"Jangan sok tau begitu. Aku baik-baik saja, hanya terlalu banyak minum semalam"
Changbin hanya terkekeh sinis.
Tentu saja ia tidak percaya, siapapun yang melihat pasti tau jika jisung menghabiskan malam nya dengan menangis.
"Terserahlah kalau kau tidak mau menceritakan nya. Kita ubah topik ini, bagaimana pekerjaan mu?"
"Tidak ada masalah. Besok pagi aku harus pergi menemani pertemuan director"
Changbin menaikan sebelah alis nya. Seingat nya jisung itu bagian divisi dokumen. Kenapa lelaki itu diikut sertakan?
"Minho..tidak sedang bermain-main padamu kan?" tanya changbin dengan nada sedikit aneh
"Maksud mu apa?"
"Kau tau maksud ku-"
Jisung menghela nafas. Ia menyandarkan tubuh nya pada sandaran, menghisap batang rokok nya sedikit lebih kuat lalu menghembuskan nya hingga asap mengepul memenuhi wajah
"Kau tau aku dan minho tidak lagi memiliki hubungan apapun semenjak dia menerima pernikahan nya dengan heejin. Kenapa kau berfikir minho mempermainkan ku?"
Changbin mengedikan bahunya santai. Jisung akan lebih sensitive jika menyangkut masalah percintaan nya yang terdahulu
Saat pertama kali minho memutuskan hubungan nya dengan jisung.
Lelaki tupai ini mengurung diri selama dua hari, menangis dan terus menyalahkan diri nya sendiri atas pernikahan minho
Changbin benci melihat jisung selemah itu. Ingin rasanya ia menampar adik angkat nya ini, menyadarkan jika minho bukan lah satu-satunya manusia di dunia
Jisung harus membuka mata lebih lebar. Banyak yang menyukai sosok nya, namun lelaki tupai itu tidak pernah mau menerima siapapun kecuali minho seorang.
Namun di samping itu, changbin paham kenapa jisung sangat sulit melepas minho.
Sejak ibu nya mengadopsi jisung, jisung tidak terlalu banyak menerima rasa kasih sayang.
Bahkan changbin tidak pernah memberi jisung rasa nyaman sebagai seorang kakak
Changbin tebak, selama jisung dan minho masih terikat hubungan dulu, minho banyak melimpahi jisung rasa sayang, dan cinta.
Makanya jisung sangat sulit untuk melepas minho
"Eeh?" changbin tersentak kaget. Walau samar karena asap sedikit membuat pandangan nya mengabur
Tapi ia melihat ada air mata yang jatuh menuruni pipi gembul jisung
"Ji-"
"Im out"
Jisung mengambil tas dan jaket nya. Beranjak meninggalkan changbin begitu saja
Entah kenapa jisung merasa lebih sensitive dari sebelum nya. Mood nya yang semula bagus tiba-tiba saja jatuh saat changbin membahas hubungan nya yang dulu dengan minho
"Jisung!"
Changbin berusaha mengejar, membuat jisung lebih cepat melangkah menjauhi nya.
"Jisung. Tunggu-"
Namun sial nya changbin lebih dulu menangkap pergelangan tangan nya, dan membalik tubuh jisung hingga keduanya saling berhadapan
"Hiks-"
Changbin menarik jisung ke dalam pelukan. Mengusak surai keluarga angkat nya selembut yang ia bisa
"Sorry. Lain kali aku tidak akan mengungkit masa lalu mu"
Tangis nya semakin deras. Inilah yang jisung inginkan. sebuah pelukan hangat
Perlahan tangan bergetar jisung terangkat. Balas memeluk tubuh changbin di dalam dekapan nya
"Hiks- kak c-changbin. Maaf, j-jisung belum bisa melepas kak minho"
Changbin membeku. Jisung memanggil nya 'kak'.
Terakhir kali ia memanggil nya dengan sebutan 'kakak' adalah saat changbin memberi nya hadiah di ulang tahun jisung yang ke 15
Namun setelah ayah nya mengalami kecelakaan. Jisung tidak lagi memanggil nya dengan sebutan 'kaka'.
Salah nya sih, salah changbin yang terus memojokan dan menyalahkan jisung karena kecelakaan itu.
Tapi kali ini.. Apa jisung sudah memaafkan nya?
"Jisung. Calm down, aku di sini. Tidak apa jika kau belum bisa melupakan nya, tapi kau harus tetap berusaha untuk melepas nya. Minho sudah memiliki hidup baru"
🕊🕊🕊🕊🕊
Pagi-pagi sekali jisung sudah sangat siap dengan trip nya. Koper kecil di tangan nya ia seret masuk ke dalam bandara
Beberapa teman nya sudah sampai. Penerbangan akan dilakukan beberapa jam setelah kedatangan nya
"Ji.. Kenapa pucat sekali?"
Jisung lupa memakai skin care pagi nya. Salahkan changbin yang enggan melepas pelukan nya pagi tadi
"Aku lupa memakai perawatan wajah pagi ini"
Jinwoo menggeleng. Ia menyentuh wajah jisung yang terasa dingin di tangan
"Tidak. Kau memang pucat, bukan karena tidak memakai skin care. Kau yakin bisa menjalani trip ini? Aku bisa mewakilkan pekerjaan mu jika kau tidak bisa melakukan nya"
Jinwoo terus mengoceh sambil melilitkan syal coklat nya di leher jisung, juga menyerahkan coat hangat nya di tubuh jisung
Jisung menerima nya tanpa protes, ia juga menerima ribuan siraman rohani yang keluar dari ocehan jinwoo padanya yang tidak memakai pakaian hangat
Tanpa mereka sadari. Minho menatap keduanya datar, padahal sekertaris shin sedang menjelaskan tentang apa saja yang akan mereka lakukan di sana
Tapi fokus minho hanya pada jisung. Lelaki mungil yang membelakangi nya, kekasih manis nya yang sedang di dekati sosok lain
"Jinwoo ya. Hmm" gumam minho dengan wajah yang benar-benar dongkol nya
"Tuan Lee. Apa anda mendengar?"
Minho menyerahkan berkas nya pada sekertaris. Sedikit mendorong tubuh lelaki tua itu dan beranjak pergi masuk ke dalam coffe shop
"Jelaskan lagi padaku saat sudah di dalam pesawat."
🕊🕊🕊🕊🕊
"Haaaaa...." jisung mengerang. Ia kira dirinya bisa sedikit beristirahat di dalam pesawat selama penerbangan
Namun nyatanya ia masih harus memeriksa data sialan ini
"Tenanglah. Ini akan cepat selesai"
Jisung menghela nafas, ia menyimpan lembaran kertas nya di atas meja. melepas pengaman dan berjalan ke kabin belakang
Tenggorokan nya kering. Ia butuh air dingin atau kopi hangat sekarang
SREK-
jisung menyesal memasuki mini pantry untuk mengambil minum. Nyatanya ia melihat minho di sana
Lelaki itu menatap nya juga dengan gelas di tangan.
Jisung memutar badan. Untuk beberapa hari ini ia tidak mau bertemu minho
Namun tangan nya di cekal.
"Berhentilah."
🕊🕊To be continue🕊🕊
KAMU SEDANG MEMBACA
[20] Agreement || Minsung
Fanfiction'kau perduli padaku, tapi mencintai seseorang lain- La Belle Personne jisung menatap minho di depan nya. dengan tangan saling genggam ia mengusap nya lembut "bukankah ini terdengar seperti diriku?" tanya jisung "tidak ji. aku tidak mencintainya" •S...