melecehkan ku untuk pertama kali nya hingga orientasi ku hancur!! Semua karena mu—"
PLAK
Jisung memejamkan matanya kuat-kuat saat merasa nyeri dan panas menjalari pipi nya. Changbin menampar nya lagi dengan telak, lelaki itu tidak berubah sedikit pun sejak dulu
"Lalu kenapa jika orientasi mu hancur karena ku? Kau marah padaku? Jika kau tidak di ambil oleh keluarga ku, sudah dipastikan kau akan tetap menjadi seorang gay! Lebih parah nya menjadi pemuas nafsu di asrama itu sebelumnya yang kau tinggali!"
Jisung mengusak air mata nya perlahan. Ia memilih diam, percuma bicara dengan changbin karena pada akhirnya ia akan tetap akan mendapat tamparan
"Maaf. Aku memang tidak tau diri, maaf aku tidak bisa menjadi adik angkat yang baik dan manis untuk mu"
Changbin berdecak. Ia bangkit karena merasa emosi nya lagi-lagi meluap saat melihat jisung. Ia tidak mau lagi-lagi tangan nya menampar pipi gembul itu
Jadi changbin memilih pergi keluar. Meninggalkan jisung sendiri
Padahal seharusnya changbin tidak melakukan nya. Seharusnya changbin jangan meninggalkan jisung seorang diri dalam keadaan seperti ini
•••
Minho memijat pangkal hidung nya. Masalah semakin rumit, changbin sudah tau semua nya.
Dan wajah nya menjadi sasaran hantaman pukulan changbin hingga ada cukup banyak lebam menghiasi wajah
Ia menatap baby sunoo yang juga menatap nya. Mulut bayi itu terbuka dan mengeluarkan suara aneh khas bayi baru lahir
Sunoo yang membantu nya, tapi sunoo juga yang menghancurkan hubungan antara dirinya dengan jisung
"Sunoo. Siapa yang akan kau pilih kelak? Aku atau ibumu"
Minho menatap ke arah lain dimana heejin yang ternyata baru masuk ke dalam ruangan setelah melakukan pemeriksaan
"Minho? Ada apa dengan wajahmu"
Minho memalingkan wajah saat jemari wanita itu hendak menyentuh nya.
"Tidak apa-apa. Bukan masalah besar"
Heejin berdehem lalu mendudukan diri di atas kasur nya dibantu oleh beberapa suster
Minho menyerahkan selembar kertas ke arah wanita tersebut tepat setelah dua suster yang membantu nya keluar dari ruangan
Heejin menatap lembar tersebut dalam diam.
"Tanda tangani sekarang"
Heejin menarik kertas tersebut lalu merobek nya kasar. Wanita tersebut menarik selimut dan berbalik membelakangi minho
Minho menyeringai kecil. Ia melipat tangan nya di dada sambil menatap punggung sempit wanita tersbut
"Hee? Kenapa jadi seperti ini. Kau mau membohongi ku heejin?"
"A-aku mau tidur. Jangan ganggu aku"
Minho mengedikan bahu. sepertinya wanita itu seperti nya enggan untuk melanjutkan pembicaraan, jadi minho mengiyakan saja. Namun-
"Baiklah. Istirahat lah yang banyak. Aku mau membawa sunoo—"
"Jangan! Aku bahkan belum menandatangani surat nya-"
Minho tergelak, menatap heejin dengan pandangan remeh nya membuat heejin cukup kesal melihat nya
"Aku hanya akan membawa nya jalan-jalan sebentar. Kenapa kau sangat panik ha?"
Sunoo tertawa hingga menampilkan gusi tanpa gigi nya, menatap minho dengan jemari yang hendak menggapai
Minho menggendong nya dalam dekapan. Menatap heejin datar tanpa minat
"Lagipula aku tidak yakin kau bisa mengurus nya."
•••
Jisung menatap rentetan pesan yang minho kirim untuk nya.
Bertanya tentang kondisi nya apakah jisung baik-baik saja selama dengan changbin
Jisung tidak membalas. Ia bingung untuk membalas, perasaan nya masih sangat berantakan
Setidak nya ia harus menenangkan pikiran nya lebih dulu.
Jisung menyimpan ponsel di meja, menarik cangkir berisi susu coklat hangat nya untuk ia teguk
Perlahan pikiran nya mulai rileks walau tidak sepenuh nya sih. Tapi lebih baik dari sebelum nya
"Sekarang apa yang harus kulakukan." gumam nya dalam kesendirian
Selalu seperti itu. Jisung tidak pernah punya teman untuk diajak nya bercerita dan berdiskusi
Dulu ada minho yang selalu mendengar keluh kesah dan memberi pendapat untuk nya. Namun kali ini tidak
Beberapa saat lalu keputusan nya sudah bulat untuk tidak lagi mau berhubungan dengan minho
Tapi kali ini hatinya berubah lagi. Jisung merindukan minho
•To be Continue•
KAMU SEDANG MEMBACA
[20] Agreement || Minsung
Fanfiction'kau perduli padaku, tapi mencintai seseorang lain- La Belle Personne jisung menatap minho di depan nya. dengan tangan saling genggam ia mengusap nya lembut "bukankah ini terdengar seperti diriku?" tanya jisung "tidak ji. aku tidak mencintainya" •S...