Bara api

1.3K 96 13
                                    

Sudah lima hari Wina dirawat Rumah Sakit Angkatan Udara Iswahyudi.

"Bosen banget cuma tidur,makan,tidur,makan." Keluh Wina yang sedang tidur diranjang.

"Pipi udah mulai ngembang lagi." Keluh Wina lagi.

"Ya sabar nanti kalau udah sembuh kita olahraga bareng."

Wina hanya mendengus.

"Pulangnya kapan sih?."

"Kata dokternya nanti kalau jahitan ditangan kamu udah dilepas baru boleh pulang." Jelas Ayu.

"Dua hari lagi berarti."

Ayu mengangguk.

"Hari senin mau ada penyambutan pilot baru Win."

"Serius? Siapa nama pilotnya?."

"Aku juga nggak tau Win, kemarin pas rapat cuma bahas acara penyambutan."

"Oh..."

Tak lama tiba-tiba Ayu mendapatkan telefon dari seniornya. Akhirnya Ayu harus meninggalkan Wina seorang diri dirumah sakit.

"Kamu nggakpapa beneran Win?."

"Iya santai aja Ay, lagian udah sehat kok."

"Maaf banget ya ini mendadak soalnya."

Wina mengangguk paham. Setelah Ayu pergi Wina hanya seorang diri diruangan kamar pasien itu.

"Aduh pengen buang air kecil."

Saat kakinya akan turun dari ranjang dia merasa pusing dan Wina jatuh, tetapi dia jatuh kedalam pelukan seseorang. Orang itu membantu Wina untuk kembali keranjang.

"Mahendra.." gumam Wina terkejut jika orang yang membantunya baru saja adalah Mahendra.

"Temannya kemana kok sendiri?."

"Lagi ada urusan."

"Terus tadi mau kemana?."

"Ke kamar mandi."

"Mari saya bantu."

"Terimakasih, tetapi nunggu teman saya saja."

"Oh ya sudah."

Wina tidak jadi ke kamar mandi dia merasa canggung saat ini karena kejadian itu. Diantara mereka hanya keheningan yang tercipta.

"Assalammualaikum."salam seseorang diambang pintu.

"Waalaikumsalam." Jawab mereka berdua bersamaan.

Wina sontak terkejut dia sampai bangun dari tempat tidurnya. Dan orang itu lari kearah Wina.

"Bang..." Gumam Wina didalam pelukannya

Zendi datang langsung memeluk Wina begitu erat, bahkan cukup lama Zendi memeluk Wina.

"Sampai kapan kayak gini terus?." Tanya Wina.

Zendi malah semakin mempererat pelukan itu. Regar dan Mahendra keluar dari ruangan memberikan waktu untuk Zendi dan Wina.

"Bang tangan Wina sakit." Keluh Wina kepada Zendi yang mengenai jahitan tangan Wina.

Zendi melepas pelukan itu dan meminta maaf.

"Udah sehat hehehe." Tangan Wina bergerak seperti orang yang ingin memperlihatkan ototnya.

Zendi hanya diam duduk diranjang dengan wajah dingin menatap Wina.

"Jangan gitu." Wina menutup mata Zendi dengan tangannya.

Tetapi dia masih tetap diam, Wina membuka jarinya yang rapat itu.

LOVE IN STRUGGLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang