Amarah

1.6K 95 16
                                    

Zendi duduk dikursi rumahnya merenung karena sudah kelewatan memarahi istrinya.

"Ayah maafkan saya sudah ingkar janji." Zendi merasa sudah ingkar janji kepada ayah Wina.

Sedari tadi ponsel Wina tidak henti-hentinya bergetar. Zendi coba mengecek.

"Puja ini siapa, dari tadi spam. " Gumam Zendi

Membuka pesan dari Puja.

Puja: mbak maaf jika tadi sempat melihat status whatsapp saya.
Puja: Mungkin mbak sudah tau maksud dari pembicaraan digrup itu, saya meminta maaf sebesar-besarnya karena sudah berperilaku tidak baik di belakang mbak.

Puja: mbak Wina saya ingin menjelaskan semua secara langsung jika berkenan mari kita bertemu empat mata mbak.

"Maksudnya apaan coba. "

Zendi membuka galeri Wina. Langsung membuka folder "hari ini"

Zendi membaca pesan yang Wina baca tadi pagi.  Mengetahui pesan itu Zendi segera ganti baju untuk pergi menyusul Wina.

"Ternyata Wina selama ini memendam ini semua sendirian."

"Aku bodoh banget biarin istriku diginiin sama Atika. Dasar wanita nggak tau diri Atika!" Umpat Zendi

.

Pijar kembali ke Lanud melewati depan kantor Pia Ardhya Garini.

"Itu Wina sama istrinya bang Nazar ngapain."

Pijar menghentikan mobilnya, dia keluar dari mobil dan mengendap-endap untuk mendengar pembicaraan mereka berdua.

"Harus divideo ini. "

Pijar merekam pembicaraan mereka dengan ponselnya. Saat mengetahui Wina ditampar dia langsung menghampiri Wina. Tetapi kameranya masih merekam kejadian itu bahkan Pijar ingin memperlihatkan wajah Atika.

Wajah Pijar sudah merah seperti orang marah, bahkan tangannya sudah mengepal.

Saat Wina memandang kearah Pijar, Atika langsung melihat kearah belakang.

"Ikut saya sekarang!" Tegas Pijar menyeret  Atika.

Wina hanya diam membiarkan Atika dibawa oleh Pijar.

Tak lama datang Reksa menyusul Wina.

"Wina kamu nggakpapa? ayo kita pulang, aku barusan di telfon Pijar suruh jemput kamu. "

Wina mengangguk dan masih menutupi bekas tamparan Atika. Mereka berdua jalan menuju mobil Reksa.  Saat akan menyebrang tiba-tiba berhenti seorang bersepedah tepat dihadapan mereka.

Wina tidak berani melihat dia hanya menunduk, jatuh setetes darah dari bibir Wina.

"Dek!!!! "

"Wina!"

Dua orang itu terkejut saat seragam Wina terkena tetesan darahnya sendiri.

"Kamu kenapa? Ayo kita ke rumah sakit dek. " Zendi memegang tangan Wina.

Wina menepis tangan Zendi , air matanya sudah menetes sejak Zendi menapakkan diri dia tidak bisa menahan air matanya.

"Reksa aku nggak mau ketemu dia dulu. " Kata Wina yang sembunyi dibelakang Reksa.

"Dek ini bisa dibicarain baik-baik, mas minta maaf karena nggak ngertiin kamu. Ayo kita selesain ini semua. " Bujuk Zendi.

Reksa menghadang Zendi untuk mengajak Wina.

"Reksa saya mohon untuk tidak ikut campur masalah ini. "

"Maaf sebelumnya bang, saya diminta Wina untuk melindunginya jika abang sayang dan cinta pada Wina, pasti abang mengerti bagaimana Wina kalau dia sedang seperti ini. "

LOVE IN STRUGGLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang